Pendidikan melestarikan air bersih harus diajarkan sejak dini
14 Desember 2022 12:40 WIB
Tangkapan layar - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ade Palguna di konferensi pers Mizuiku Teachers Guide, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (14/12/2022). ANTARA/HO.
Jakarta (ANTARA) - Pendidikan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, salah satunya air bersih, harus dilakukan sedini mungkin, kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ade Palguna.
"Peningkatan kapasitas dan perubahan sudut pandang akan lebih tertanam bila dilakukan sejak dini, pada anak-anak sekolah," kata Ade di Jakarta, Rabu.
Air adalah sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun bila alam tidak dilestarikan secara baik belum tentu ketersediaan air bersih bisa mencukupi kebutuhan penduduk bumi di masa mendatang.
Di sisi lain, kata Ade, belum semua orang punya kesadaran untuk menjaga kelestarian air bersih meski air merupakan unsur yang penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan keterampilan masyarakat agar bisa melestarikan air.
Ia menegaskan pendidikan tentang menjaga lingkungan ini tidak lepas dari peran para pendidik di sekolah yang juga harus mendapatkan ilmu untuk bisa menyebarkannya kepada para murid.
Senada, Direktur Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Muhammad Hasbi mengatakan para guru perlu mendapatkan pelatihan agar bisa memandu murid-muridnya dalam melestarikan air bersih dan lingkungan.
Lewat pelatihan tersebut, para ilmu bisa menjadi teladan dalam melestarikan lingkungan, mengajarkan, bahkan memotivasi para siswa untuk terlibat dalam mencintai dan menjaga lingkungan demi masa depan mereka.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan ketersediaan akses air bersih melalui pembangunan infrastruktur dengan teknologi baru akan mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur sumber daya air dengan teknologi baru menjadi salah satu agenda prioritas karena diyakini akan mampu meratakan pembangunan antardaerah yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini terdapat 2,4 miliar penduduk bumi yang sedang membutuhkan akses ke air air bersih dan sanitasi.
Baca juga: PMI dan Kemen-PUPR bantu sanitasi dan pipa air bersih di pengungsian
Baca juga: PAM Jaya bangun tandon air bersih di sembilan titik rawan air bersih
Baca juga: Srikandi PMI dikerahkan bantu penyaluran air bersih ke pengungsian
"Peningkatan kapasitas dan perubahan sudut pandang akan lebih tertanam bila dilakukan sejak dini, pada anak-anak sekolah," kata Ade di Jakarta, Rabu.
Air adalah sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun bila alam tidak dilestarikan secara baik belum tentu ketersediaan air bersih bisa mencukupi kebutuhan penduduk bumi di masa mendatang.
Di sisi lain, kata Ade, belum semua orang punya kesadaran untuk menjaga kelestarian air bersih meski air merupakan unsur yang penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan keterampilan masyarakat agar bisa melestarikan air.
Ia menegaskan pendidikan tentang menjaga lingkungan ini tidak lepas dari peran para pendidik di sekolah yang juga harus mendapatkan ilmu untuk bisa menyebarkannya kepada para murid.
Senada, Direktur Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek Muhammad Hasbi mengatakan para guru perlu mendapatkan pelatihan agar bisa memandu murid-muridnya dalam melestarikan air bersih dan lingkungan.
Lewat pelatihan tersebut, para ilmu bisa menjadi teladan dalam melestarikan lingkungan, mengajarkan, bahkan memotivasi para siswa untuk terlibat dalam mencintai dan menjaga lingkungan demi masa depan mereka.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan ketersediaan akses air bersih melalui pembangunan infrastruktur dengan teknologi baru akan mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur sumber daya air dengan teknologi baru menjadi salah satu agenda prioritas karena diyakini akan mampu meratakan pembangunan antardaerah yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini terdapat 2,4 miliar penduduk bumi yang sedang membutuhkan akses ke air air bersih dan sanitasi.
Baca juga: PMI dan Kemen-PUPR bantu sanitasi dan pipa air bersih di pengungsian
Baca juga: PAM Jaya bangun tandon air bersih di sembilan titik rawan air bersih
Baca juga: Srikandi PMI dikerahkan bantu penyaluran air bersih ke pengungsian
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: