Rapper muda asal Bali ciptakan lagu soal sisi gelap media sosial
29 Desember 2022 15:01 WIB
Penyanyi rap Dion Devano (tengah) saat mengenalkan lagunya soal sisi gelap media sosial di Denpasar, Bali, Kamis (29/12/2022). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Denpasar (ANTARA) - Rapper atau penyanyi rap muda pendatang baru asal Bali Dion Devano menciptakan sebuah lagu perdana soal sisi gelap media sosial TikTok yang kerap ia lihat.
"Kebetulan saya main TikTok jadi ada ide bikin lirik tentang sisi gelapnya, di mana waktu itu saya lihat orang siaran langsung, menunjukkan kekurangannya seperti penyakitnya untuk mendapatkan hadiah, jadi saya konsentrasinya ke sana," kata pemuda bernama lengkap I Made Dion Devano Putra Tirta itu di Denpasar, Kamis.
Pemuda kelahiran 2001 itu menyebutkan bahwa masih banyak lagi sisi gelap media sosial yang ia muat dalam lirik lagu berjudul Tokxic, dengan harapan agar para pendengarnya tak memanfaatkan TikTok untuk hal negatif, padahal banyak hal baik yang bisa diperoleh dari sana.
"Saya ingin menyampaikan pesan ke orang-orang yang mengambil keuntungan dari kekurangan, ada juga lirik 'di TikTok semua ada, semua saling cerita mulai dari dukun sakti manusia antibully sampai semua orang yang jadi diri sendiri tapi tak dihargai oleh society' itu mencerminkan kasus bullying karena di media sosial banyak yang fisiknya kurang tidak dapat tempat," ujarnya.
Mahasiswa Hukum Universitas Pendidikan Nasional di Bali itu mengaku terinspirasi untuk masuk industri musik dari Rapper Indonesia Rich Brian, yang lagunya sudah ia dengar sejak menginjak kelas 3 sekolah menengah pertama.
Baca juga: "Trusted Media Summit" di Bali rekomendasikan regulasi-otoritas media
Baca juga: Japelidi Bali gencarkan sosialisasi literasi digital songsong G20
"Saya dengar lagu Dat Stick Rich Brian waktu itu dan saya mau masuk rap gara-gara dia, ternyata dia orang Indonesia, luar biasa sekarang musiknya bisa sampai Amerika," kata dia bercerita.
Dion juga menjelaskan bahwa dia maupun keluarganya tak memiliki latar belakang bermusik, namun, saat pandemi COVID-19 pemuda tersebut merekam dirinya yang sedang menyanyi rap dengan lirik soal pandemi, hingga akhirnya sang ibu mendengar dan dikenalkan kepada label musik.
"September 2022 saya baru kenal sutradara estmusic Erick EST, lalu proses nulis liriknya menghabiskan waktu satu minggu karena sambil kuliah. Kita rekaman satu minggu lalu buat video klip di Oktober," jelasnya.
Erick EST sendiri menuturkan kekagumannya terhadap Dion Devano, di mana saat ini industri musik cukup ketat apalagi dengan genre rap namun Dion memiliki nilai dan bakat menurutnya.
"Selain bakat menyanyi, dia juga cerdas dalam menyampaikan sesuatu yang orang bisa paham lewat lagunya, kita ingin memperkenalkan Dion sebagai anak muda yang kritis dan terbaru," kata dia.
Erick menyadari kondisi industri musik rap yang masih jarang di Indonesia, khususnya Bali karena di Jakarta nama Iwa K dan Ras Muhamad masih terkenal, namun dengan usaha timnya dalam melatih, mempromosikan, dan mencarikan pemuda asal Pulau Dewata itu wadah dalam bermusik ia yakin ini menjadi langkah awal yang positif.
Baca juga: Seniman ukir di Bali pasarkan gitar hingga mancanegara lewat medsos
Baca juga: Polda Bali ringkus tiga tersangka perdagangan orang melalui medsos
"Kebetulan saya main TikTok jadi ada ide bikin lirik tentang sisi gelapnya, di mana waktu itu saya lihat orang siaran langsung, menunjukkan kekurangannya seperti penyakitnya untuk mendapatkan hadiah, jadi saya konsentrasinya ke sana," kata pemuda bernama lengkap I Made Dion Devano Putra Tirta itu di Denpasar, Kamis.
Pemuda kelahiran 2001 itu menyebutkan bahwa masih banyak lagi sisi gelap media sosial yang ia muat dalam lirik lagu berjudul Tokxic, dengan harapan agar para pendengarnya tak memanfaatkan TikTok untuk hal negatif, padahal banyak hal baik yang bisa diperoleh dari sana.
"Saya ingin menyampaikan pesan ke orang-orang yang mengambil keuntungan dari kekurangan, ada juga lirik 'di TikTok semua ada, semua saling cerita mulai dari dukun sakti manusia antibully sampai semua orang yang jadi diri sendiri tapi tak dihargai oleh society' itu mencerminkan kasus bullying karena di media sosial banyak yang fisiknya kurang tidak dapat tempat," ujarnya.
Mahasiswa Hukum Universitas Pendidikan Nasional di Bali itu mengaku terinspirasi untuk masuk industri musik dari Rapper Indonesia Rich Brian, yang lagunya sudah ia dengar sejak menginjak kelas 3 sekolah menengah pertama.
Baca juga: "Trusted Media Summit" di Bali rekomendasikan regulasi-otoritas media
Baca juga: Japelidi Bali gencarkan sosialisasi literasi digital songsong G20
"Saya dengar lagu Dat Stick Rich Brian waktu itu dan saya mau masuk rap gara-gara dia, ternyata dia orang Indonesia, luar biasa sekarang musiknya bisa sampai Amerika," kata dia bercerita.
Dion juga menjelaskan bahwa dia maupun keluarganya tak memiliki latar belakang bermusik, namun, saat pandemi COVID-19 pemuda tersebut merekam dirinya yang sedang menyanyi rap dengan lirik soal pandemi, hingga akhirnya sang ibu mendengar dan dikenalkan kepada label musik.
"September 2022 saya baru kenal sutradara estmusic Erick EST, lalu proses nulis liriknya menghabiskan waktu satu minggu karena sambil kuliah. Kita rekaman satu minggu lalu buat video klip di Oktober," jelasnya.
Erick EST sendiri menuturkan kekagumannya terhadap Dion Devano, di mana saat ini industri musik cukup ketat apalagi dengan genre rap namun Dion memiliki nilai dan bakat menurutnya.
"Selain bakat menyanyi, dia juga cerdas dalam menyampaikan sesuatu yang orang bisa paham lewat lagunya, kita ingin memperkenalkan Dion sebagai anak muda yang kritis dan terbaru," kata dia.
Erick menyadari kondisi industri musik rap yang masih jarang di Indonesia, khususnya Bali karena di Jakarta nama Iwa K dan Ras Muhamad masih terkenal, namun dengan usaha timnya dalam melatih, mempromosikan, dan mencarikan pemuda asal Pulau Dewata itu wadah dalam bermusik ia yakin ini menjadi langkah awal yang positif.
Baca juga: Seniman ukir di Bali pasarkan gitar hingga mancanegara lewat medsos
Baca juga: Polda Bali ringkus tiga tersangka perdagangan orang melalui medsos
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: