Kemenko PMK: Pentingnya SDM yang dinamis guna hadapi transformasi
15 Desember 2022 18:49 WIB
Tangkapan layar - Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito dalam senimar nasional yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ), diikuti secara virtual di Jakarta, Kamis (15/12/2022). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang dinamis di lingkup pendidikan guna menghadapi tantangan transformasi digital yang sudah terjadi di depan mata.
Dalam seminar nasional yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kamis, Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito mengatakan hal tersebut sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa kedinamisan menjadi salah satu indikator pembangunan SDM yang berkualitas.
Warsito pun mencontohkan bagaimana kondisi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia turut menuntut kedinamisan dari insan pendidikan untuk terus beradaptasi dan menghadapi tantangan yang ada.
“Oleh karena itu, ini yang menjadi pendekatan dari pak Presiden, terkait dengan bagaimana kita semua SDM yang terkait dengan pendidikan ini harus dinamis dan juga responsif terhadap permasalahan,” kata Warsito dalam seminar nasional yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemenko PMK: Orang tua berperan penting bangun pendidikan karakter
Baca juga: Kemenko PMK: Penguatan pendidikan vokasi untuk wujudkan SDM unggul
Dia memaparkan bahwa saat ini Indonesia sudah berada dalam bonus demografi dengan penduduk yang didominasi oleh usia produksi. Hal ini menjadi tantangan sekaligus momen penting untuk mengakselerasi peran mereka bagi kemajuan Indonesia.
Warsito juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki setidaknya 4,2 juta jiwa angkatan kerja baru setiap tahunnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022, tercatat tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 144,01 juta jiwa dengan 135,61 juta jiwa di antaranya merupakan penduduk bekerja dan 8,40 juta jiwa masuk dalam tingkat pengangguran terbuka.
Mengingat hal tersebut, Warsito mengatakan pihaknya mendorong kebijakan-kebijakan yang mendekatkan antara dunia pendidikan dan dunia industri sehingga angka pengangguran dapat diminimalkan.
Selain itu, pihaknya juga mendorong pembelajaran berbasis teknologi industri sehingga para lulusan mudah terserap dan beradaptasi terhadap kebutuhan pasar.
“Di sisi lain kita juga mendorong kebijakan fleksibilitas keahlian atau program studi untuk menjawab tantangan kebutuhan pasar, itu juga menjadi poin yang menjadi penting yang akan selalu kita kawal dan koordinasikan,” imbuh dia.
Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, dia mengingatkan bahwa peserta didik dan guru harus membekali diri dengan kompetensi yang baik untuk menjawab tantangan yang semakin berat.
Menurut dia, institusi pendidikan juga harus didorong untuk melahirkan manusia-manusia yang tidak lagi statis sehingga diharapkan mampu merespon tantangan.
“Oleh karena itu, tentu ini mendorong kepada kita semua di insan pendidikan, mampu bagaimana kemudian kita tidak lagi melahirkan orang-orang yang sifatnya statis, tapi lulusan yang dinamis, lulusan yang mampu merespon tantangan sekitar,” tegas dia.
Warsito mengatakan Kemenko PMK pun selalu mendukung penuh kebijakan-kebijakan dari kementerian dan lembaga terkait dalam lingkup pendidikan, terutama Kemendikbudristek yang mengedepankan transformasi pendidikan.
Hal itu, kata dia, dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama dengan menyiapkan generasi emas Indonesia di tahun 2045.
Baca juga: Kemenko PMK terus dorong kesejahteraan dunia pendidikan
Baca juga: Menko PMK paparkan program di sektor pendidikan
Dalam seminar nasional yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kamis, Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito mengatakan hal tersebut sesuai dengan amanah Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa kedinamisan menjadi salah satu indikator pembangunan SDM yang berkualitas.
Warsito pun mencontohkan bagaimana kondisi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia turut menuntut kedinamisan dari insan pendidikan untuk terus beradaptasi dan menghadapi tantangan yang ada.
“Oleh karena itu, ini yang menjadi pendekatan dari pak Presiden, terkait dengan bagaimana kita semua SDM yang terkait dengan pendidikan ini harus dinamis dan juga responsif terhadap permasalahan,” kata Warsito dalam seminar nasional yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemenko PMK: Orang tua berperan penting bangun pendidikan karakter
Baca juga: Kemenko PMK: Penguatan pendidikan vokasi untuk wujudkan SDM unggul
Dia memaparkan bahwa saat ini Indonesia sudah berada dalam bonus demografi dengan penduduk yang didominasi oleh usia produksi. Hal ini menjadi tantangan sekaligus momen penting untuk mengakselerasi peran mereka bagi kemajuan Indonesia.
Warsito juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki setidaknya 4,2 juta jiwa angkatan kerja baru setiap tahunnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022, tercatat tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 144,01 juta jiwa dengan 135,61 juta jiwa di antaranya merupakan penduduk bekerja dan 8,40 juta jiwa masuk dalam tingkat pengangguran terbuka.
Mengingat hal tersebut, Warsito mengatakan pihaknya mendorong kebijakan-kebijakan yang mendekatkan antara dunia pendidikan dan dunia industri sehingga angka pengangguran dapat diminimalkan.
Selain itu, pihaknya juga mendorong pembelajaran berbasis teknologi industri sehingga para lulusan mudah terserap dan beradaptasi terhadap kebutuhan pasar.
“Di sisi lain kita juga mendorong kebijakan fleksibilitas keahlian atau program studi untuk menjawab tantangan kebutuhan pasar, itu juga menjadi poin yang menjadi penting yang akan selalu kita kawal dan koordinasikan,” imbuh dia.
Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, dia mengingatkan bahwa peserta didik dan guru harus membekali diri dengan kompetensi yang baik untuk menjawab tantangan yang semakin berat.
Menurut dia, institusi pendidikan juga harus didorong untuk melahirkan manusia-manusia yang tidak lagi statis sehingga diharapkan mampu merespon tantangan.
“Oleh karena itu, tentu ini mendorong kepada kita semua di insan pendidikan, mampu bagaimana kemudian kita tidak lagi melahirkan orang-orang yang sifatnya statis, tapi lulusan yang dinamis, lulusan yang mampu merespon tantangan sekitar,” tegas dia.
Warsito mengatakan Kemenko PMK pun selalu mendukung penuh kebijakan-kebijakan dari kementerian dan lembaga terkait dalam lingkup pendidikan, terutama Kemendikbudristek yang mengedepankan transformasi pendidikan.
Hal itu, kata dia, dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama dengan menyiapkan generasi emas Indonesia di tahun 2045.
Baca juga: Kemenko PMK terus dorong kesejahteraan dunia pendidikan
Baca juga: Menko PMK paparkan program di sektor pendidikan
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: