Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan produktivitas bisnis Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) khususnya pada program-program strategis yang berkelanjutan.

“Urgensi kolaborasi lintas sektor dibutuhkan dalam menjawab tantangan-tantangan kebutuhan inovasi. Kebutuhan pada sektor industri strategis menjadi yang utama karena diperlukan dukungan dari riset dan pengembang untuk mendorong penciptaan inovasi berdasarkan hasil riset sektor pendidikan," kata Nadiem dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Alokasi anggaran Kemendikbudristek pada 2023 capai Rp80,22 triliun

Hal itu sejalan dengan fokus dan prioritas nasional sebagai upaya implementasi strategis Kemendikbudristek melalui visi besar Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, yang menghadirkan platform Kedaireka untuk mendorong hilirisasi riset terapan inovasi/kreasi reka melalui kerja sama dengan DUDI dan mengaktivasi ekosistem inovasi pentahelix yakni akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media

Untuk memperkuat ekosistem kolaborasi inovasi, Kedaireka menginisiasi Matchmaking Innovation Forum (MMIF) 2022 dengan tema Indonesia Innovation Outlook 2023: Penguatan Kolaborasi Riset dan Inovasi Strategis Yang Berkelanjutan di Surabaya, Rabu (14/12).

Baca juga: Pendidikan vokasi didorong untuk jawab kebutuhan zaman

Kegiatan itu berkolaborasi dengan program Kerja Sama Riset dan Inovasi (KeRIs) dari Kementerian BUMN dan memiliki misi untuk memfasilitasi pertemuan antara pelaku industri/DUDI dengan para inovator dan peneliti terbaik dari perguruan tinggi di Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemdikbudristek, Nizam mengatakan Matchmaking Innovation Forum merupakan bagian dari ekosistem Kedaireka yang memberi kesempatan bagi mitra industri/pemerintah/LSM untuk bertemu, bertukar gagasan, dan berkolaborasi secara langsung dengan insan perguruan tinggi.

Baca juga: Kemendikbudristek beri apresiasi pada pendidik dan tenaga kependidikan

“Tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk meningkatkan potensi kolaborasi antara pelaku industri dengan insan perguruan tinggi,” kata Nizam.

Kegiatan itu dibagi menjadi tiga sesi, yakni Plenary Session, Matchmaking Session dan Networking Session. Matchmaking Session dengan format breakout room dilakukan secara paralel yang terbagi ke dalam empat kategori dengan fokus pembahasan terkait Green and Blue Initiative, Food and Health Security, Tourism, Logistic and Infrastructure, dan Digital Technology and Finance.

Melalui kegiatan MMIF 2022 diharapkan terjadi pertukaran informasi terkini, terkait dengan tantangan, kebutuhan, hasil riset dan inovasi dalam meningkatkan potensi matching rate pada program-program strategis riset dan pengembangan khususnya di program Matching Fund 2023.

Plt Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie, berharap MMIF 2022 x KeRIs BUMN dapat meningkatkan keselarasan potensi kolaborasi melalui networking session antara pelaku industri dari perusahaan-perusahaan BUMN dengan peneliti/pimpinan perguruan tinggi untuk peningkatan kolaborasi riset dan inovasi strategis.

Ketua PMO Kedaireka, Mahir Bayasut, berharap terdapat peningkatan skala matching rate pengajuan proposal kolaborasi di program Kedaireka Matching Fund dan juga terbukanya peluang hilirisasi hasil riset.