Bio Farma raih penghargaan sebagai Eksportir Produk Inovatif
20 Desember 2022 13:50 WIB
Direktur Penelitian & Pengembangan Bio Farma Yuliana Indriati berbincang dengan Mendag Zulkifli Hasan pada kegiatan Business Gathering yang digelar oleh Kementerian Perdagangan RI di Jakarta (15/12/2022). ANTARA/HO.
Jakarta (ANTARA) - Induk holding BUMN Farmasi, Bio Farma, dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Primaniyarta dalam kategori Eksportir Produk Inovatif.
Penghargaan Primaniyarta diberikan kepada 14 penerima yang terdiri atas 12 eksportir dan dua kepala daerah terpilih yang terus meningkatkan nilai ekspornya di masa pandemi serta menjadi pelopor pasar baru bagi Indonesia.
"Bio Farma telah menghasilkan vaksin yang berkualitas sesuai standar World Health Organization (WHO)," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangannya yang diterima pada Selasa.
Lebih lanjut, ia menambahkan, Bio Farma telah meningkatkan peran Indonesia di negara berkembang yang tergabung dalam Developing Countries Vaccine Management Network (DCVMN) dan Organization of Islamic Cooperation (OIC) untuk menghasilkan vaksin yang berkualitas dengan harga terjangkau.
"Saat ini produk Bio Farma telah diekspor ke lebih dari 153 negara, bahkan kebutuhan vaksin polio di dunia, dipenuhi oleh Bio Farma sebanyak 70 persen. Realisasi ekspor produk Bio Farma pada tahun 2021 lalu mengalami peningkatan dari sebelumnya 69 juta dolar AS di tahun 2020 menjadi 107 juta dolar AS di tahun 2022," ujar Honesti.
Baca juga: Bio Farma upayakan industri pelayanan kesehatan naik kelas
Di sisi lain, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengundang seluruh penerima penghargaan, termasuk Bio Farma untuk menghadiri Business Gathering di Kementerian Perdagangan, baru-baru ini.
"Pelaku usaha ekspor ini bagi kita adalah pejuang-pejuang bagi merah putih yang akan menjadikan republik ini menjadi negara maju," kata Mendag.
Selain memberikan apresiasi, Zulkifli juga mengatakan pihaknya akan berusaha untuk mendorong dan membantu perusahaan untuk melakukan ekspor.
"Para pejuang ekspor ini harus dibantu agar mudah dan berkembang perusahaanya," katanya.
Direktur Penelitian & Pengembangan Bio Farma Yuliana Indriati menambahkan, ekspor produk Bio Farma terlaksana terutama melalui Badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNICEF, serta melalui kerja sama bilateral dengan negara Asia dan Afrika.
Yuliana menambahkan bahwa produk ekspor Bio Farma meliputi produk jadi seperti vaksin nOPV2, vaksin Hepatitis B, vaksin TT, vaksin TD, serta serta produk vaksin unggulan lainnya.
Ada juga produk bulk seperti Polio Bulk, Measles Bulk, Tetanus Bulk dan lainnya. Bio Farma pun memiliki portfolio produk ekspor berupa Diagnostic Kit seperti Bio VTM, BioCov-19 dan mBioCov-19 untuk PCR Kit, serta BioColomelt untuk Cancer Kit.
Selain itu, ia mengatakan Bio Farma gencar menjalin kerja sama dengan mitra global seperti ProFactor Pharma dari Britania Raya pada September 2022. Dalam kerja sama ini, Bio Farma akan berperan sebagai manufaktur eksklusif untuk kerjasama suplai global produk Recombinant Factor VII.
Yang terbaru, Bio Farma telah menandatangani perjanjian dengan Merck & Co Inc (MSD) dari Amerika Serikat untuk kerja sama transfer teknologi guna memproduksi Vaksin Human Papillomavirus (HPV) yang dibutuhkan untuk percepatan penanggulangan kanker serviks di Indonesia.
Baca juga: Bio Farma tunggu restu pemerintah uji klinis IndoVac untuk anak
Baca juga: Bio Farma produksi alat diagnosa kanker serviks metode baru
Baca juga: Bio Farma dan MSD kerja sama produksi vaksin HPV di Indonesia
Penghargaan Primaniyarta diberikan kepada 14 penerima yang terdiri atas 12 eksportir dan dua kepala daerah terpilih yang terus meningkatkan nilai ekspornya di masa pandemi serta menjadi pelopor pasar baru bagi Indonesia.
"Bio Farma telah menghasilkan vaksin yang berkualitas sesuai standar World Health Organization (WHO)," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangannya yang diterima pada Selasa.
Lebih lanjut, ia menambahkan, Bio Farma telah meningkatkan peran Indonesia di negara berkembang yang tergabung dalam Developing Countries Vaccine Management Network (DCVMN) dan Organization of Islamic Cooperation (OIC) untuk menghasilkan vaksin yang berkualitas dengan harga terjangkau.
"Saat ini produk Bio Farma telah diekspor ke lebih dari 153 negara, bahkan kebutuhan vaksin polio di dunia, dipenuhi oleh Bio Farma sebanyak 70 persen. Realisasi ekspor produk Bio Farma pada tahun 2021 lalu mengalami peningkatan dari sebelumnya 69 juta dolar AS di tahun 2020 menjadi 107 juta dolar AS di tahun 2022," ujar Honesti.
Baca juga: Bio Farma upayakan industri pelayanan kesehatan naik kelas
Di sisi lain, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengundang seluruh penerima penghargaan, termasuk Bio Farma untuk menghadiri Business Gathering di Kementerian Perdagangan, baru-baru ini.
"Pelaku usaha ekspor ini bagi kita adalah pejuang-pejuang bagi merah putih yang akan menjadikan republik ini menjadi negara maju," kata Mendag.
Selain memberikan apresiasi, Zulkifli juga mengatakan pihaknya akan berusaha untuk mendorong dan membantu perusahaan untuk melakukan ekspor.
"Para pejuang ekspor ini harus dibantu agar mudah dan berkembang perusahaanya," katanya.
Direktur Penelitian & Pengembangan Bio Farma Yuliana Indriati menambahkan, ekspor produk Bio Farma terlaksana terutama melalui Badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNICEF, serta melalui kerja sama bilateral dengan negara Asia dan Afrika.
Yuliana menambahkan bahwa produk ekspor Bio Farma meliputi produk jadi seperti vaksin nOPV2, vaksin Hepatitis B, vaksin TT, vaksin TD, serta serta produk vaksin unggulan lainnya.
Ada juga produk bulk seperti Polio Bulk, Measles Bulk, Tetanus Bulk dan lainnya. Bio Farma pun memiliki portfolio produk ekspor berupa Diagnostic Kit seperti Bio VTM, BioCov-19 dan mBioCov-19 untuk PCR Kit, serta BioColomelt untuk Cancer Kit.
Selain itu, ia mengatakan Bio Farma gencar menjalin kerja sama dengan mitra global seperti ProFactor Pharma dari Britania Raya pada September 2022. Dalam kerja sama ini, Bio Farma akan berperan sebagai manufaktur eksklusif untuk kerjasama suplai global produk Recombinant Factor VII.
Yang terbaru, Bio Farma telah menandatangani perjanjian dengan Merck & Co Inc (MSD) dari Amerika Serikat untuk kerja sama transfer teknologi guna memproduksi Vaksin Human Papillomavirus (HPV) yang dibutuhkan untuk percepatan penanggulangan kanker serviks di Indonesia.
Baca juga: Bio Farma tunggu restu pemerintah uji klinis IndoVac untuk anak
Baca juga: Bio Farma produksi alat diagnosa kanker serviks metode baru
Baca juga: Bio Farma dan MSD kerja sama produksi vaksin HPV di Indonesia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: