"Semoga kursi roda ini dapat membantu anak-anak yang menderita kanker untuk beraktivitas," kata Wakil Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa di Denpasar, Rabu.
Ayu Kristi bersama Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Denpasar Ida Ayu Widnyani Wiradana menyerahkan bantuan kursi roda itu yang diterima Pembina Yayasan Peduli Anak Kanker Bali Dwi Wahyu Kurniawan.
"Pemerintah Kota Denpasar tentunya terus berupaya memberikan pelayanan yang optimal di bidang kesehatan untuk warga Kota Denpasar," ujar istri Wakil Wali Kota Denpasar ini.
Baca juga: K3S Denpasar serahkan bantuan kursi roda untuk para lansia
Bantuan kursi roda tersebut, lanjut dia, merupakan satu bukti nyata kepedulian di bidang kesehatan.
"Bantuan ini memang tidak seberapa. Namun, pemerintah akan terus berupaya agar kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan. Tentunya dengan menggandeng pihak ketiga," katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr AA Ngurah Gede Dharmayuda menambahkan bahwa bantuan yang diserahkan merupakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari pihak swasta.
Momen akhir tahun digunakan berbagi kasih dengan masyarakat Kota Denpasar melalui YKI yang ada di Kota Denpasar.
"Kegiatan yang serupa juga dilakukan dengan menyasar rumah-rumah singgah sesuai berkoordinasi dengan Koordinator YKI Provinsi Bali dan diarahkan langsung ke yayasan," ujar Dharmayuda
Baca juga: Pemkot Denpasar terima CSR kursi roda penyandang disabilitas
Sementara itu, Pembina Yayasan Peduli Anak Kanker Bali Dwi Wahyu Kurniawan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar atas bantuan kursi roda yang diberikan.
Menurutnya kursi roda ini sangat membantu khususnya untuk pasien-pasien yang mau ke rumah sakit atau yang tidak mampu berjalan.
Untuk saat ini, jumlah pasien yang ada sebanyak 12 hingga 18 pasien, dengan daya tampung fasilitas di yayasan sebenarnya untuk 16 pasien.
"Selama mereka tinggal di sini, semua biaya hidup pasien ditanggung yayasan termasuk makan, minum dan salah satu obat yang tidak ditanggung pemerintah," katanya.
Pasien yang tinggal di sini menderita kanker darah, kanker getah bening, kanker mata, kanker hati, kanker tulang dan lain sebagainya.
"Mayoritas pasien di sini mengidap kanker darah. Bahkan dominan asal pasien berasal dari Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat," ujarnya.
Dwi Wahyu mengatakan bagi masyarakat atau orang tua yang butuh penjelasan terkait penyakit kanker bisa berkunjung ke yayasan setempat untuk diberikan pembinaan dan sosialisasi terkait kanker.
Baca juga: Kemensos siapkan 490 kursi roda dan tongkat sensor untuk disabilitas