Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemrov NTB) mengupayakan untuk merelokasi warga Pantai Mapak, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram yang terdampak abrasi akibat gelombang laut.

"Insya Allah, kami akan coba lihat lokasi baru-nya," kata Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah di Mataram, Senin.

Ia menegaskan upaya relokasi bagi 15 warga pesisir Pantai Mapak, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram harus segera dilakukan.

"Kebetulan tanah Pemprov berada di belakang Kantor Dinas Perhubungan Kota Mataram, di Jalan Lingkar Selatan," ujarnya.

Gubernur NTB sudah mendatangi lokasi untuk melihat warga terdampak abrasi pada, Ahad (25/12) malam.

Ia menyerahkan bantuan pada warga yang membutuhkan sembilan bahan pokok (sembako) karena para nelayan yang tinggal di sekitar pantai tidak bisa melaut beberapa minggu terakhir.

Gubernur Zulkieflimansyah juga mendatangi pantai Pura Segara dan Loang Baloq yang juga terdampak gelombang laut

Bencana abrasi di sepanjang pantai Ampenan sampai Mapak, Kota Mataram menyebabkan rumah warga ambruk dan beberapa rumah rusak. Sebanyak 20 unit rumah rusak akibat gelombang tinggi di Pantai Mapak Indah yang terjadi pada, Sabtu (24/12) pukul 02.00 WITA dini hari. Total ada 28 kepala keluarga (KK).

Sementara Kepala Lingkungan Mapak, Indah Ahmad Zuhdi, menambahkan wilayah Mapak Indah merupakan langganan banjir rob. Ia berharap pemerintah bisa membantu memasang jetty atau pemecah gelombang di wilayah itu.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat lima kabupaten dan kota dilanda bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak tiga hari terakhir di wilayah itu.

Lima daerah yang terdampak bencana itu, antara lain, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, dan Kabupaten Bima. Untuk Kota Mataram dilanda gelombang pasang akibat tingginya air laut yang terjadi di Lingkungan Mapak, Jempong Baru sehingga menyebabkan tiga unit rumah rusak berat dan 17 kepala keluarga (KK) atau 68 jiwa harus diungsikan sementara ke tempat yang lebih aman.

Selanjutnya di Kabupaten Lombok Tengah dengan jenis bencana banjir yang terjadi di dua desa, yakni Desa Mertak meliputi Dusun Mertak, Dusun Awang, Dudung Bumbang, Dusun Serenang dan Dusun Rangkep di Desa Kuta.

"Untuk Lombok Tengah total yang terdampak itu ada 199 KK atau 629 jiwa. Sedangkan untuk rumah rusak masih dalam pendataan," kata Kepala BPBD NTB, Ruslan Abdul Gani.

Untuk Kabupaten Lombok Barat terjadi di Kecamatan Gunung Sari, jenis bencana yang terjadi pohon tumbang akibat angin kencang yang disertai hujan dan kilat yang melanda Desa Penimbung.

Akibat kejadian itu, empat unit rumah warga mengalami rusak berat dan satu unit rusak ringan atau sebanyak 5 KK atau 25 jiwa harus diungsikan.

Kemudian Kabupaten Lombok Timur jenis bencana Angin Puting Beliung yang terjadi pada Sabtu (24/12) di Desa Montong Beter, Kecamatan Sakra Barat. Untuk korban hanya satu KK dan satu unit rumah mengalami rusak berat.

Sedangkan di Kabupaten Bima juga terjadi bencana angin kencang yang disertai hujan deras pada Sabtu kemarin sehingga menyebabkan dua unit rumah rusak sedang dan satu unit rusak ringan di Dusun Sangaru Desa Mbawa, Kecamatan Donggo. Total warga yang terdampak ada tiga KK atau 12 jiwa.

"Jadi total secara keseluruhan ada lima kabupaten dan kota yang mengalami bencana, dengan warga yang terdampak sebanyak 226 KK atau 738 jiwa," demikian Ruslan Abdul Gani..

Baca juga: Dinsos Mataram salurkan bantuan kepada 103 KK terdampak abrasi

Baca juga: Lombok Utara cegah abrasi dengan 5.420 bibit mangrove

Baca juga: Pantai Gerupuk Lombok Tengah alami abrasi

Baca juga: BPBD Mataram usulkan nelayan terdampak abrasi direlokasi