Piala Dunia 2022
Hugo Lloris merasa kalah dalam pertandingan tinju
19 Desember 2022 04:19 WIB
Striker Prancis Olivier Giroud (kiri) dan penjaga gawang Hugo Lloris setelah Prancis dikalahkan Argentina dalam final Piala Dunia Qatar 2022 di Lusail Stadium di Lusail, utara Doha, pada 18 Desember 2022. (Photo by FRANCK FIFE / AFP) (AFP/FRANCK FIFE)
Jakarta (ANTARA) - Kapten timnas Prancis Hugo Lloris mengakui kekalahan dalam final Piala Dunia 2022 atas Argentina dan Lionel Messi sebagai "kejam" dan menyamakan laga mendebarkan itu dengan "pertandingan tinju".
Argentina menang 4-2 dalam adu penalti setelah final di Doha itu berakhir 3-3 sampai babak perpanjangan waktu selesai.
"Seperti pertandingan tinju, kami berbalas pukulan," kata penjaga gawang yang memuji timnya setelah juara bertahan itu tertinggal 2-0 dengan hanya 10 menit tersisa dalam waktu normal sebelum Kylian Mbappe mencetak dua gol secara berurutan.
"Kami tidak menyerah. Kami membutuhkan penentu pemenang dan diputuskan melalui adu penalti. Penalti selalu kejam. Kami hampa," kata dia seperti dikutip AFP.
Lloris tak bisa mementahkan empat penendang penalti Argentina dalam adu penalti itu termasuk satu tendangan Messi yang mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut.
"Kami boleh saja tertinggal 0-2, tetapi kami terus percaya bahwa kami bisa membalikkan keadaan," tambah Lloris yang akan berusia 36 tahun akhir bulan ini.
"Kami harus memberi selamat kepada Argentina yang sudah memainkan turnamen hebat dan final yang hebat."
Baca juga: Didier Deschamps ratapi kekalahan 'kejam' Prancis
Baca juga: Juara Piala Dunia dari masa ke masa
Baca juga: Sebelas pemain pilihan untuk tim impian Piala Dunia
Argentina menang 4-2 dalam adu penalti setelah final di Doha itu berakhir 3-3 sampai babak perpanjangan waktu selesai.
"Seperti pertandingan tinju, kami berbalas pukulan," kata penjaga gawang yang memuji timnya setelah juara bertahan itu tertinggal 2-0 dengan hanya 10 menit tersisa dalam waktu normal sebelum Kylian Mbappe mencetak dua gol secara berurutan.
"Kami tidak menyerah. Kami membutuhkan penentu pemenang dan diputuskan melalui adu penalti. Penalti selalu kejam. Kami hampa," kata dia seperti dikutip AFP.
Lloris tak bisa mementahkan empat penendang penalti Argentina dalam adu penalti itu termasuk satu tendangan Messi yang mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut.
"Kami boleh saja tertinggal 0-2, tetapi kami terus percaya bahwa kami bisa membalikkan keadaan," tambah Lloris yang akan berusia 36 tahun akhir bulan ini.
"Kami harus memberi selamat kepada Argentina yang sudah memainkan turnamen hebat dan final yang hebat."
Baca juga: Didier Deschamps ratapi kekalahan 'kejam' Prancis
Baca juga: Juara Piala Dunia dari masa ke masa
Baca juga: Sebelas pemain pilihan untuk tim impian Piala Dunia
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: