MUI: Kongres Muslimah Indonesia libatkan 6 negara bahas berbagai isu
19 Desember 2022 22:02 WIB
Tangkapan layar Ketua MUI Bidang PRK MUI Pusat Amany Lubis dalam acara Pembukaan Kongres Muslimah Indonesia ke-3 di Jakarta, Senin (19/12/2022) (ANTARA/YouTube MUI)
Jakarta (ANTARA) - Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga (KRPK) Majelis Ulama Indonesia melibatkan enam negara pada Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 untuk mengidentifikasi dan memberikan rekomendasi terkait berbagai isu perempuan pascapandemi COVID-19
“Para narasumber berjumlah 32 dari Indonesia dan enam dari negara lainnya, Maroko, Tunisia Mesir, Malaysia, Finlandia dan Amerika Serikat,” kata Ketua MUI Bidang PRK MUI Amany Lubis dalam Pembukaan Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Amany menuturkan pandemi COVID-19 selama 2,5 tahun telah berdampak negatif kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan dunia. Namun tetap ada sisi sisi positifnya karena COVID-19 merupakan takdir Allah, yakni masyarakat Indonesia dan dunia bergotong royong untuk mengalahkan pandemi dan mengatasi segala tantangan.
Tugas perempuan, lanjutnya, sama dengan laki laki untuk memperkuat negara dan umat Islam di Indonesia agar terhindar dari segala macam kelemahan. Untuk itu Kongres Muslimah Indonesia ke-3 membahas isu perempuan yang masih bisa dibahas dan diberi solusi dan kemudian dikuatkan dengan pemberian rekomendasi kepada semua pihak yang terlibat.
“Kongres kita InsyaAllah makin menguat dengan partisipasi narasumber dari berbagai dunia dan ini akan menguatkan wawasan perempuan Indonesia juga tentang permasalahan perempuan di dunia,” ujarnya.
Baca juga: Wapres minta Muslimah Indonesia beri perhatian empat masalah utama
Adapun Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 yang berlangsung hingga 21 Desember tersebut terdiri atas empat panel, yakni Peran Perempuan Modern Perspektif Agama dan Perdamaian, Peran dan Kontribusi Perempuan Pasca Pandemi dalam Bidang Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan, Kesehatan dan Sains Teknologi.
Lalu panel tiga membahas Ekonomi Syariah sebagai Solusi Menghadapi Resesi Dunia serta panel terakhir membahas Kedudukan Perempuan dalam Konstitusi di Negara Muslim.
“Kita tetap memperjuangkan ketahanan keluarga, ketahanan pangan dan ketahanan kesehatan melalui banyak sekali literasi dan diskusi di forum ini,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Panitia sekaligus Ketua KPRK MUI Siti Ma’rifah mengatakan bahwa KPRK sebagai wadah para ulama, zuama dan cendekiawan Muslim memiliki tanggung jawab untuk membantu perempuan menghadapi kehidupan pasca COVID-19.
Untuk itu melalui Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 akan dirumuskan mengenai peran dan kontribusi perempuan agar dapat membawa kemaslahatan, keadilan dan kesejahteraan bagi perempuan dan keluarga pada khususnya dan umat negara pada umumnya.
“Kongres Muslimah Indonesia mengambil posisi menyatukan posisi dan langkah serta mengkordinasikan gerakan dengan memperkuat kepemimpinan dan kepeloporan pemimpin ulama perempuan dan cendekiawan Muslimah dalam mengembangkan dan mengusung Islam Rahamatan lil Alamin,” kata dia.
Baca juga: Wapres buka Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia KPRK MUI
Baca juga: Kongres Muslimah Indonesia identifikasi isu perempuan pascapandemi
“Para narasumber berjumlah 32 dari Indonesia dan enam dari negara lainnya, Maroko, Tunisia Mesir, Malaysia, Finlandia dan Amerika Serikat,” kata Ketua MUI Bidang PRK MUI Amany Lubis dalam Pembukaan Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Amany menuturkan pandemi COVID-19 selama 2,5 tahun telah berdampak negatif kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan dunia. Namun tetap ada sisi sisi positifnya karena COVID-19 merupakan takdir Allah, yakni masyarakat Indonesia dan dunia bergotong royong untuk mengalahkan pandemi dan mengatasi segala tantangan.
Tugas perempuan, lanjutnya, sama dengan laki laki untuk memperkuat negara dan umat Islam di Indonesia agar terhindar dari segala macam kelemahan. Untuk itu Kongres Muslimah Indonesia ke-3 membahas isu perempuan yang masih bisa dibahas dan diberi solusi dan kemudian dikuatkan dengan pemberian rekomendasi kepada semua pihak yang terlibat.
“Kongres kita InsyaAllah makin menguat dengan partisipasi narasumber dari berbagai dunia dan ini akan menguatkan wawasan perempuan Indonesia juga tentang permasalahan perempuan di dunia,” ujarnya.
Baca juga: Wapres minta Muslimah Indonesia beri perhatian empat masalah utama
Adapun Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 yang berlangsung hingga 21 Desember tersebut terdiri atas empat panel, yakni Peran Perempuan Modern Perspektif Agama dan Perdamaian, Peran dan Kontribusi Perempuan Pasca Pandemi dalam Bidang Politik, Sosial, Budaya, Pendidikan, Kesehatan dan Sains Teknologi.
Lalu panel tiga membahas Ekonomi Syariah sebagai Solusi Menghadapi Resesi Dunia serta panel terakhir membahas Kedudukan Perempuan dalam Konstitusi di Negara Muslim.
“Kita tetap memperjuangkan ketahanan keluarga, ketahanan pangan dan ketahanan kesehatan melalui banyak sekali literasi dan diskusi di forum ini,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Panitia sekaligus Ketua KPRK MUI Siti Ma’rifah mengatakan bahwa KPRK sebagai wadah para ulama, zuama dan cendekiawan Muslim memiliki tanggung jawab untuk membantu perempuan menghadapi kehidupan pasca COVID-19.
Untuk itu melalui Kongres Muslimah Indonesia Ke-3 akan dirumuskan mengenai peran dan kontribusi perempuan agar dapat membawa kemaslahatan, keadilan dan kesejahteraan bagi perempuan dan keluarga pada khususnya dan umat negara pada umumnya.
“Kongres Muslimah Indonesia mengambil posisi menyatukan posisi dan langkah serta mengkordinasikan gerakan dengan memperkuat kepemimpinan dan kepeloporan pemimpin ulama perempuan dan cendekiawan Muslimah dalam mengembangkan dan mengusung Islam Rahamatan lil Alamin,” kata dia.
Baca juga: Wapres buka Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia KPRK MUI
Baca juga: Kongres Muslimah Indonesia identifikasi isu perempuan pascapandemi
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: