BMKG imbau petani NTT cermati curah hujan sebelum menanam
16 Desember 2022 14:46 WIB
Ilustrasi - Para petani di Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, membersihkan lahan pertanian untuk persiapan menanam. ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau para petani di Nusa Tenggara Timur agar mencermati kondisi curah hujan sebelum memulai aktivitas menanam tanaman pertanian agar tidak mengalami gagal tanam.
"Para petani perlu menyesuaikan dengan kondisi curah hujan yang ada karena musim hujan belum berarti wilayah setempat terus diguyur hujan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji ketika dihubungi di Kupang, Jumat.
Ia menjelaskan berdasarkan analisis pada Dasarian 3 November 2022, sebagian wilayah di NTT belum masuk awal musim hujan.
Curah hujan yang ada, kata dia memang lebih dari 50 mili meter/dasarian, namun di Dasarian I Desember, kondisi curah hujan kembali menurun.
Adji mencontohkan seperti sebagian di bagian timur Kabupaten Flores Timur di zona musim 481, secara analisis belum masuk awal musim hujan per Dasarian III November.
Baca juga: BMKG: Waspadai sebagian wilayah NTT berstatus awas curah hujan tinggi
Baca juga: BMKG imbau warga NTT waspadai hujan ringan-sedang tiga hari ke depan
Sedangkan wilayah bagian barat Flores Timur seperti di wilayah Boru dan sekitarnya yang masuk zona musim 484 sudah memasuki musim hujan.
Adji mengatakan, meskipun daerah yang belum memasuki awal musim hujan sudah diguyur hujan namun, bisa saja memiliki curah hujan rendah.
Hal ini dikarenakan kondisi curah hujan harian fluktuatif atau dinamis karena sangat dipengaruhi kondisi geografis dan topologi wilayah, kondisi uap air di atmosfer, angin, dan labilitas udara atas, dan sebagainya.
"Oleh karena itu para petani perlu mencermati kondisi curah hujan yang ada secara baik sehingga bisa menanam pada waktu yang tepat," katanya.
Baca juga: Menteri Pertanian inginkan sektor pertanian di NTT berkembang pesat Baca juga: Dukung pertanian, PUPR percepat konstruksi Bendungan Manikin di NTT
"Para petani perlu menyesuaikan dengan kondisi curah hujan yang ada karena musim hujan belum berarti wilayah setempat terus diguyur hujan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji ketika dihubungi di Kupang, Jumat.
Ia menjelaskan berdasarkan analisis pada Dasarian 3 November 2022, sebagian wilayah di NTT belum masuk awal musim hujan.
Curah hujan yang ada, kata dia memang lebih dari 50 mili meter/dasarian, namun di Dasarian I Desember, kondisi curah hujan kembali menurun.
Adji mencontohkan seperti sebagian di bagian timur Kabupaten Flores Timur di zona musim 481, secara analisis belum masuk awal musim hujan per Dasarian III November.
Baca juga: BMKG: Waspadai sebagian wilayah NTT berstatus awas curah hujan tinggi
Baca juga: BMKG imbau warga NTT waspadai hujan ringan-sedang tiga hari ke depan
Sedangkan wilayah bagian barat Flores Timur seperti di wilayah Boru dan sekitarnya yang masuk zona musim 484 sudah memasuki musim hujan.
Adji mengatakan, meskipun daerah yang belum memasuki awal musim hujan sudah diguyur hujan namun, bisa saja memiliki curah hujan rendah.
Hal ini dikarenakan kondisi curah hujan harian fluktuatif atau dinamis karena sangat dipengaruhi kondisi geografis dan topologi wilayah, kondisi uap air di atmosfer, angin, dan labilitas udara atas, dan sebagainya.
"Oleh karena itu para petani perlu mencermati kondisi curah hujan yang ada secara baik sehingga bisa menanam pada waktu yang tepat," katanya.
Baca juga: Menteri Pertanian inginkan sektor pertanian di NTT berkembang pesat Baca juga: Dukung pertanian, PUPR percepat konstruksi Bendungan Manikin di NTT
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: