Bahlil: "wait and see" investor selalu terjadi di tahun politik
14 Desember 2022 19:48 WIB
Tangkapan layar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (14/12/2022). (ANTARA/Youtube Komisi VI DPR RI Channel)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut sikap wait and see investor akan selalu terjadi di kondisi tahun politik.
Oleh karena itu, menurut Bahlil, yang paling utama harus dijaga adalah kepercayaan para investor melalui stabilitas di dalam negeri, utamanya pada tahun politik di 2023.
"Wait and see selalu terjadi di tahun politik. Sebagai mantan pengusaha, kita akan lakukan diversifikasi, investasi baru terjadi apabila ada trust (kepercayaan). Rata-rata dalam sistem politik kita, pemimpin baru atau yang sudah di ujung itu selalu wait and see akan terjadi di dunia usaha, kembali lagi persoalan trust," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Bahlil menyebut secara global, kondisi ekonomi pada 2023 akan penuh tantangan. Bahkan hampir semua lembaga mengatakan ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja. Terlebih dengan belum berakhirnya perang antara Rusia-Ukraina.
"Bahkan 16 negara yang jadi pasien IMF, belum ada yang keluar dari ICU. Yang antre ada 28 negara lagi. Perang Ukraina-Rusia kita belum tahu kapan akan selesainya. Indonesia juga kena di persoalan minyak. Kalau ditanya apa benar ketidakpastian global, 1.000 persen benar," katanya.
Khusus di dalam negeri, meski indikator perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan, Bahlil menyebut tahun 2023 akan menjadi pertarungan kepemimpinan. Menurut dia, hanya orang-orang yang punya pengalaman dan intuisi yang akan bisa memimpin negara dalam keadaan saat ini.
Bahlil juga menyebut tantangan investasi pada 2023 akan lebih berat karena meski ekonomi Indonesia diproyeksi akan baik-baik saja, tetapi defisit anggaran yang kembali ditekan di bawah 3 persen akan cukup membebani sektor investasi.
"Kalau investasi ke depan tidak ada kepastian, stabilitas, saya harus jujur katakan saya tidak bisa jamin bisa sebaik 2022. Jujur ini," katanya.
Bahlil pun menyebut stabilitas adalah kata kunci untuk bisa mendukung pertumbuhan investasi pada tahun 2023.
"Menurut saya yang bisa selamatkan ekonomi kita di 2023 itu adalah stabilitas. Dan menurut saya ini kerjaan kita semua," imbuh Bahlil.
Baca juga: Di Komisi VI, Bahlil janji target investasi Rp1.200 triliun tercapai
Baca juga: Kementerian Investasi luncurkan fitur kemitraan dalam sistem OSS
Baca juga: Bahlil: Presiden Jokowi tidak menakut-nakuti soal resesi global 2023
Oleh karena itu, menurut Bahlil, yang paling utama harus dijaga adalah kepercayaan para investor melalui stabilitas di dalam negeri, utamanya pada tahun politik di 2023.
"Wait and see selalu terjadi di tahun politik. Sebagai mantan pengusaha, kita akan lakukan diversifikasi, investasi baru terjadi apabila ada trust (kepercayaan). Rata-rata dalam sistem politik kita, pemimpin baru atau yang sudah di ujung itu selalu wait and see akan terjadi di dunia usaha, kembali lagi persoalan trust," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Bahlil menyebut secara global, kondisi ekonomi pada 2023 akan penuh tantangan. Bahkan hampir semua lembaga mengatakan ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja. Terlebih dengan belum berakhirnya perang antara Rusia-Ukraina.
"Bahkan 16 negara yang jadi pasien IMF, belum ada yang keluar dari ICU. Yang antre ada 28 negara lagi. Perang Ukraina-Rusia kita belum tahu kapan akan selesainya. Indonesia juga kena di persoalan minyak. Kalau ditanya apa benar ketidakpastian global, 1.000 persen benar," katanya.
Khusus di dalam negeri, meski indikator perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan, Bahlil menyebut tahun 2023 akan menjadi pertarungan kepemimpinan. Menurut dia, hanya orang-orang yang punya pengalaman dan intuisi yang akan bisa memimpin negara dalam keadaan saat ini.
Bahlil juga menyebut tantangan investasi pada 2023 akan lebih berat karena meski ekonomi Indonesia diproyeksi akan baik-baik saja, tetapi defisit anggaran yang kembali ditekan di bawah 3 persen akan cukup membebani sektor investasi.
"Kalau investasi ke depan tidak ada kepastian, stabilitas, saya harus jujur katakan saya tidak bisa jamin bisa sebaik 2022. Jujur ini," katanya.
Bahlil pun menyebut stabilitas adalah kata kunci untuk bisa mendukung pertumbuhan investasi pada tahun 2023.
"Menurut saya yang bisa selamatkan ekonomi kita di 2023 itu adalah stabilitas. Dan menurut saya ini kerjaan kita semua," imbuh Bahlil.
Baca juga: Di Komisi VI, Bahlil janji target investasi Rp1.200 triliun tercapai
Baca juga: Kementerian Investasi luncurkan fitur kemitraan dalam sistem OSS
Baca juga: Bahlil: Presiden Jokowi tidak menakut-nakuti soal resesi global 2023
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: