Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menekankan bahwa tahun politik menjelang Pemilu 2024 harus dikelola dengan pendekatan cinta kasih yang menitikberatkan pada perilaku politik baik dan terpuji.

"Pendekatan-pendekatan yang bersifat keras, kasar, bahkan adu domba hanya merugikan kita semua," kata Moeldoko saat menerima audiensi Pengurus Wilayah Aceh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia di Gedung Bina Graha, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut Moeldoko, demokrasi dan stabilitas harus berjalan seimbang dan dikelola dengan baik. Jika satu dari dua hal itu mendominasi, maka akan terjadi kesenjangan dan berpotensi memunculkan kerusuhan.

"Contohnya di Timur Tengah, ketika demokrasi dan stabilitas tidak terkonsolidasi dan terjaga, yang terjadi justru situasi yang tidak kondusif," kata Moeldoko.

Dia mengaku berpengalaman menghadapi berbagai dinamika menjelang tahun politik saat menjabat sebagai Panglima TNI pada 2013-2015.

"Saya berpengalaman menghadapi situasi seperti itu saat menjadi Panglima TNI," kata dia.

Moeldoko juga meminta kepada Jamaah Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia dan seluruh kalangan masyarakat untuk ikut berkontribusi menciptakan tahun politik yang kondusif dengan penuh cinta kasih.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh keterlibatan dan doa dari seluruh kalangan masyarakat," kata dia.

Indonesia akan menggelar Pemilu pada 14 Februari 2024 untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD periode 2024-2029 secara serentak. Selanjutnya, pemilihan kepala daerah juga akan digelar pada 27 November 2024.

Baca juga: KSP: Pengesahan RUU KUHP tonggak baru kemajuan Indonesia
Baca juga: KSP ingatkan soal potensi El Nino pada 2023 yang bisa gagalkan panen
Baca juga: Moeldoko diundang hadiri "National Prayer Breakfast" Washington 2023