Komnas dorong kebijakan perlakuan khusus capai keseimbangan gender
23 Desember 2022 17:32 WIB
Tangkapan layar - Komisioner Komnas Perempuan Subkomisi Pendidikan Alimatul Qibtiyah dalam Seminar HUT Korpri ke-51 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (5/12/2022) (FOTO ANTARA/Suci Nurhaliza)
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah mendorong adanya kebijakan yang memuat perlakuan khusus untuk mencapai keseimbangan gender dalam jenjang kepemimpinan perempuan di ranah publik.
"Perlu adanya pemahaman baru dalam masyarakat dan kebijakan yang memuat perlakuan khusus atau affirmative action untuk mencapai keseimbangan gender," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Menurut dia perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan perlakuan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Dalam hal ini, kondisi perempuan dan laki-laki tidak sama, baik secara biologis dan peran-peran gender dalam keluarga dan masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh kultur, khususnya budaya patriarki.
Ia menilai budaya patriarki menjadi penyebab beban perempuan karier lebih berat dibanding dengan laki-laki karier.
"Di mana akhirnya perempuan cenderung memilih keluarga daripada peluang karier yang ada di depan mata," kata dia.
Menurut dia, pengaruh budaya patriarki yang sudah mengakar di masyarakat membuat perempuan secara tidak sadar mengakui dan menganggap pemahaman patriarki sebagai kebenaran yang harus dipatuhi.
Sehingga dampaknya, meskipun perempuan diberi peluang karier yang sama, memiliki kapasitas dan kualifikasi yang sama dengan laki-laki, tetapi perempuan menghadapi hambatan-hambatan yang tidak dimiliki oleh laki-laki.
Saat ini, kata dia, perempuan Indonesia dapat dikatakan sudah mendapat akses yang sama dan dibuka lebar dalam mengakses karier di ranah publik.
"Tentu saja perkembangan ini akan memberikan rasa bangga bagi siapa pun para pejuang perempuan dari zaman ke zaman," katanya.
Namun demikian, faktanya ternyata jumlah perempuan pemimpin masih jauh kecil dibandingkan laki-laki yang menduduki jabatan pimpinan, demikian Alimatul Qibtiyah.
Baca juga: Anak muda perkotaan pria dan wanita respon positif kesetaraan gender
Baca juga: Kongres Ulama Perempuan Indonesia angkat isu kesetaraan gender
Baca juga: W20 serukan pemimpin G20 deklarasikan pentingnya kesetaraan gender
Baca juga: Menteri PPPA : Perlu kolaborasi perjuangkan kesetaraan gender
"Perlu adanya pemahaman baru dalam masyarakat dan kebijakan yang memuat perlakuan khusus atau affirmative action untuk mencapai keseimbangan gender," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Menurut dia perempuan dan laki-laki membutuhkan dukungan dan perlakuan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Dalam hal ini, kondisi perempuan dan laki-laki tidak sama, baik secara biologis dan peran-peran gender dalam keluarga dan masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh kultur, khususnya budaya patriarki.
Ia menilai budaya patriarki menjadi penyebab beban perempuan karier lebih berat dibanding dengan laki-laki karier.
"Di mana akhirnya perempuan cenderung memilih keluarga daripada peluang karier yang ada di depan mata," kata dia.
Menurut dia, pengaruh budaya patriarki yang sudah mengakar di masyarakat membuat perempuan secara tidak sadar mengakui dan menganggap pemahaman patriarki sebagai kebenaran yang harus dipatuhi.
Sehingga dampaknya, meskipun perempuan diberi peluang karier yang sama, memiliki kapasitas dan kualifikasi yang sama dengan laki-laki, tetapi perempuan menghadapi hambatan-hambatan yang tidak dimiliki oleh laki-laki.
Saat ini, kata dia, perempuan Indonesia dapat dikatakan sudah mendapat akses yang sama dan dibuka lebar dalam mengakses karier di ranah publik.
"Tentu saja perkembangan ini akan memberikan rasa bangga bagi siapa pun para pejuang perempuan dari zaman ke zaman," katanya.
Namun demikian, faktanya ternyata jumlah perempuan pemimpin masih jauh kecil dibandingkan laki-laki yang menduduki jabatan pimpinan, demikian Alimatul Qibtiyah.
Baca juga: Anak muda perkotaan pria dan wanita respon positif kesetaraan gender
Baca juga: Kongres Ulama Perempuan Indonesia angkat isu kesetaraan gender
Baca juga: W20 serukan pemimpin G20 deklarasikan pentingnya kesetaraan gender
Baca juga: Menteri PPPA : Perlu kolaborasi perjuangkan kesetaraan gender
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: