Tenun Gaya lakukan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan menenun
13 Desember 2022 17:01 WIB
Salah satu busana karya Wignyo Rahadi yang ditampilkan dalam acara peragaan busana di Jakarta, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi
Jakarta (ANTARA) - Perancang busana Tanah Air Wignyo Rahadi melakukan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan menenun yang dilakukan di sekitar workshop Tenun Gaya di Sukabumi.
"Dengan memberikan ketrampilan tangan seperti menenun, mereka menjadi produktif sehingga punya penghasilan untuk menambah perekonomian keluarganya," ujar Wignyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Hal itu sejalan dengan konsep keberlanjutan yang menjadi tema utama perhelatan peragaan busana SPOTLIGHT Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber.
Tenun Gaya mempersembahkan menampilkan koleksi terbaru dari desainer Wignyo, Elfi Lila, Sudarna Suwarsa, Weda Githa, Yufie Kartaatmaja, dan Yuliana Wu. Keenam desainer tersebut mempresentasikan koleksi ready to wear dengan sentuhan material tenun ATBM dari Tenun Gaya sesuai karakter desainnya masing-masing.
“Wastra Nusantara yang diaplikasikan menjadi busana ready-to-wear kontemporer sangat potensial untuk bersaing di pasar global karena memiliki keunikan yang tidak dipunya oleh negara lain. Sebagai bentuk komitmen untuk turut mengembangkan wastra Nusantara, Tenun Gaya mendukung sejumlah desainer untuk menampilkan karya dengan menggunakan wastra Nusantara dikombinasikan dengan tenun ATBM dari Tenun Gaya,” jelas dia.
Sementara Wignyo Rahadi menampilkan elegansi koleksi bertema “Golden Royal”. Hal itu sesuai konsep acara SPOTLIGHT Indonesia “Celebrating Diversity” yang mengangkat keragaman wastra dan budaya Indonesia, Wignyo menggunakan kain ATBM dengan inspirasi dari Sumatera Utara, yaitu motif Ulos dan Songket.
Songket dengan dominasi warna gold dipadankan secara apik dengan Ulos warna monokrom. Kain Ulos dan Songket dikombinasikan pula dengan tenun ATBM kreasi Tenun Gaya yaitu motif full-bintik untuk diaplikasikan dalam atasan berupa modifikasi kebaya dan blus dengan siluet A-line dan detail draperi serta dipadukan celana, rok, dan kain yang mewujudkan gaya busana kontemporer. Rumbai benang emas dari songket sutera pun dikreasikan sebagai ornamen.
"Kami terus berkomitmen mengupayakan pelestarian dan pengembangan wastra Nusantara sebagai inspirasi dari produk tenun ATBM Tenun Gaya, " jelas dia.
Baca juga: Khanaan hingga Tenun Gaya ramaikan Ramadhan Fashion Festival 2022
Baca juga: Ketua Persit Rote Ndao ajak anggota produktif dengan menenun
Baca juga: "Daur", koleksi sisa potongan bahan tenun dengan gaya artistik
"Dengan memberikan ketrampilan tangan seperti menenun, mereka menjadi produktif sehingga punya penghasilan untuk menambah perekonomian keluarganya," ujar Wignyo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Hal itu sejalan dengan konsep keberlanjutan yang menjadi tema utama perhelatan peragaan busana SPOTLIGHT Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber.
Tenun Gaya mempersembahkan menampilkan koleksi terbaru dari desainer Wignyo, Elfi Lila, Sudarna Suwarsa, Weda Githa, Yufie Kartaatmaja, dan Yuliana Wu. Keenam desainer tersebut mempresentasikan koleksi ready to wear dengan sentuhan material tenun ATBM dari Tenun Gaya sesuai karakter desainnya masing-masing.
“Wastra Nusantara yang diaplikasikan menjadi busana ready-to-wear kontemporer sangat potensial untuk bersaing di pasar global karena memiliki keunikan yang tidak dipunya oleh negara lain. Sebagai bentuk komitmen untuk turut mengembangkan wastra Nusantara, Tenun Gaya mendukung sejumlah desainer untuk menampilkan karya dengan menggunakan wastra Nusantara dikombinasikan dengan tenun ATBM dari Tenun Gaya,” jelas dia.
Sementara Wignyo Rahadi menampilkan elegansi koleksi bertema “Golden Royal”. Hal itu sesuai konsep acara SPOTLIGHT Indonesia “Celebrating Diversity” yang mengangkat keragaman wastra dan budaya Indonesia, Wignyo menggunakan kain ATBM dengan inspirasi dari Sumatera Utara, yaitu motif Ulos dan Songket.
Songket dengan dominasi warna gold dipadankan secara apik dengan Ulos warna monokrom. Kain Ulos dan Songket dikombinasikan pula dengan tenun ATBM kreasi Tenun Gaya yaitu motif full-bintik untuk diaplikasikan dalam atasan berupa modifikasi kebaya dan blus dengan siluet A-line dan detail draperi serta dipadukan celana, rok, dan kain yang mewujudkan gaya busana kontemporer. Rumbai benang emas dari songket sutera pun dikreasikan sebagai ornamen.
"Kami terus berkomitmen mengupayakan pelestarian dan pengembangan wastra Nusantara sebagai inspirasi dari produk tenun ATBM Tenun Gaya, " jelas dia.
Baca juga: Khanaan hingga Tenun Gaya ramaikan Ramadhan Fashion Festival 2022
Baca juga: Ketua Persit Rote Ndao ajak anggota produktif dengan menenun
Baca juga: "Daur", koleksi sisa potongan bahan tenun dengan gaya artistik
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: