Dolar ditutup menguat jelang data inflasi AS & pertemuan The Fed
13 Desember 2022 15:14 WIB
Ilustrasi - Mata uang Dolar AS (US Dollar). ANTARA/Erhan Demirtas via Reuters Conne/pri. (Erhan Demirtas via Reuters Conne/Erhan Demirtas)
Singapura (ANTARA) - Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Selasa sore, menjelang rilis data inflasi AS dan pertemuan terakhir Federal Reserve (Fed) tahun ini, dengan para investor menunggu untuk memperbarui prospek suku bunga.
Sebulan yang lalu kejutan kecil pada sisi negatif melepaskan gelombang pembelian obligasi dan penjualan dolar di tengah ekspektasi bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Angka-angka AS, yang akan dirilis pada pukul 13.30 GMT, akan menguji asumsi itu, sementara keputusan The Fed pada Rabu (14/12/2022) akan memberikan umpan balik yang cukup cepat dari pembuat kebijakan.
Dolar menguat 0,8 persen terhadap yen pada Senin (12/12/2022) dan stabil di 137,70 yen sepanjang sesi Asia pada Selasa. Dolar juga mempertahankan keuntungan versus dolar Australia di 0,6759 dolar AS.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi inti November akan stabil di 0,3 persen bulan ke bulan tetapi melihat moderasi dalam kecepatan tahunan, dengan harga utama diperkirakan 7,3 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Dolar dibuka menguat di Asia, pasar tunggu data IHK AS & pertemuan Fed
"Kesalahan di kedua arah dapat membuat pasar mengasumsikan reaksi lanjutan dari The Fed," kata Kepala Ekonomi dan Strategi NatWest Markets, John Briggs.
Dolar AS telah didukung oleh ekspektasi suku bunga yang tinggi dan meningkat karena Fed telah menaikkan suku bunga dana acuannya untuk melawan inflasi, membuat mata uang tersebut rentan terhadap penjualan jika inflasi tampaknya mereda.
Indeks dolar melayang di 105,01 pada Selasa sore, turun dari level tertinggi 20 tahun di 114,78 pada akhir September.
Proyeksi pasar untuk puncak suku bunga AS juga telah merosot, dengan pasar berjangka menunjukkan suku bunga dana Fed - saat ini ditetapkan antara 3,75 persen dan 4,0 persen - tetap di bawah 5,0 persen.
Baca juga: Rupiah melemah di tengah pasar menantikan rilis data inflasi AS
The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Rabu (14/12/2022), langkah menurun setelah empat kenaikan berturut-turut sebesar 75 basis poin.
Euro, sementara itu, stabil di 1,0539 dolar, begitu pula sterling di 1,2268 dolar. Franc Swiss berada di 0,9360 per dolar karena para pedagang mengamati pertemuan Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Swiss pada Kamis (15/12/2022).
Seperti The Fed, semuanya diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Kemudian pada Selasa, data tenaga kerja Inggris akan dirilis, serta survei kondisi dan sentimen bisnis Jerman.
Dolar Selandia Baru stabil di 0,6386 dolar AS. Yuan China sedikit tergelincir karena antusiasme tentang prospek pembukaan kembali COVID-19 China mulai goyah, meskipun Hong Kong melonggarkan beberapa pembatasannya.
Baca juga: Yuan setop keuntungan, tergelincir 181 basis poin jadi 6,9746/dolar AS
Sebulan yang lalu kejutan kecil pada sisi negatif melepaskan gelombang pembelian obligasi dan penjualan dolar di tengah ekspektasi bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. Angka-angka AS, yang akan dirilis pada pukul 13.30 GMT, akan menguji asumsi itu, sementara keputusan The Fed pada Rabu (14/12/2022) akan memberikan umpan balik yang cukup cepat dari pembuat kebijakan.
Dolar menguat 0,8 persen terhadap yen pada Senin (12/12/2022) dan stabil di 137,70 yen sepanjang sesi Asia pada Selasa. Dolar juga mempertahankan keuntungan versus dolar Australia di 0,6759 dolar AS.
Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan inflasi inti November akan stabil di 0,3 persen bulan ke bulan tetapi melihat moderasi dalam kecepatan tahunan, dengan harga utama diperkirakan 7,3 persen, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Dolar dibuka menguat di Asia, pasar tunggu data IHK AS & pertemuan Fed
"Kesalahan di kedua arah dapat membuat pasar mengasumsikan reaksi lanjutan dari The Fed," kata Kepala Ekonomi dan Strategi NatWest Markets, John Briggs.
Dolar AS telah didukung oleh ekspektasi suku bunga yang tinggi dan meningkat karena Fed telah menaikkan suku bunga dana acuannya untuk melawan inflasi, membuat mata uang tersebut rentan terhadap penjualan jika inflasi tampaknya mereda.
Indeks dolar melayang di 105,01 pada Selasa sore, turun dari level tertinggi 20 tahun di 114,78 pada akhir September.
Proyeksi pasar untuk puncak suku bunga AS juga telah merosot, dengan pasar berjangka menunjukkan suku bunga dana Fed - saat ini ditetapkan antara 3,75 persen dan 4,0 persen - tetap di bawah 5,0 persen.
Baca juga: Rupiah melemah di tengah pasar menantikan rilis data inflasi AS
The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Rabu (14/12/2022), langkah menurun setelah empat kenaikan berturut-turut sebesar 75 basis poin.
Euro, sementara itu, stabil di 1,0539 dolar, begitu pula sterling di 1,2268 dolar. Franc Swiss berada di 0,9360 per dolar karena para pedagang mengamati pertemuan Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Swiss pada Kamis (15/12/2022).
Seperti The Fed, semuanya diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Kemudian pada Selasa, data tenaga kerja Inggris akan dirilis, serta survei kondisi dan sentimen bisnis Jerman.
Dolar Selandia Baru stabil di 0,6386 dolar AS. Yuan China sedikit tergelincir karena antusiasme tentang prospek pembukaan kembali COVID-19 China mulai goyah, meskipun Hong Kong melonggarkan beberapa pembatasannya.
Baca juga: Yuan setop keuntungan, tergelincir 181 basis poin jadi 6,9746/dolar AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: