Manila, Filipina (ANTARA) - Dilihat dari kualitas pemain dan kemampuan olah bola, tim nasional Indonesia yang kini diperkuat pemain-pemain muda dari liga-liga luar negeri bisa saja berada sedikit di atas skuad Filipina.

Namun, jangan buru-buru membuat kesimpulan. Pertandingan kedua kesebelasan pada laga terakhir Grup A Piala AFF 2022 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Senin (2/1), mulai pukul 20.30 waktu setempat atau 19.30 WIB berpotensi mendatangkan kesulitan bagi Indonesia.

Faktor nonteknis berpotensi menjadi penyebabnya. Pertama, tentu saja, Filipina bermain di kandang sendiri. Mereka akan mendapatkan dukungan langsung dari publik Filipina.

Kedua, pertandingan itu akan digelar di stadion dengan lapangan yang terbuat rumput buatan.

Perkara rumput artifisial tersebut dapat memunculkan masalah bagi skuad "Garuda" karena semua pemain Indonesia tidak ada yang rutin bermain di lapangan sejenis. Mereka cuma sesekali mencobanya yakni ketika berlaga di pertandingan atau turnamen tertentu.

Rumput buatan akan membuat pergerakan bola lebih cepat daripada di kondisi alami. Pantulan bola pun berbeda sehingga perlu adaptasi untuk mengendalikannya.

Itu belum lagi ditambah risiko cedera yang mengintai, setidak-tidaknya lecet di kulit lantaran bergesekan dengan permukaan rumput yang kasar.

Lalu faktor terakhir, Filipina berada dalam motivasi besar untuk menampakkan permainan gemilang karena pertandingan versus Indonesia menjadi laga terakhir sang kapten Stephan Shrock di tim nasional.

Shrock, gelandang serang blasteran Jerman-Filipina, akan menutup karier 11 tahunnya di timnas Filipina. Pesepak bola berumur 36 tahun itu begitu emosional saat mengumumkan pertandingan pamungkasnya di timnas dan bertekad memberikan yang terbaik untuk terakhir kalinya.

Timnas Indonesia, yang mengincar kemenangan dengan selisih skor besar demi lolos ke semifinal sebagai juara Grup A, tentu saja mesti waspada.

Pelatih skuad "Garuda" Shin Tae-yong sudah mengantisipasi setiap kemungkinan. Dia meminta pemain untuk fokus sepanjang laga dan menuntaskan setiap peluang yang ada menjadi skor.

Baca juga: Shin harap timnas balas dukungan penuh PSSI dengan juara Piala AFF
Baca juga: Semua pemain timnas harus siap cetak gol ke gawang Filipina


Selanjutnya: Finishing
Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih jelang laga lanjutan Grup A Piala AFF di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina, Minggu (1/1/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa


"Finishing"

Sejatinya, Indonesia hanya perlu hasil imbang untuk berangkat ke babak empat besar Piala AFF 2022.

Skuad "Garuda" kini berada di peringkat kedua klasemen sementara Grup A dengan tujuh poin dari tiga laga (selisih gol +8). Thailand memuncaki klasemen juga dengan tujuh poin dari tiga laga tetapi unggul selisih gol (+9).

Kamboja menguntit dari peringkat ketiga dengan enam poin (tiga laga, selisih gol +4), lalu di bawahnya bertengger Filipina dengan tiga poin dari tiga laga (selisih gol -1) dan Brunei Darussalam di dasar klasemen dengan nol poin dari empat laga (selisih gol -20).

Akan tetapi, karena mengincar posisi juara Grup A supaya mendapatkan beberapa keuntungan seperti memiliki waktu istirahat lebih panjang sebelum bertarung di semifinal, berhak tandang di leg pertama empat besar dan terhindar dari juara Grup B yang kemungkinan besar direbut Vietnam, Indonesia mesti menang besar atas Filipina.

Itu demi melampaui selisih Thailand yang pada pertandingan pamungkasnya akan menjamu Kamboja di Thailand, juga pada Senin (2/1).

Untuk itu, Shin Tae-yong meminta para pemainnya untuk tampil efektif dan sebisa mungkin memanfaatkan setiap peluang.

