Yinchuan, China (ANTARA) - Di sebuah bar di Yinchuan, ibu kota Daerah Otonomi Ningxia Hui, China barat laut, para penggemar sepak bola menyaksikan pertandingan menarik dari Piala Dunia FIFA 2022.

Hal yang tidak diketahui oleh sebagian besar dari mereka adalah bahwa daerah mereka memiliki andil dalam menyukseskan turnamen tersebut, dengan rumput lapangan sepak bola di stadion-stadion Piala Dunia Qatar dirawat menggunakan teknologi irigasi yang dikembangkan oleh Universitas Ningxia.

Tidak seperti teknologi irigasi tetes atau irigasi curah biasa, teknologi itu menggunakan pipa air bawah tanah untuk merembeskan air secara merata dan mengalirkan air tepat ke akar rumput.

Selain itu, teknologi irigasi tersebut menggunakan tenaga angin dan matahari guna menghasilkan listrik dan mengalirkan air, serta menggunakan Internet of Things (IoT) untuk pengontrolan cerdas seluruh proses pengairan.

"Metode irigasi ini lebih hemat air dan tahan lama, dan kami memakai infiltrasi bawah tanah agar lebih cerdas dan efisien," kata Sun Zhaojun, seorang peneliti dari Universitas Ningxia.

Dalam beberapa tahun terakhir, sistem dan teknologi irigasi cerdas dan hemat air yang dikembangkan oleh Universitas Ningxia itu telah bertransformasi dan diterapkan di beberapa negara Arab, termasuk Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab, menurut universitas tersebut.

Menurut Sun, Pusat Transfer Teknologi China dan Negara-Negara Arab (China-Arab States Technology Transfer Center), yang didirikan pada 2015 di Ningxia, merupakan salah satu alasan utama mengapa teknologi ini mendunia.

"Pusat tersebut mendirikan beberapa subpusat dan platform kerja sama untuk kerja sama China-Arab, yang kondusif untuk transfer dan penerapan teknologi," kata Sun.

Sejak 2016, sebuah proyek yang berfokus pada transfer teknologi serta kerja sama ilmiah dan teknologi antara China dan negara-negara Arab dikelola oleh pusat tersebut.

"Sejumlah program kerja sama telah dilakukan di beberapa bidang, seperti pembayaran elektronik lintas batas, teknologi irigasi cerdas dan hemat air, serta satelit penginderaan jarak jauh," kata Huang Ying selaku direktur pusat tersebut.

Selain itu, sejumlah laboratorium gabungan internasional dan pusat demonstrasi teknologi yang dapat diterapkan telah didirikan di berbagai negara, termasuk Oman dan Mesir, imbuh Huang.

Selama bertahun-tahun, China dan negara-negara Arab bergandengan tangan dalam upaya mewujudkan pembangunan bersama yang produktif melalui kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang.

Pada 2021, perdagangan antara China dan negara-negara Arab mencapai 330,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.661), melonjak 150 persen dibandingkan dengan yang tercatat 10 tahun silam. Pada tiga kuartal pertama 2022, perdagangan China-Arab mencapai 319,3 miliar dolar AS, naik 35,28 persen secara tahunan (year on year), menurut data resmi.