Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Bencana banjir bandang kembali merendam sebagian wilayah Kecamatan Panggul yang ada di pesisir selatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu sehingga menyebabkan arus lalu lintas jalur selatan daerah itu putus atau lumpuh beberapa jam.

Informasi dari Tim Reaksi Cepat (TRC) setempat, banjir bandang terjadi akibat luapan air Sungai Karang sehingga menggenangi jalan nasional serta pemukiman dan areal persawahan di sekitarnya.

Tidak ada korban jiwa, luka ataupun kerusakan berarti akibat banjir tersebut.

Namun banjir yang melanda sejak pukul 12.30 WIB dilaporkan telah menyebabkan arus lalu lintas macet dari dua arah. Baik dari arah Kabupaten Pacitan yang melalui JLS, maupun sebaliknya dari arah Trenggalek menuju Pacitan.

Air sungai itu meluap karena tidak mampu menampung debit air yang meningkat akibat tingginya curah hujan. Apalagi sungai itu menjadi muara dua sungai di atasnya, sehingga jika hujan deras lokasi itu kerap dilanda banjir luapan," kata anggota TRC Kecamatan Panggul, Sumarsono.

Selain berdampak terhadap arus lalu lintas kendaraan, banjir 'musiman' itu juga sempat menggenangi belasan rumah warga, sebuah toko waralaba modern hingga halaman Mapolsek Panggul.

"Namun tidak sampai terjadi antrean kendaraan panjang. Air juga sempat masuk ke beberapa rumah warga. Sekitar pukul 12.30 WIB banjir, tapi sekitar pukul 15.00 WIB air sudah surut dan jalan itu sudah bisa dilalui dengan normal," tuturnya.

Meskipun sudah dapat dilalui, pengguna jalan diimbau untuk waspada saat melintas karena kondisi jalan yang licin akibat banjir.

Selain itu, jika wilayah tersebut kembali diguyur hujan, dampak potensi banjir luapan tidak menutup kemungkinan bakal kembali melumpuhkan jalan raya antardaerah tersebut.

Dari catatan di lapangan, sebelumnya lokasi itu juga dilanda banjir luapan pada 26 September 2022.

"Untuk itu kami imbau kepada pengguna jalan untuk selalu berhati-hati dan waspada saat melintas," katanya.

Selain wilayah Kecamatan Panggul, dia wilayah pesisir selatan Trenggalek sebelumnya juga dilanda banjir bandang, yakni di wilayah Kecamatan Munjungan dan Watulimo.

Banjir lebih besar dan berskala luas bahkan sempat terjadi dan menerjang 30 desa di lima kecamatan yang ada di wilayah dataran yang dipicu curah hujan tinggi.

Selain itu, dampak bencana hidrometeorologi itu juga menyebabkan 65 lokasi longsor di 23 desa dari 8 kecamatan pada 18 Oktober lalu.

Baca juga: Banjir landa Melawi-Kalbar, 170 rumah penduduk terendam