Jakarta (ANTARA) - COVID-19 memaksa seluruh lini bisnis di Indonesia bahkan dunia beradaptasi dengan digitalisasi untuk tetap melangsungkan usahanya di tengah pembatasan mobilitas, tak terkecuali industri asuransi.
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) sebagai salah satu asuransi umum di Indonesia pun tak ketinggalan menjadikan momen pandemi sebagai kesempatan mengembangkan layanan dan produk melalui digitalisasi.
"Kontribusi dalam bentuk digital sangat diperlukan, terutama dalam situasi pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19," ungkap Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat.
Pada tahun 2019, Tugu Insurance membuat aplikasi t drive atau safety driving yang dapat diunduh melalui ponsel pintar. Aplikasi ini dapat digunakan pelanggan dalam membeli produk Tugu Insurance yang dilengkapi dengan fungsi safety driving monitoring untuk memantau cara berkendara pelanggan dan memperbaikinya agar dapat menurunkan risiko kecelakaan.
Seiring dengan pengembangan aplikasi t drive, perusahaan juga meluncurkan aplikasi t friends yang digunakan oleh tenaga pemasar Tugu Insurance untuk menawarkan produk kepada pelanggan tanpa proses pengisian tertulis. Melalui aplikasi ini, pemasar produk Tugu Insurance juga bisa bertransaksi dengan pelanggan tanpa harus bertemu.
Aplikasi t friends dibuat saat hampir seluruh masyarakat melakukan kerja dari rumah atau work from home (WfH) akibat COVID-19, sehingga memunculkan ide berbisnis tanpa harus bertemu dengan klien.
Kedua aplikasi ini dapat menerbitkan polis secara real time setelah nasabah melakukan pembayaran premi. Calon nasabah juga bisa membeli produk Tugu Insurance melalui beberapa platform daring yang bekerja sama, seperti Pasar Polis, Fuse, Lifepal, dan Qoala.
Tugu Insurance turut bersinergi dengan aplikasi MyPertamina dalam pemasaran produk, terutama asuransi ritel. Saat ini produk t-drive (asuransi mobil), t-ride (asuransi motor), dan t-fracture (asuransi patah tulang) sudah bisa dibeli melalui aplikasi MyPertamina.
T-ride merupakan produk asuransi kendaraan bermotor yang dapat memberikan perlindungan untuk motor nasabah dengan jaminan total loss serta dapat ditambah dengan perluasan yang dimiliki oleh Tugu Insurance, sedangkan t-drive merupakan produk asuransi kendaraan bermotor yang dapat memberikan perlindungan untuk mobil nasabah dengan jaminan komprehensif ataupun total loss serta dapat ditambah dengan perluasan atau fitur menarik yang dimiliki oleh Tugu Insurance.
Selanjutnya, t-fracture merupakan produk asuransi kecelakaan diri yang dapat memberikan perlindungan terhadap risiko patah tulang yang diakibatkan oleh kecelakaan.
Kemudahan akses pembelian produk asuransi Tugu Insurance melalui digitalisasi maupun platform daring rekanan diharapkan menjawab kebutuhan masyarakat untuk memiliki produk asuransi, apalagi ditambah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan proteksi saat pandemi melanda.
Tak hanya membeli polis, untuk klaim, Tugu Insurance juga memberikan kemudahan melalui digitalisasi, salah satunya melalui aplikasi t drive yang bisa membantu klaim asuransi kendaraan. Tugu Insurance juga melayani nasabahnya dengan layanan bantuan 24 jam, yakni t rex (Tugu Real Experience).
Khusus untuk klaim kendaraan, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini menyediakan empat kanal, yaitu melalui aplikasi t drive, Call TIA dengan Whatsapp atau telepon, mengakses dan isi formulir online di laman resmi Tugu Insurance atau TIA Web Chat, serta langsung mengunjungi kantor cabang dan T-Shop yang ada di kota nasabah.
Literasi digital
Digitalisasi Tugu Insurance dilakukan sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan inklusi keuangan pada umumnya dan khususnya pada industri asuransi. Namun, perusahaan tidak hanya berfokus kepada inklusi keuangan dengan menggencarkan pemasaran produk melalui kanal digital, tetapi mengarahkan pula digitalisasi untuk literasi keuangan.
Kondisi tersebut mengingat cukup tingginya kesenjangan antara inklusi dengan literasi keuangan di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 menunjukkan jarak antara tingkat literasi dan tingkat inklusi mencapai 35,42 persen, di mana literasi hanya sebesar 49,68 persen, sedangkan inklusi 85,1 persen.
Meski kesenjangan tersebut menurun dari tahun 2019 yang sebesar 38,16 persen, celah antara literasi dan inklusi keuangan harus terus ditekan agak tak terlalu jauh bahkan bisa sama. Dengan demikian dibutuhkan kerja sama dari seluruh pihak, termasuk industri asuransi.
Tingkat literasi pada masa digital saat ini menjadi salah satu aspek penting untuk terus dikembangkan agar masyarakat semakin bijak dalam menggunakan teknologi. Melihat kebutuhan ini, Tugu Insurance turut berkontribusi dalam peningkatan literasi digital melalui berbagai media sosial dan platform meeting online.
Tugu Insurance secara rutin melaksanakan berbagai edukasi literasi melalui kedua saluran tersebut guna membekali publik dengan pengetahuan mengenai pengelolaan finansial, khususnya dalam hal pengelolaan risiko dan mengenai produk asuransi.
Kegiatan tersebut pun terbukti cukup efektif dan efisien dikarenakan jumlah publik yang hadir dalam kegiatan tersebut mencapai ratusan orang.
Topang kinerja
Digitalisasi produk dan layanan yang dilakukan Tugu Insurance berdampak positif kepada kinerja perusahaan. Hingga 30 September 2022, perusahaan meraih perolehan laba tahun berjalan konsolidasian senilai Rp262,21 miliar.
Angka tersebut naik signifikan sebesar 15 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp228,79 miliar.
Pada triwulan ketiga tahun ini, Tugu Insurance tetap menunjukkan kinerja positif baik dalam pencatatan produksi premi, pendapatan underwriting, pendapatan investasi, hingga pendapatan usaha lainnya
Perolehan produksi premi bruto konsolidasian tercatat Rp4,73 triliun atau naik 10 persen (yoy), diikuti dengan pendapatan underwriting Rp1,68 triliun yang naik persen (yoy). Pada periode ini, lini bisnis asuransi kebakaran masih memberikan kontribusi produksi premi terbesar yakni Rp1,76 triliun atau naik 25 persen (yoy).
Tugu Insurance optimistis dapat mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun 2022 melalui produksi premi di beberapa class of business (CoB) perusahaan, antara lain dengan penyumbang terbesar premi yakni lini bisnis kebakaran dan properti.
Kinerja baik perusahaan pada tahun ini tentunya akan menopang kondisi Tugu Insurance di tahun 2023 yang penuh tantangan. Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmeang pun optimistis bisnis asuransi umum masih akan tumbuh positif di tengah ancaman resesi global pada tahun 2023.
"Pada tahun 2023, kami memandang industri asuransi umum masih akan cukup baik dan akan tetap menjadi pendukung ataupun refleksi dari pertumbuhan ekonomi nasional," kata Trinita.
Keyakinan tersebut seiring dengan pasokan, permintaan, kesadaran, dan pemasaran asuransi umum, baik dari properti maupun kendaraan bermotor.
Trinita menjelaskan pertumbuhan positif asuransi umum tahun depan akan didorong oleh asuransi properti atau harta benda, asuransi pengangkutan barang dan distribusi barang, asuransi rekayasa atau engineering, serta asuransi kendaraan bermotor, baik dari penjualan kendaraan roda empat dan roda dua.
Selain itu, asuransi kredit, sebagai bentuk dari pemberdayaan maupun penguatan ekonomi masyarakat, juga masih akan bertumbuh sehingga menjadi penopang pertumbuhan industri asuransi umum.
Tugu Insurance telah memasarkan berbagai produk asuransi umum dengan basis konvensional maupun syariah. Produk-produk itu antara lain, asuransi harta benda atau properti, asuransi pengangkutan (marine cargo), asuransi rangka kapal (marine hull), asuransi rangka pesawat (aviation), dan asuransi satelit.
Perusahaan juga melayani produk asuransi energi onshore maupun offshore, asuransi rekayasa (engineering), asuransi tanggung gugat (liability), asuransi kecelakaan diri dan kesehatan, asuransi kredit, penjaminan (suretyship), dan asuransi aneka risiko yang tidak dijamin pada produk asuransi lainnya serta asuransi personal and financial lines.
Artikel
Jurus Tugu Insurance melindungi masyarakat dengan digitalisasi
Oleh Agatha Olivia Victoria
27 Desember 2022 19:31 WIB
Arsip. Direksi Tugu Insurance saat "public expose" perusahaan kuartal III 2019 di Jakarta, Kamis (14-11-2019). ANTARA/pri.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022
Tags: