Jakarta (ANTARA) - BUMD DKI Jakarta, Perumda PAM Jaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk memastikan target 100 persen cakupan layanan air minum perpipaan optimal pada 2030.

"Tidak boleh lagi swasta kelola air di Jakarta," kata Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin saat menyambut ratusan karyawan yang sebelumnya diperbantukan di mitra swasta di Jakarta, Rabu.

Ia mengungkapkan selama masa transisi merupakan pekerjaan yang tak mudah, dibutuhkan kekompakan dan dilakukan setulus hati.

"Kami bukan sekedar mengejar keuntungan, ada dampak sosial yang diberikan kepada masyarakat," imbuhnya.

Sebanyak 320 karyawan PAM Jaya sebelumnya diperbantukan di dua mitra swasta yakni Palyja dan Aetra melalui surat tugas ada 1 Februari 1998 selama jangka waktu 25 tahun.

Baca juga: Bank DKI fasilitasi rekening karyawan PAM Jaya eks Aetra dan Palyja

Nantinya, 320 karyawan tersebut "pulang kampung" ke PAM Jaya secara resmi pada 31 Januari 2023, setelah masa perbantuan berakhir.

Ia mengharapkan kompetensi, jaringan dan pengalaman para karyawan tersebut akan dibutuhkan untuk memastikan optimalisasi layanan dan target 100 persen cakupan air minum perpipaan di Jakarta pada 2030.

Mereka akan akan bergabung dengan 1.097 karyawan eks mitra swasta yang beberapa waktu lalu sudah direkrut PAM Jaya.

Eks karyawan dua mitra tersebut sebelumnya sudah menandatangani surat penawaran, pembukaan rekening Bank DKI, serta penerimaan Kartu BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan di Jakarta International Equesterian Park (JIEP) Pulomas, Rabu (7/12).

PAM Jaya menargetkan layanan air minum perpipaan di Jakarta mencapai 100 persen pada 2030.

Baca juga: PUPR: Kerja sama "bundling" PAM JAYA jadi uji coba KPBU

Saat ini, kondisi cakupan layanan air minum perpipaan DKI Jakarta baru mampu memenuhi cakupan layanan sekitar 65 persen masyarakat Jakarta.

Adapun kebutuhan air di Jakarta diperkirakan mencapai 26.100 liter per detik, sedangkan pasokan air baru ada sekitar 17 ribu liter per detik.

BUMD DKI ini mencatat sekitar 6,5 juta warga di Ibu Kota belum mengakses jaringan air perpipaan sehingga mereka menggunakan air tanah atau membeli air jerigen dengan harga yang mahal.

Nantinya, target 100 persen cakupan jaringan perpipaan di DKI itu akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Ada beberapa sumber air yang akan memenuhi cakupan 100 persen pada 2030 di antaranya dari Jatiluhur I, Buaran III, Karian-Serpong dan Juanda.

Baca juga: PAM Jaya bangun tandon air bersih di sembilan titik rawan air bersih