Jakarta (ANTARA News) - Kabag Humas PT Pertamina, Abadi Purnama, mengharapkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Sumatera bagian Selatan (Sumbangsel) beberapa hari terakhir dapat selesai pada Senin (8/5) dengan telah datangnya kapal-kapal yang mengangkut pasokan BBM. "Pada Senin (8/5) keterlambatan tersebut sudah dapat diatasi," katanya, di Jakarta, Sabtu. Purnama mengakui adanya antrian BBM yang terjadi di Lampung dan Bengkulu. Namun antrian tersebut akan diatasi secara bertahap dan diharapkan mulai Senin (8/5) sudah dapat diatasi. Ia mengatakan, kelangkaan BBM yang terjadi sejumlah daerah disebabkan masalah pendistribusian saja, karena persediaan nasional sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 21 hari. "Karena sekarang cuaca tidak menentu sehingga terjadi keterlambatan pendistribusian pengapalan," katanya. Ia meminta maaf kepada masyarakat di Sumatera bagian Selatan atas terjadinya kelambatan pasokan BBM tersebut. Ia mengatakan, saat ini harga minyak dunia sangat tinggi. Negara-negara pengekspor minyak juga mengurangi pengapalannya sehingga premiun dan solar sulit didapat di pasar. Indonesia, kata Purnama, memerlukan pasokan dari luar negeri mencapai 350.000 barrel per hari, sehingga mengalami kesulitan memperoleh minyak. Purnama juga menjelaskan, depo-depo di daerah memiliki kebijakan sendiri. Apabila persediaan di depo mulai berkurang maka BBM yang didistsribusikan ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) diberi jatah. "Biasanya kalau sudah ada penjatahan orang mulai `panic buying` (terjadi kepanikan sehingga membeli dalam jumlah besar)," katanya. Sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena penjatahan itu disebabkan persediaan di depot sedang menyusut. Antrian, katanya, akan dapat diatasi. Sebelumnya, Pertamina dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan pada Jumat (5/5), pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Lampung telah normal kembali. Namun kenyataannya hingga Sabtu (6/5), konsumen masih antri di sejumlah SPBU.(*)