Menkominfo tinjau pembangunan balai pengujian perangkat TIK di Tapos
16 Desember 2022 14:22 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate (kiri) saat meninjau progres pembangunan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) di Tapos, Depok, Jawa Barat, Jumat (16/12/2022) (ANTARA/Fathur Rochman)
Tapos, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meninjau progres pembangunan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) di Tapos, Depok, Jawa Barat, Jumat.
Dalam tinjauannya tersebut, Johnny memeriksa sejumlah bangunan dan ruangan yang proses pengerjaannya telah mencapai 96 persen tersebut.
Baca juga: BBPT: Pandemi dorong percepatan terciptanya e-governance
"Hari ini saya secara khusus datang untuk memeriksa pembangunan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi atau BBPPT Kominfo," ujar Johnny disela-sela tinjauannya.
Johnny mengatakan BBPPT dibangun di atas lahan seluas 2,2 hektar dengan luas bangunan 11.953 meter persegi. BBPPT terdiri dari sejumlah bangunan, meliputi kantor, laboratorium, mes dan area serbaguna, gudang, tempat ibadah, pos jaga, utilitas, serta selasar.
Johnny mengatakan fasilitas tersebut adalah salah satu yang tercanggih di Asia, terdiri dari enam laboratorium. Pertama adalah Laboratorium Electromagnetic Compatibility (EMC) yang digunakan untuk memastikan keamanan medan elektromagnetik antar perangkat.
Kedua, Laboratorium Spesific Absorption Rate (SAR) yang digunakan untuk menguji tingkat radiasi perangkat terhadap kesehatan tubuh manusia.
"Jadi perangkat-perangkat yang dipakai, termasuk handphone, headset itu harus diuji kelayakannya untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak konsumen," kata Johnny.
Baca juga: Peneliti: Tiap kebijakan penanganan COVID-19 memiliki efek samping
Ketiga, Laboratorium Electrical Safety untuk memastikan keamanan kelistrikan perangkat agar tidak melebihi spesifikasi yang seharusnya. Keempat, Laboratorium Laser dan Optik untuk memastikan tingkat radiasi laser terhadap keamanan mata manusia.
Kelima, Laboratorium Kalibrasi untuk menjamin ketertelusuran metrologi alat ukur serta mendukung pemeliharaan perangkat monitoring.
Terakhir adalah Laboratorium Radio untuk menghindari interferensi antar pengguna perangkat dan memastikan kualitas perangkat sesuai dengan regulasi teknis yang ditetapkan.
Johnny mengatakan laboratorium-laboratorium tersebut akan dilengkapi dengan peralatan canggih. Pada tahapan awal, laboratorium akan diisi terlebih dulu dengan peralatan-peralatan yang sudah ada yang dimiliki oleh Balai Kominfo di Bekasi, Jawa Barat.
"Peralatan-peralatan existing yang dimiliki oleh Balai Kominfo yang berada di Bekasi itu akan kita pindahkan ke sini, lalu dilengkapi dengan peralatan modern baru yang kita harapkan dalam tiga bulan semuanya sudah bisa dipasang di sini," kata dia.
Baca juga: BPPT ingatkan pentingnya pengolahan limbah baterai kendaraan listrik
Selain laboratorium, kata dia, juga akan ada fasilitas chamber yang masih dalam proses pengerjaan dan akan rampung dalam 11 bulan ke depan. Fasilitas tersebut nantinya juga akan digunakan sebagai tempat pengujian peralatan.
"Kelengkapan-kelengkapan ini dalam rangka untuk memastikan tingkat layanan pengujian yang tinggi sehingga kita tidak perlu lagi mengirim perangkat-perangkat ke luar negeri, tetapi justru Ini bisa digunakan sebagai tempat pengujian perangkat-perangkat dari negara-negara tetangga kita, ASEAN misalnya," ucap Johnny.
Lebih lanjut Johnny mengatakan bahwa dibangunnya BBPPT setidaknya memiliki tiga tujuan, pertama untuk melakukan perlindungan atau menjaga kesehatan manusia dari penggunaan perangkat yang berpotensi mengganggu.
Kedua, BBPPT bertujuan sebagai pintu dalam rangka membantu industri dalam negeri untuk dapat masuk ke dalam pasar internasional. Terakhir, BBPPT bertujuan sebagai spectrum management untuk menghindari interferensi antar pengguna perangkat dan meningkatkan user experience.
Lebih lanjut Johnny mengatakan hadirnya fasilitas tersebut akan berdampak luas terhadap industri, baik industri telekomunikasi, industri penyiaran, maupun industri kapal laut dan pesawat terbang.
Johnny berharap fasilitas BBPPT tidak hanya akan berfungsi sebagai balai pengujian, tetapi juga bisa menjadi pusat untuk memperoleh pendapatan, karena nantinya akan ada pengenaan tarif atau bayaran untuk layanan kepada industri.
"Nanti akan ada tarif dan charge untuk layanan kepada industri, seperti misalnya telepon-telepon yang kita gunakan ini harus lulus pengujian di semua aspek dan itu tidak gratis, industri yang membayar, sehingga pada saat nanti masyarakat menggunakannya sudah betul-betul memenuhi standar kelayakannya," kata Johnny.
BBPT, yang pembangunannya dikerjakan oleh perusahaan BUMN PT PP (Persero) dengan anggaran konstruksi sekitar Rp135 miliar, akan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2023.
"Fungsi ini sudah bisa 100 persen operasional selain dari chamber adalah kuartal pertama tahun depan," kata Johnny.
Baca juga: BBPT nyatakan hoaks terkait air garam di baskom untuk ciptakan hujan
Baca juga: Percepat akses internet kampung, Kemenkominfo tambah 13 BTS di Biak
Baca juga: Kemenkominfo dukung P2DD untuk transformasi digital keuangan
Dalam tinjauannya tersebut, Johnny memeriksa sejumlah bangunan dan ruangan yang proses pengerjaannya telah mencapai 96 persen tersebut.
Baca juga: BBPT: Pandemi dorong percepatan terciptanya e-governance
"Hari ini saya secara khusus datang untuk memeriksa pembangunan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi atau BBPPT Kominfo," ujar Johnny disela-sela tinjauannya.
Johnny mengatakan BBPPT dibangun di atas lahan seluas 2,2 hektar dengan luas bangunan 11.953 meter persegi. BBPPT terdiri dari sejumlah bangunan, meliputi kantor, laboratorium, mes dan area serbaguna, gudang, tempat ibadah, pos jaga, utilitas, serta selasar.
Johnny mengatakan fasilitas tersebut adalah salah satu yang tercanggih di Asia, terdiri dari enam laboratorium. Pertama adalah Laboratorium Electromagnetic Compatibility (EMC) yang digunakan untuk memastikan keamanan medan elektromagnetik antar perangkat.
Kedua, Laboratorium Spesific Absorption Rate (SAR) yang digunakan untuk menguji tingkat radiasi perangkat terhadap kesehatan tubuh manusia.
"Jadi perangkat-perangkat yang dipakai, termasuk handphone, headset itu harus diuji kelayakannya untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak konsumen," kata Johnny.
Baca juga: Peneliti: Tiap kebijakan penanganan COVID-19 memiliki efek samping
Ketiga, Laboratorium Electrical Safety untuk memastikan keamanan kelistrikan perangkat agar tidak melebihi spesifikasi yang seharusnya. Keempat, Laboratorium Laser dan Optik untuk memastikan tingkat radiasi laser terhadap keamanan mata manusia.
Kelima, Laboratorium Kalibrasi untuk menjamin ketertelusuran metrologi alat ukur serta mendukung pemeliharaan perangkat monitoring.
Terakhir adalah Laboratorium Radio untuk menghindari interferensi antar pengguna perangkat dan memastikan kualitas perangkat sesuai dengan regulasi teknis yang ditetapkan.
Johnny mengatakan laboratorium-laboratorium tersebut akan dilengkapi dengan peralatan canggih. Pada tahapan awal, laboratorium akan diisi terlebih dulu dengan peralatan-peralatan yang sudah ada yang dimiliki oleh Balai Kominfo di Bekasi, Jawa Barat.
"Peralatan-peralatan existing yang dimiliki oleh Balai Kominfo yang berada di Bekasi itu akan kita pindahkan ke sini, lalu dilengkapi dengan peralatan modern baru yang kita harapkan dalam tiga bulan semuanya sudah bisa dipasang di sini," kata dia.
Baca juga: BPPT ingatkan pentingnya pengolahan limbah baterai kendaraan listrik
Selain laboratorium, kata dia, juga akan ada fasilitas chamber yang masih dalam proses pengerjaan dan akan rampung dalam 11 bulan ke depan. Fasilitas tersebut nantinya juga akan digunakan sebagai tempat pengujian peralatan.
"Kelengkapan-kelengkapan ini dalam rangka untuk memastikan tingkat layanan pengujian yang tinggi sehingga kita tidak perlu lagi mengirim perangkat-perangkat ke luar negeri, tetapi justru Ini bisa digunakan sebagai tempat pengujian perangkat-perangkat dari negara-negara tetangga kita, ASEAN misalnya," ucap Johnny.
Lebih lanjut Johnny mengatakan bahwa dibangunnya BBPPT setidaknya memiliki tiga tujuan, pertama untuk melakukan perlindungan atau menjaga kesehatan manusia dari penggunaan perangkat yang berpotensi mengganggu.
Kedua, BBPPT bertujuan sebagai pintu dalam rangka membantu industri dalam negeri untuk dapat masuk ke dalam pasar internasional. Terakhir, BBPPT bertujuan sebagai spectrum management untuk menghindari interferensi antar pengguna perangkat dan meningkatkan user experience.
Lebih lanjut Johnny mengatakan hadirnya fasilitas tersebut akan berdampak luas terhadap industri, baik industri telekomunikasi, industri penyiaran, maupun industri kapal laut dan pesawat terbang.
Johnny berharap fasilitas BBPPT tidak hanya akan berfungsi sebagai balai pengujian, tetapi juga bisa menjadi pusat untuk memperoleh pendapatan, karena nantinya akan ada pengenaan tarif atau bayaran untuk layanan kepada industri.
"Nanti akan ada tarif dan charge untuk layanan kepada industri, seperti misalnya telepon-telepon yang kita gunakan ini harus lulus pengujian di semua aspek dan itu tidak gratis, industri yang membayar, sehingga pada saat nanti masyarakat menggunakannya sudah betul-betul memenuhi standar kelayakannya," kata Johnny.
BBPT, yang pembangunannya dikerjakan oleh perusahaan BUMN PT PP (Persero) dengan anggaran konstruksi sekitar Rp135 miliar, akan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2023.
"Fungsi ini sudah bisa 100 persen operasional selain dari chamber adalah kuartal pertama tahun depan," kata Johnny.
Baca juga: BBPT nyatakan hoaks terkait air garam di baskom untuk ciptakan hujan
Baca juga: Percepat akses internet kampung, Kemenkominfo tambah 13 BTS di Biak
Baca juga: Kemenkominfo dukung P2DD untuk transformasi digital keuangan
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Tags: