MUI minta perempuan ajarkan anak berbangsa sesuai ajaran Islam
19 Desember 2022 21:57 WIB
Tangkapan layar Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud dalam acara Pembukaan Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia di Jakarta, Senin (19/12/2022). (ANTARA/Kuntum Khaira Riswan)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud meminta perempuan khususnya para ibu untuk mampu mengajarkan anak dan cucu untuk bisa berbangsa dan bernegara sesuai dengan ajaran Islam.
“Ibu-ibu ini sangat dibutuhkan untuk mengajarkan ke generasi yang akan datang menjawab satu pertanyaan yang kalau ini terjawab insyaallah negara kita kuat yaitu apakah kita bernegara berbangsa sudah sesuai dengan ajaran agama kita,” ujarnya dalam acara Pembukaan Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia di Jakarta, Senin, yang disaksikan secara daring.
Pertanyaan mengenai berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan ajaran Islam tersebut, lanjutnya, wajib dijawab oleh para ibu karena jika tidak dijawab dengan baik akan menjadi sesuatu yang besar dan mengancam kesatuan bangsa dan negara.
“Bernegara ini adalah untuk menyatukan dan kerja sama tolong-menolong. Menyatukan tidak hanya mengintegrasikan wilayah saja tapi ada tiga integrasi yg harus sama sama berjalan,” ucapnya.
Baca juga: Menteri Bintang dorong peran perempuan dalam pemanfaatan energi bersih
Sebanyak tiga integrasi tersebut, disebut dia, terdiri atas integrasi wilayah, integrasi pimpinan dan yang dipimpin, serta integrasi nilai. Integrasi nilai tersebut dinilainya akan mampu menjawab pertanyaan anak mengenai berbangsa dan bernegara yang sesuai ajaran agama.
Marsudi menegaskan bahwa berkaitan dengan dengan berbangsa dan bertanah air adalah membangun, bukan merobohkan, menyatukan bukan memorak-porandakan, menguatkan bukan untuk melemahkan karena seseorang yang fakir hidup di negara yang kuat lebih baik daripada orang kaya hidup di negara yang lemah.
“Ini yang harus ditanamkan ke anak cucu kita, yang ibu-ibu yang mestinya lebih dekat kepada anak-anak daripada bapaknya, menjawab hal ini. Menjawab pertanyaan apakah kita berbangsa dan bernegara sudah sesuai dengan agama kita,” tutur dia.
Ia berharap, Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia yang akan membahas isu mengenai peran perempuan pascapandemi COVID-19 dapat menguatkan peran perempuan untuk mengajarkan cara bernegara dan berbangsa yang baik sesuai ajaran agama dan budaya serta kondisi Tanah Air.
“Founding father sudah memilih model sebuah negara yaitu model Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Maka kita tinggal menguatkan, membangun dan menyatukan,” kata dia.
Baca juga: Ulama perempuan punya peran strategis membangun desa
Baca juga: Menteri Bintang: Peran perempuan penting lestarikan kebudayaan
“Ibu-ibu ini sangat dibutuhkan untuk mengajarkan ke generasi yang akan datang menjawab satu pertanyaan yang kalau ini terjawab insyaallah negara kita kuat yaitu apakah kita bernegara berbangsa sudah sesuai dengan ajaran agama kita,” ujarnya dalam acara Pembukaan Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia di Jakarta, Senin, yang disaksikan secara daring.
Pertanyaan mengenai berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan ajaran Islam tersebut, lanjutnya, wajib dijawab oleh para ibu karena jika tidak dijawab dengan baik akan menjadi sesuatu yang besar dan mengancam kesatuan bangsa dan negara.
“Bernegara ini adalah untuk menyatukan dan kerja sama tolong-menolong. Menyatukan tidak hanya mengintegrasikan wilayah saja tapi ada tiga integrasi yg harus sama sama berjalan,” ucapnya.
Baca juga: Menteri Bintang dorong peran perempuan dalam pemanfaatan energi bersih
Sebanyak tiga integrasi tersebut, disebut dia, terdiri atas integrasi wilayah, integrasi pimpinan dan yang dipimpin, serta integrasi nilai. Integrasi nilai tersebut dinilainya akan mampu menjawab pertanyaan anak mengenai berbangsa dan bernegara yang sesuai ajaran agama.
Marsudi menegaskan bahwa berkaitan dengan dengan berbangsa dan bertanah air adalah membangun, bukan merobohkan, menyatukan bukan memorak-porandakan, menguatkan bukan untuk melemahkan karena seseorang yang fakir hidup di negara yang kuat lebih baik daripada orang kaya hidup di negara yang lemah.
“Ini yang harus ditanamkan ke anak cucu kita, yang ibu-ibu yang mestinya lebih dekat kepada anak-anak daripada bapaknya, menjawab hal ini. Menjawab pertanyaan apakah kita berbangsa dan bernegara sudah sesuai dengan agama kita,” tutur dia.
Ia berharap, Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia yang akan membahas isu mengenai peran perempuan pascapandemi COVID-19 dapat menguatkan peran perempuan untuk mengajarkan cara bernegara dan berbangsa yang baik sesuai ajaran agama dan budaya serta kondisi Tanah Air.
“Founding father sudah memilih model sebuah negara yaitu model Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Maka kita tinggal menguatkan, membangun dan menyatukan,” kata dia.
Baca juga: Ulama perempuan punya peran strategis membangun desa
Baca juga: Menteri Bintang: Peran perempuan penting lestarikan kebudayaan
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: