Karyawan Apple Australia mogok kerja saat musim Natal
25 Desember 2022 09:29 WIB
Arsip foto - Seorang pelanggan berdiri di bawah logo Apple yang menyala saat dia melihat ke luar jendela toko Apple yang terletak di pusat Sydney, Australia, 28 Mei 2018. REUTERS/David Gray/pri.
Jakarta (ANTARA) - Karyawan Apple Inc di Australia mogok kerja pada Jumat (23/12) waktu setempat menuntut perusahaan memberikan upah dan kondisi kerja yang lebih layak.
Reuters pada Jumat (23/12) melaporkan pekerja yang diwakili oleh serikat pekerja ritel dan kuliner RAFFWU sebelumnya sudah mengumumkan akan mogok kerja sampai malam Natal.
RAFFWU mengklaim perjanjian kerja yang sudah berumur delapan tahun tidak memberikan libur saat akhir pekan, libur dua hari berturut-turut, jadwal kerja, jeda 12 jam diantara pergantian jadwal kerja (shift) dan upah lembur.
"Perjanjian keja 2014 adalah salah satu yang mendorong pekerja di bawah batas minimum yang sah," kata serikat itu.
Serikat juga meminta Apple segera berdiskusi dengan mereka dan mengadakan negosiasi untuk perjanjian kerja yang lebih adil.
Apple tidak berkomentar untuk isu itu.
Beberapa waktu lalu, Apple juga menghadapi aksi protes dari pekerja manufaktur produksi iPhone di China karena aturan COVID-19 yang sangat ketat di negara itu dan kebijakan di pabrik yang dinilai kurang memihak pada pekerja.
Baca juga: Pabrik iPhone di China tanggapi kaburnya karyawan hindari "lockdown"
Baca juga: Apple izinkan karyawan tak pakai masker
Baca juga: Karyawan Apple di Maryland gabung serikat pekerja
Reuters pada Jumat (23/12) melaporkan pekerja yang diwakili oleh serikat pekerja ritel dan kuliner RAFFWU sebelumnya sudah mengumumkan akan mogok kerja sampai malam Natal.
RAFFWU mengklaim perjanjian kerja yang sudah berumur delapan tahun tidak memberikan libur saat akhir pekan, libur dua hari berturut-turut, jadwal kerja, jeda 12 jam diantara pergantian jadwal kerja (shift) dan upah lembur.
"Perjanjian keja 2014 adalah salah satu yang mendorong pekerja di bawah batas minimum yang sah," kata serikat itu.
Serikat juga meminta Apple segera berdiskusi dengan mereka dan mengadakan negosiasi untuk perjanjian kerja yang lebih adil.
Apple tidak berkomentar untuk isu itu.
Beberapa waktu lalu, Apple juga menghadapi aksi protes dari pekerja manufaktur produksi iPhone di China karena aturan COVID-19 yang sangat ketat di negara itu dan kebijakan di pabrik yang dinilai kurang memihak pada pekerja.
Baca juga: Pabrik iPhone di China tanggapi kaburnya karyawan hindari "lockdown"
Baca juga: Apple izinkan karyawan tak pakai masker
Baca juga: Karyawan Apple di Maryland gabung serikat pekerja
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: