Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vinsensius Jemadu menyatakan pihaknya berupaya memperkuat strategi guna menghadirkan destinasi berkualitas, resilien, dan berkelanjutan dengan memperhatikan sumber daya alam, manusia, serta budaya.

“Dalam dua tahun ke depan, kita kemungkinan masih akan berkutat dalam upaya pemulihan dari pandemi COVID-19, dan hal ini selaras dengan upaya kita dalam mewujudkan destinasi pariwisata yang berkualitas, resilient, dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Ke depan, pengembangan destinasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan reputasi destinasi pariwisata untuk mewujudkan ekosistem pariwisata yang terintegrasi, mendorong pembangunan daerah, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Demi mewujudkan capaian tersebut, Kemenparekraf memiliki lima strategi. Pertama ialah melakukan analisis tipologi dan strategi pengembangan destinasi baik perwilayahan dan secara tematik yang terbagi dalam destinasi rintisan, pengembangan, pemantapan, dan revitalisasi.

Strategi kedua adalah penataan dan penguatan manajemen destinasi dan daya tarik melalui penerapan visitor management dan carrying capacity untuk meningkatkan destination appeal serta market attractiveness.

Kemudian adalah pembangunan-pembangunan infrastruktur, fasilitas, aksesibilitas konektivitas, serta pengelolaan fasilitas pariwisata. Keempat yaitu memaksimalkan koordinasi pengembangan kawasan, desa wisata, geopark, kawasan ekonomi khusus (KEK), cultural heritage, dan kota kreatif/sentra kreatif.

Adapun strategi terakhir adalah peningkatan dan pemberdayaan masyarakat dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di destinasi pariwisata.

"Kami ingin suatu saat hadir destinasi yang berkualitas, resilient, dan berkelanjutan dengan memperhatikan sumber daya alam, budaya, dan manusia," ucap Vinsen dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Rakornas Parekraf) 2022.

Mengenai pengembangan desa wisata, tercatat ada 3.620 desa wisata yang telah tergabung jaringan desa wisata (jadesta) per November 2022.

"Kami mendorong pemerintah daerah untuk mewujudkan sebanyak mungkin desa wisata dan masuk dalam jadesta karena ada banyak fitur yang dapat dimanfaatkan. Seperti bagaimana mengidentifikasi kebutuhan yang nantinya dapat dibantu oleh kementerian/lembaga ataupun stakeholder lain," ujar Vinsen.


Baca juga: Kemenparekraf: Investasi terkait dengan pengembangan destinasi wisata
Baca juga: Kemenparekraf tekankan geopark dalam pengembangan pariwisata daerah
Baca juga: Destinasi wisata domestik masih jadi primadona