Bandung (ANTARA) -
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Barat menyatakan realisasi pendapatan daerah hingga tanggal 22 Desember 2022 mencapai Rp32,7 triliun.

Jumlah tersebut didapatkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp22,9 triliun atau capaian realisasinya 103 persen dari target, dengan kontribusi terbesar dari Pajak Daerah sebesar Rp21,1 triliun.

"Pada awal tahun 2022 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan DPRD sudah menetapkan target pendapatan untuk sumber biaya pembangunan. Alhamdulillah di tanggal cantik, yakni tanggal 1, bulan 12, tahun 2022, kami berhasil merealisasikannya. Hampir semua sektor capaiannya 100 persen, termasuk PKB yang realisasinya mencapai Rp8,7 triliun," kata Kepala Bapenda Jawa Barat Dedi Taufik, di Bandung, Senin.

Rincian Pajak Daerah tersebut berasal dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Rp 8,7 triliun dengan kontribusi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Rp5,7 triliun, pajak atas Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) Rp 2,9 triliun, dan Pajak Air Rp74 miliar serta Pajak Rokok Rp3,7 triliun.

Retribusi daerah berkontribusi sebesar Rp35 miliar, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp470 miliar dan Lain-lain PAD yang sah Rp1,2 triliun. Sektor lainnya dari Pendapatan Transfer sebesar Rp9,7 triliun dan lain-lain Rp 45 miliar.

Baca juga: Bapenda Jabar: Potensi kendaraan bodong dihapus capai 7,4 juta unit

Dedi Taufik mengatakan PKB merupakan salah satu dari lima pajak provinsi yang berkontribusi 40 persen terhadap PAD. Menurut dia, capaian itu tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi yang diadaptasi melalui smart tax.

Pembayaran pajak secara daring sejak 2021 terus meningkat dari 600 ribu orang, menjadi ditargetkan lebih dari 700 ribu orang tahun ini.

“Dengan strategi smart tax, dan tentu peran serta kerja keras semua pegawai Bapenda, hasil ini bisa tercapai, khususnya masyarakat wajib pajak juga,” kata Dedi.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta kepada Bapenda untuk bisa merealisasikan target pendapatan meski dalam keadaan yang sulit.

“Saya tentu mengapresiasi bahwa Bapenda melebihi target. Tahun depan lebih optimis, meski ada prediksi resesi, kemudian (kedaruratan) COVID-19 sudah surut,” katanya.

Baca juga: Bapenda Jabar: Pemanfaatan e-Samsat oleh warga meningkat