Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan adanya sebuah pendingin besar atau cold storage untuk menyimpan bahan pangan minimal satu bulan lamanya.

“Kita usahakan agar kita ada stok pangan. Ada pendingin yang besar, cold storage, kita punya stok pangan satu bulan. Kalau tidak bisa satu bulan, ya dua minggu dulu. Dua minggu sudah, tiga minggu. Tiga minggu sudah, satu bulan. Dari awal hingga kita punya stok pangan satu bulan setengah,” kata Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Mendag mengungkapkan bagaimana sejumlah negara seperti Qatar dan Arab Saudi memiliki stok pangan hingga tiga bulan lamanya.

“Kalau bapak pergi ke Dubai, Qatar atau Arab Saudi atau negara maju, ada stok pangan untuk dua tiga bulan,” kata Mendag.dalam sambutan di webinar dengan tema "Polemik Impor Beras di Akhir Tahun" yang digelar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Mendag memberikan contoh bahan pangan seperti telur di Indonesia, di mana telur yang baru keluar dari ayam langsung dijual pada hari yang sama.

“Kalau permintaannya besok banyak, harganya naik. Kalau permintaannya besok sedikit, harganya turun. Ayam dipotong, dijual pagi. Harganya bagus. Kalau makin siang, harganya turun. Karena kalau tidak laku, ayamnya busuk,” jelas Mendag.

Mendag melanjutkan hal tersebut termasuk cabai langsung dijual seusai panen. Menurut Mendag, hal tersebut termasuk soal beras yang saat ini terjadi.

“Kalau panen cabai hari ini, dijual hari ini. Kalau besok busuk. Kita tidak ada. Yang ada hanya beras. Itu pun beras, sekarang keadaannya seperti itu. Penduduk kita 270 juta. Lah ini yang saya usul, agar kita benahi,” pungkas Mendag.


Baca juga: Mendag akui Indonesia tidak punya rencana stok pangan
Baca juga: Bapanas: Stok beras Bulog idealnya 1,2 juta ton
Baca juga: Jaga stok daging, Badan Pangan dorong kerja sama cold storage