Jakarta (ANTARA) - Mahasiswa Indonesia Harry Patria berhasil meraih penghargaan data scientist terbaik se- Inggris di Maritime Innovation Week Hackathon beberapa waktu lalu.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, Harry berhasil lulus dan meraih master of scientist in data science dengan cum laude. Sekaligus pada saat itu juga dinyatakan berhak memperoleh beasiswa PhD penuh sebelum lulus magister

Pencapaian itu merupakan hasil belajar ulet, tekun dan disiplin yang dilakukan Harry, seraya menjalankan usahanya sebagai ahli data scintist.

Di kalangan media social, khususnya di LinkedIn, Harry dikenal ahli dalam data scientist, business strategist dan aktif berbagi inspirasi, pengalaman dan pengetahuan ke 50.000 lebih followersnya.

Sebelumnya dia juga telah menyelesaikan dua gelar magister dan satu gelar doktor di UI dengan beasiswa dan predikat cum laude, lulusan terbaik dan tercepat.

“Saya akan senantiasa belajar, terus bekerja dan berkarya membangun usaha di sela mengajar di empat Universitas di Indonesia secara virtual sejak lulus PhD tahun 2020,”kata dia lagi.

Sejak 2021, Harry melanjutkan studi magister di bidang yang paling dicari sejagat yaitu Data Science di Newcastle University. Berkat kegigihan dan ketekunannya, Harry menjadi salah satu dari 11 mahasiswa internasional yang berhak mendapatkan beasiswa master dari salah satu kampus elite yang tergabung dalam Russel Group, semacam Ivy League di Amerika.

Kendati masih menjalani studi di Inggris, Harry aktif memberikan dan membantu perusahaan di Indonesia dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan data analitis. Setiap hari bahkan weekend melayani clients dari berbagai perusahaan besar di Indonesia untuk membangun predictive analytics.

“Jasa yang kami berikan antara lain, untuk memprediksi kerusakan mesin, prilaku konsumen, kompetitor, demand forecasting, segmentasi konsumen, prediksi sales dan fraud," tambah Harry.

Dalam menjalani bisnis, dia mengkaryakan sejumlah anak bangsa, sebagian ekspatriat teman belajarnya di Inggris. Mereka ahli dan dalam menggunakan coding paling mutakhir berbasis Python, R serta mengintegrasikan insights melalui Power BI dan Tableau, BI tools terbaik dalam beberapa dekade saat ini.

Berbekal ilmu yang dikuasainya, Harry telah membangun lebih dari 50 use cases predictive analytics di clients, meluluskan 300 lebih eksekutif di masterclass serta menjadi tenaga ahli di berbagai perusahaan melalui bendera Patria&Co.

Dalam membangun usaha, Patria &Co menghindari model startup yang mana modal uang besar untuk dikucurkan. Menurut Harry, usaha yang ia bangun berbeda sekali dengan startup yang mengandalkan financial capital dari investor.

“Saya fokus membangun usaha dengan intelectual capital, innovation, networking, customer intimacy dan personal branding,” kata Harry.

Harry menambahkan banyak anak bangsa yang mendalami yang bisa pemograman, namun tidak banyak yang memberikan dampak karena tidak memahami computational thinking, statistical thinking, domain field melalui tiga pillar data science yaitu computational skill, statistical skill dan business strategy.

Dalam menjalankan proyek, Harry tidak hanya mengerjakan apa yang diminta dengan data yang tersedia, namun menjalankan proyek sebagaimana riset PhD melalui underlying theory, frameworks, hypothesis, variables selection, modelling, evaluation serta interpretasi dan validasi. Dia juga sering menggunakan fixed method serta trianggulation untuk memvalidasi empirical findings dan analytical insights sebelum diterapkan dalam bentuk platform Graphical User Interface. ***

Baca juga: Inovasi robot kapal bawah air nirawak mahasiswa UI "runner up" KKCTBN