Baca juga: Shin: Timnas harus tampil efektif kontra Filipina tapi wajib hati-hati

Kualitas "finishing" atau penyelesaian akhir timnas Indonesia pada tiga laga Grup A Piala AFF 2022 kerap mendapatkan sorotan lantaran dianggap tidak efektif.

Saat melawan Kamboja, 23 Desember 2022, Indonesia memang menang 2-1 tetapi dua gol tersebut datang dari 16 tembakan ke gawang, di mana delapan di antaranya tepat sasaran.

Kemudian, kala menundukkan Brunei Darussalam 7-0, 26 Desember 2022, Indonesia menghasilkan total 26 percobaan, setengah di antaranya mengarah ke gawang.

Terkini, 29 Desember 2022, Indonesia yang mengarahkan tiga percobaan ke tepat ke gawang harus bermain imbang 1-1 dengan Thailand. Padahal, dalam laga itu, Thailand cuma menghasilkan satu sepakan pas.

Shin Tae-yong tentu saja tidak mau situasi serupa terjadi waktu timnya bersua Filipina.

Skuad "Garuda" terus memperbaiki di depan gawang dalam setiap latihan.

Shin terus mengasah kemampuan pemainnya dalam setiap kesempatan dengan harapan mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menang.

"Kami tidak akan lengah saat menghadapi Filipina. Kami akan memberikan yang terbaik seperti final, tetapi harus pula hati-hati agar tidak cedera di lapangan sintetis," ujar Shin.

Baca juga: Shin yakin "finishing" timnas membaik seiring banyaknya pertandingan
Baca juga: Shin minta pemain timnas anggap laga versus Filipina partai final

Selanjutnya: Strategi Filipina
Pelatih tim nasional Filipina Josep Ferre (kiri) dan kapten skuadnya Stephan Schrock memberikan pernyataan kepada media pada konferensi pers sebelum laga Grup A Piala AFF 2022 kontra Indonesia di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Minggu (1/1/2023). (ANTARA/Michael Siahaan)


Strategi Filipina

Dari segi teknis, juru taktik Filipina Josep Ferre mengakui keunggulan Indonesia. Walau begitu, dirinya tidak mau kalah sebelum bertanding meski skuadnya (bersama Brunei Darussalam) dipastikan sudah tersingkir dari Piala AFF 2022.

Timnas Filipina, kata Ferre, akan mengantisipasi gelombang serangan Indonesia yang diprediksinya akan menghantam skuad berjuluk "The Azkals".

Untuk itu, Josep Ferre menyiapkan taktik khusus. Salah satunya, tidak membiarkan Indonesia melepaskan umpan-umpan silang ke kotak penalti. Operan panjang (direct) skuad "Garuda" juga disebutnya perlu diperhatikan saksama.

Sementara Filipina, yang diakuinya berada di bawah Indonesia dari segi performa, akan tampil bertahan dan mencuri celah melalui serangan balik.

Baca juga: Filipina janjikan performa gemilang untuk sulitkan Indonesia

Satu keuntungan yang dapat dimanfaatkan Filipina, dia melanjutkan, yaitu kondisi lapangan pertandingan Stadion Rizal Memorial yang menggunakan rumput buatan.

Adapun soal absennya bek tengah naturalisasi Indonesia Jordi Amat karena akumulasi kartu kuning, Josep tidak menganggap itu bekal yang bagus untuk skuadnya.

"Jordi pemain berpengalaman dan bisa diandalkan, tetapi dia bisa digantikan siapa saja dengan level serupa. Akan tetapi, untuk lapangan, rumput artifisial ini akan sangat menantang untuk Indonesia karena pantulan dan kecepatan bola menjadi tidak sama. Kami akan mengambil keuntungan dari situ," kata dia.

Dari catatan pertemuan sejak tahun 1958, laman 11v11.com memaparkan bahwa timnas Indonesia dan Filipina sudah berjumpa 24 kali dengan Indonesia memenangkan 19 laga. Filipina cuma dapat unggul satu kali dan empat sisanya tuntas dengan hasil seri.

Misalnya mampu mengandaskan perlawanan Filipina di Piala AFF 2022, itu akan menjadi kemenangan pertama Indonesia atas "The Azkals" sejak tahun 2014.

Baca juga: Stephan Shrock akhiri karier di timnas Filipina seusai lawan Indonesia
Baca juga: Shin tegaskan timnas siap lawan kesebelasan mana pun jika ke semifinal