Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta jajarannya bersama pengelola sarana dan prasarana transportasi, memperketat pengawasan aspek keselamatan di semua moda transportasi.

“Saya minta pengawasan dilakukan lebih konservatif atau lebih hati-hati dan teliti. Demi memastikan keselamatan penumpang, di tengah kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi hingga awal Januari tahun 2023,” kata Menhub saat menggelar Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, secara daring di Jakarta, Sabtu.

Menhub mengatakan, sektor penyeberangan dan laut menjadi sektor yang sangat krusial mengingat sejumlah insiden yang telah terjadi akibat dari cuaca ekstrem.

“Jika memang harus menunda perjalanan, lakukan dengan tegas. Karena aspek keselamatan menjadi yang utama,” ujarnya.

Sejumlah simpul transportasi yang menjadi perhatian Menhub adalah simpul transportasi yang mengalami lonjakan cukup signifikan, di antaranya yakni penyeberangan Merak-Bakauheni, penyeberangan kapal rakyat di Muara Angke, Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali, Stasiun KA di Semarang, dan beberapa simpul transportasi lainnya.

“Hari ini saya sengaja mengumpulkan seluruh jajaran Kemenhub dan para pengelola sarana dan prasarana transportasi di seluruh Indonesia, untuk memberikan sejumlah catatan penting terkait aspek keselamatan di tengah kondisi cuaca yang tidak bersahabat,” katanya.

Lebih lanjut, Menhub meminta jajarannya dan seluruh pengelola transportasi untuk mengecek secara rutin kondisi cuaca terkini dari BMKG, karena dalam hitungan detik bisa berubah.

Dengan adanya curah hujan yang tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi, banjir, dan longsor, sejumlah perjalanan transportasi berpotensi mengalami sejumlah gangguan seperti, penundaan atau pembatalan perjalanan, pengalihan arus lalu lintas, dan lain-lain.

Sejumlah upaya yang telah dilakukan Kemenhub bersama pemangku kepentingan terkait untuk lebih meningkatkan aspek keselamatan perjalanan, di antaranya yaitu di sektor darat, melakukan pengalihan arus lalu lintas dari jalan yang terdampak banjir. Di sektor penyeberangan, melarang angkutan yang bermuatan lebih (ODOL) untuk masuk ke kapal.

Kemudian di sektor laut, mengoperasikan kapal-kapal besar dan memiliki draft yang dalam sehingga lebih stabil dalam menghadapi gelombang tinggi (2-3 meter).

Di sektor udara, menyediakan pesawat wide body agar penumpang yang diangkut bisa lebih banyak dengan adanya sejumlah penundaan penerbangan.

Selanjutnya di sektor kereta api, melakukan pembersihan rel-rel kereta api dari benda-benda saat tergenang air, akibat curah hujan yang tinggi.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bakauheni Capt. Tommy Aronda menyampaikan bahwa pihaknya memprioritaskan keselamatan pelayaran di wilayah kerjanya, khususnya terkait kondisi cuaca yang terjadi selama Angkutan Natal dan Tahun Baru.

"Sepanjang itu memenuhi aspek keselamatan kapal penumpang, maka kami izinkan untuk berlayar," kata Tommy.

Ia mengatakan, dalam mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB), KSOP Bakauheni memastikan bahwa jumlah penumpang, jumlah alat keselamatan, kondisi cuaca terkini, serta faktor teknis lain turut menjadi pertimbangan.

Tommy menegaskan bahwa pengelolaan transportasi yang berkeselamatan perlu terus ditingkatkan agar masyarakat dapat menikmati perjalanan libur Nataru secara aman, nyaman dan selamat.

"Koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait selalu dilakukan agar Angkutan Nataru berjalan lancar," katanya.


Baca juga: Menhub perkirakan jalur Puncak Bogor padat mulai malam ini dan besok

Baca juga: Menhub : Jatuhnya mobil ke laut di Dermaga 2 Merak jadi pelajaran