Dolar menguat di awal sesi Asia, yen incar kenaikan mingguan
23 Desember 2022 09:36 WIB
Arsip foto - Dolar AS digambarkan di kota Shiyan, provinsi Hubei, China, 3 November 2022. ANTARA/CFOTO/Sipa USA via Reuters Conne/Costfoto/pri.
Singapura (ANTARA) - Dolar berada di posisi terdepan di awal sesi Asia pada Jumat pagi, karena data ekonomi AS yang solid memperkuat kebutuhan Federal Reserve untuk tetap berada di jalur pengetatan kebijakan moneter yang agresif dan semakin meningkatkan kemungkinan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Greenback naik secara luas semalam, meskipun tertatih-tatih terhadap yen Jepang, yang terus menarik permintaan kuat setelah perubahan kebijakan mengejutkan bank sentral Jepang (BoJ) di awal pekan.
Sterling sedikit lebih tinggi di 1,2038 dolar setelah merosot ke level terendah tiga minggu di 1,1993 dolar semalam.
Euro naik tipis 0,01 persen menjadi 1,0601 dolar, dengan mata uang tunggal di bawah tekanan luas baru-baru ini karena kombinasi pertumbuhan zona euro yang lemah, perang Ukraina dan jalur kebijakan Fed yang hawkish.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih rendah dari yang diharapkan minggu lalu, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang masih ketat, menurut data yang dirilis pada Kamis (22/12).
Laporan kedua juga pada hari yang sama mengkonfirmasi bahwa ekonomi AS pulih pada kuartal ketiga setelah berkontraksi pada paruh pertama tahun ini, dan dengan laju yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Pasar terus meningkat di tengah pemikiran tentang apa yang akan dilakukan Fed selanjutnya," kata Jarrod Kerr, kepala ekonom di Kiwibank.
"Pasar sedang dalam kesulitan yang menarik saat ini, semacam mencoba mencari tahu kapan kenaikan suku bunga terakhir, dan pada level apa."
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS berdiri di 104,35.
Yen sedikit lebih rendah di 132,39 per dolar pada Jumat pagi, tetapi berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar ketiga tahun ini lebih dari 3,0 persen.
Perubahan mengejutkan BoJ pada Selasa (20/12) untuk memungkinkan imbal hasil obligasi 10 tahun bergerak 50 basis poin di kedua sisi target 0 persen, lebih lebar dari kisaran 25 basis poin sebelumnya, telah memberikan momentum kuat untuk penurunan yen sebelumnya. Langkah bank sentral telah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa itu bisa menjadi awal dari pengabaian penuh kebijakan kontrol kurva imbal hasil.
Data yang dirilis pada Jumat menunjukkan bahwa inflasi konsumen inti Jepang mencapai level tertinggi baru dalam 40 tahun sebesar 3,7 persen pada November, karena perusahaan-perusahaan terus membebankan kenaikan biaya ke rumah tangga.
"Angka inflasi Jepang akan diteliti dengan cermat mulai sekarang," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.
"Tren inflasi di Jepang telah meningkat pesat selama beberapa bulan terakhir, dan saya pikir pasar semakin mengharapkan langkah lebih lanjut dari bank sentral Jepang."
Risalah pertemuan kebijakan Oktober BoJ yang dirilis pada Jumat menunjukkan bahwa beberapa pembuat kebijakan menyerukan perlunya memperhatikan bagaimana keluar dari suku bunga sangat rendah di masa depan dapat mempengaruhi pasar dan suku bunga hipotek rumah tangga.
Dalam mata uang lainnya, Aussie naik 0,09 persen menjadi 0,6675 dolar AS, setelah jatuh 0,6 persen semalam. Kiwi turun 0,7 persen semalam dan menyentuh level terendah tiga minggu di 0,6231 dolar AS. Kiwi terakhir 0,03 persen lebih rendah pada 0,6246 dolar AS.
Sementara itu, yuan di pasar luar negeri naik tipis menjadi 7,0038 per dolar.
Rusia akan mulai membeli yuan di pasar mata uang tahun depan jika pendapatan minyak dan gas memenuhi ekspektasi, dua sumber mengatakan kepada Reuters, membuka front baru dalam percepatan dedolarisasi yang dirancang untuk mengurangi ketergantungannya pada keuangan Barat.
Greenback naik secara luas semalam, meskipun tertatih-tatih terhadap yen Jepang, yang terus menarik permintaan kuat setelah perubahan kebijakan mengejutkan bank sentral Jepang (BoJ) di awal pekan.
Sterling sedikit lebih tinggi di 1,2038 dolar setelah merosot ke level terendah tiga minggu di 1,1993 dolar semalam.
Euro naik tipis 0,01 persen menjadi 1,0601 dolar, dengan mata uang tunggal di bawah tekanan luas baru-baru ini karena kombinasi pertumbuhan zona euro yang lemah, perang Ukraina dan jalur kebijakan Fed yang hawkish.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih rendah dari yang diharapkan minggu lalu, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang masih ketat, menurut data yang dirilis pada Kamis (22/12).
Laporan kedua juga pada hari yang sama mengkonfirmasi bahwa ekonomi AS pulih pada kuartal ketiga setelah berkontraksi pada paruh pertama tahun ini, dan dengan laju yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Pasar terus meningkat di tengah pemikiran tentang apa yang akan dilakukan Fed selanjutnya," kata Jarrod Kerr, kepala ekonom di Kiwibank.
"Pasar sedang dalam kesulitan yang menarik saat ini, semacam mencoba mencari tahu kapan kenaikan suku bunga terakhir, dan pada level apa."
Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS berdiri di 104,35.
Yen sedikit lebih rendah di 132,39 per dolar pada Jumat pagi, tetapi berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar ketiga tahun ini lebih dari 3,0 persen.
Perubahan mengejutkan BoJ pada Selasa (20/12) untuk memungkinkan imbal hasil obligasi 10 tahun bergerak 50 basis poin di kedua sisi target 0 persen, lebih lebar dari kisaran 25 basis poin sebelumnya, telah memberikan momentum kuat untuk penurunan yen sebelumnya. Langkah bank sentral telah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa itu bisa menjadi awal dari pengabaian penuh kebijakan kontrol kurva imbal hasil.
Data yang dirilis pada Jumat menunjukkan bahwa inflasi konsumen inti Jepang mencapai level tertinggi baru dalam 40 tahun sebesar 3,7 persen pada November, karena perusahaan-perusahaan terus membebankan kenaikan biaya ke rumah tangga.
"Angka inflasi Jepang akan diteliti dengan cermat mulai sekarang," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia.
"Tren inflasi di Jepang telah meningkat pesat selama beberapa bulan terakhir, dan saya pikir pasar semakin mengharapkan langkah lebih lanjut dari bank sentral Jepang."
Risalah pertemuan kebijakan Oktober BoJ yang dirilis pada Jumat menunjukkan bahwa beberapa pembuat kebijakan menyerukan perlunya memperhatikan bagaimana keluar dari suku bunga sangat rendah di masa depan dapat mempengaruhi pasar dan suku bunga hipotek rumah tangga.
Dalam mata uang lainnya, Aussie naik 0,09 persen menjadi 0,6675 dolar AS, setelah jatuh 0,6 persen semalam. Kiwi turun 0,7 persen semalam dan menyentuh level terendah tiga minggu di 0,6231 dolar AS. Kiwi terakhir 0,03 persen lebih rendah pada 0,6246 dolar AS.
Sementara itu, yuan di pasar luar negeri naik tipis menjadi 7,0038 per dolar.
Rusia akan mulai membeli yuan di pasar mata uang tahun depan jika pendapatan minyak dan gas memenuhi ekspektasi, dua sumber mengatakan kepada Reuters, membuka front baru dalam percepatan dedolarisasi yang dirancang untuk mengurangi ketergantungannya pada keuangan Barat.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: