Puan minta mitigasi bencana dimaksimalkan antisipasi cuaca ekstrem
27 Desember 2022 20:29 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan ucapan Selamat merayakan Natal tabun 2022 kepada umat Kristiani di Indonesia lewat akun instagramnya. ANTARA/Instargram/@ketua_dprri/pri. (ANTARA/Instargram/@ketua_dprri)
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta agar mitigasi bencana dimaksimalkan menyusul banyaknya bencana alam yang terjadi di penghujung akhir tahun, terlebih potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi di wilayah Jabodetabek.
“Atas potensi hujan ekstrem dan badai di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya, saya mengimbau dilakukannya antisipasi bencana semaksimal mungkin,” kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Terkait mitigasi tersebut, ia meminta pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah, TNI/Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan SAR Nasional (Basarnas), maupun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk memastikan kesiapan terhadap dampak bencana. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas. Jangan sampai ada celah terhadap kemungkinan terburuk,” ujarnya.
Puan menekankan bahwa mitigasi penting dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik infrastruktur secara fisik, sumber daya manusia (SDM), maupun untuk penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana alam.
“Perencanaan yang baik dalam mitigasi bencana sangat penting. Kemudian bagaimana respons dari pihak-pihak yang bertanggung jawab sebagai upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana,” tuturnya.
Selain itu, ujarnya lagi, penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat merupakan hal yang tak kalah penting untuk dilakukan, terutama kepada warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
“Mitigasi bencana juga harus dilengkapi dengan upaya pemulihan demi menjamin keberlangsungan hidup masyarakat pascaterjadi bencana alam,” katanya.
Puan pun mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bencana karena antisipasi juga perlu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Ia menekankan pula agar semua pihak bergotong royong mengatasi bencana alam sehingga keselamatan rakyat dapat terjamin.
“Sebisa mungkin selalu awas terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Kita harus bisa memastikan keselamatan diri dan keluarga,” ungkapnya.
Sebelumnya, peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin melalui twitter pribadinya @EYulihastin menyebutkan akan ada fenomena hujan ekstrem disertai badai, berdasarkan data sistem peringatan dini bencana berbasis satelit, Sadewa.
"Siapapun anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," ucapnya di twitter.
Ia menuliskan badai dari laut akan berpindah ke darat melalui dua jalur yakni dari barat melalui angin baratan yang membawa hujan badai dari laut dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.
Dari sistem peringatan dini itu ia mengkaji bahwa wilayah Banten dan Jakarta serta Bekasi akan menjadi lokasi sentral badai tersebut yang diperkirakan mulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022.
"Konvergensi di darat juga akan terjadi secara masif sehingga hujan persisten pada 28 Desember 2022 akan terjadi meluas, menjangkau wilayah lain di Jawa bagian barat," cuitnya.
“Atas potensi hujan ekstrem dan badai di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya, saya mengimbau dilakukannya antisipasi bencana semaksimal mungkin,” kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Terkait mitigasi tersebut, ia meminta pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah, TNI/Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan SAR Nasional (Basarnas), maupun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Dan pemangku kepentingan lain yang terkait untuk memastikan kesiapan terhadap dampak bencana. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas. Jangan sampai ada celah terhadap kemungkinan terburuk,” ujarnya.
Puan menekankan bahwa mitigasi penting dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik infrastruktur secara fisik, sumber daya manusia (SDM), maupun untuk penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana alam.
“Perencanaan yang baik dalam mitigasi bencana sangat penting. Kemudian bagaimana respons dari pihak-pihak yang bertanggung jawab sebagai upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana,” tuturnya.
Selain itu, ujarnya lagi, penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat merupakan hal yang tak kalah penting untuk dilakukan, terutama kepada warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
“Mitigasi bencana juga harus dilengkapi dengan upaya pemulihan demi menjamin keberlangsungan hidup masyarakat pascaterjadi bencana alam,” katanya.
Puan pun mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bencana karena antisipasi juga perlu dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Ia menekankan pula agar semua pihak bergotong royong mengatasi bencana alam sehingga keselamatan rakyat dapat terjamin.
“Sebisa mungkin selalu awas terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Kita harus bisa memastikan keselamatan diri dan keluarga,” ungkapnya.
Sebelumnya, peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin melalui twitter pribadinya @EYulihastin menyebutkan akan ada fenomena hujan ekstrem disertai badai, berdasarkan data sistem peringatan dini bencana berbasis satelit, Sadewa.
"Siapapun anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," ucapnya di twitter.
Ia menuliskan badai dari laut akan berpindah ke darat melalui dua jalur yakni dari barat melalui angin baratan yang membawa hujan badai dari laut dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.
Dari sistem peringatan dini itu ia mengkaji bahwa wilayah Banten dan Jakarta serta Bekasi akan menjadi lokasi sentral badai tersebut yang diperkirakan mulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022.
"Konvergensi di darat juga akan terjadi secara masif sehingga hujan persisten pada 28 Desember 2022 akan terjadi meluas, menjangkau wilayah lain di Jawa bagian barat," cuitnya.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022
Tags: