Jokowi: Capres dan cawapres akan grogi kalau sudah dipanggil Bawaslu
17 Desember 2022 17:52 WIB
Presiden RI Joko Widodo saat menghadiri Konsolidasi Nasional Bawaslu bertema "Memantapkan Kinerja dan Soliditas Jajaran Pengawas Pemilu" di Jakarta, Sabtu (17-12-2022). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan semua calon presiden, calon wakil presiden, ataupun peserta lainnya dalam pemilu pasti akan grogi jika Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu) memanggil mereka.
Presiden Jokowi saat menghadiri Konsolidasi Nasional Bawaslu di Jakarta, Sabtu, menceritakan dirinya juga pernah dipanggil oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.
Jokowi yang memang pernah berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2012—2016 mengaku sangat grogi ketika dipanggil Bawaslu saat itu.
"Saya tidak mengerti kesalahan apa dipanggil. Sebelum mendatangi Bawaslu, saya betul-betul grogi betul saat itu," kata Jokowi dalam Konsolidasi Nasional Bawaslu yang bertema Memantapkan Kinerja dan Soliditas Jajaran Pengawas Pemilu.
Jokowi juga mengaku takut ketika dipanggil Bawaslu saat itu.
"Karena saya pernah merasakan, saya ngomong ini karena pernah merasakan dipanggil dan saya takut betul saat itu," ujar dia.
Berdasarkan pengalaman itu, Jokowi menilai Bawaslu adalah lembaga yang memang ditakuti dan disegani oleh setiap peserta pemilu, terlebih jika Bawaslu sudah memberikan peringatan terakhir kepada peserta pemilu yang melakukan pelanggaran.
"Siapa pun capres, cawapres, cagub (calon gubernur), cawagub (calon wakil gubernur) semuanya kalau Bapak/Ibu panggil itu, percaya saya, grogi," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar Bawaslu tidak hanya berhenti pada pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu. Namun, Bawaslu juga perlu memiliki indeks kerawanan pemilu.
Presiden Jokowi juga berpesan agar Bawaslu tidak hanya fokus pada penindakan pelanggaran pemilu, tetapi juga meningkatkan upaya pencegahan.
Bawaslu, kata Presiden, harus mencegah sejak dini terjadinya benturan sosial yang dapat disebabkan oleh kegiatan pemilu.
"Gesekan sekecil apa pun segera selesaikan saat itu juga jangan tunggu membesar," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Partai Ummat lapor ke Bawaslu
Baca juga: Partai Berkarya daftar gugatan ke Bawaslu terkait peserta pemilu
Presiden Jokowi saat menghadiri Konsolidasi Nasional Bawaslu di Jakarta, Sabtu, menceritakan dirinya juga pernah dipanggil oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta.
Jokowi yang memang pernah berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2012—2016 mengaku sangat grogi ketika dipanggil Bawaslu saat itu.
"Saya tidak mengerti kesalahan apa dipanggil. Sebelum mendatangi Bawaslu, saya betul-betul grogi betul saat itu," kata Jokowi dalam Konsolidasi Nasional Bawaslu yang bertema Memantapkan Kinerja dan Soliditas Jajaran Pengawas Pemilu.
Jokowi juga mengaku takut ketika dipanggil Bawaslu saat itu.
"Karena saya pernah merasakan, saya ngomong ini karena pernah merasakan dipanggil dan saya takut betul saat itu," ujar dia.
Berdasarkan pengalaman itu, Jokowi menilai Bawaslu adalah lembaga yang memang ditakuti dan disegani oleh setiap peserta pemilu, terlebih jika Bawaslu sudah memberikan peringatan terakhir kepada peserta pemilu yang melakukan pelanggaran.
"Siapa pun capres, cawapres, cagub (calon gubernur), cawagub (calon wakil gubernur) semuanya kalau Bapak/Ibu panggil itu, percaya saya, grogi," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar Bawaslu tidak hanya berhenti pada pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu. Namun, Bawaslu juga perlu memiliki indeks kerawanan pemilu.
Presiden Jokowi juga berpesan agar Bawaslu tidak hanya fokus pada penindakan pelanggaran pemilu, tetapi juga meningkatkan upaya pencegahan.
Bawaslu, kata Presiden, harus mencegah sejak dini terjadinya benturan sosial yang dapat disebabkan oleh kegiatan pemilu.
"Gesekan sekecil apa pun segera selesaikan saat itu juga jangan tunggu membesar," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Partai Ummat lapor ke Bawaslu
Baca juga: Partai Berkarya daftar gugatan ke Bawaslu terkait peserta pemilu
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: