BNPB antisipasi dampak cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat
27 Desember 2022 12:40 WIB
Arsip Foto. Pengendara sepeda motor melaju menerobos hujan di Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (21/12/2022). (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengantisipasi dampak kondisi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Jawa Barat, khususnya di sekitar daerah aliran Sungai Sukanegara.
"Untuk Jawa Barat di daerah aliran Sungai Sukanegara, ada tiga kabupaten, Subang, Indramayu, Sumedang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Grha BNPB Jakarta, Selasa.
BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Perhubungan, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memantau kondisi cuaca serta menyiagakan sumber daya guna menghadapi kemungkinan terjadi bencana banjir dan tanah longsor akibat kondisi cuaca ekstrem menjelang akhir tahun.
Suharyanto mengatakan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) diterapkan untuk mitigasi bencana.
"Kita laksanakan TMC, teknologi modifikasi cuaca, sudah dilaksanakan terus-menerus," katanya.
Dengan bantuan dari TNI Angkatan Udara, ia mengatakan, BNPB bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BRIN juga berencana menggunakan teknologi modifikasi cuaca guna menekan risiko bencana di wilayah DKI Jakarta menjelang pergantian tahun.
BMKG memprakirakan kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang disertai petir, dan gelombang tinggi dapat meliputi bagian wilayah Indonesia pada penghujung tahun 2022 hingga awal 2023.
Kondisi cuaca ekstrem selama kurun itu diprakirakan terjadi di bagian Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua.
Baca juga:
Waspadai potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah pada 28-30 Desember
BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem saat Natal dan Tahun Baru
"Untuk Jawa Barat di daerah aliran Sungai Sukanegara, ada tiga kabupaten, Subang, Indramayu, Sumedang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Grha BNPB Jakarta, Selasa.
BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Perhubungan, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memantau kondisi cuaca serta menyiagakan sumber daya guna menghadapi kemungkinan terjadi bencana banjir dan tanah longsor akibat kondisi cuaca ekstrem menjelang akhir tahun.
Suharyanto mengatakan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) diterapkan untuk mitigasi bencana.
"Kita laksanakan TMC, teknologi modifikasi cuaca, sudah dilaksanakan terus-menerus," katanya.
Dengan bantuan dari TNI Angkatan Udara, ia mengatakan, BNPB bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BRIN juga berencana menggunakan teknologi modifikasi cuaca guna menekan risiko bencana di wilayah DKI Jakarta menjelang pergantian tahun.
BMKG memprakirakan kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang disertai petir, dan gelombang tinggi dapat meliputi bagian wilayah Indonesia pada penghujung tahun 2022 hingga awal 2023.
Kondisi cuaca ekstrem selama kurun itu diprakirakan terjadi di bagian Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua.
Baca juga:
Waspadai potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah pada 28-30 Desember
BMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem saat Natal dan Tahun Baru
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: