Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjamin keandalan pasokan gas untuk kebutuhan industri pupuk di Indonesia pada tahun 2023.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan kemampuan pasokan gas tahun depan lebih tinggi dibandingkan tahun ini, karena proyek strategis nasional,Jambaran Tiung Biru yang dioperasikan Pertamina Cepu di Bojonegoro dan proyek MBA-MDH yang dioperasikan HCML di Madura, sudah onstream.

“Sebagai wujud dukungan terhadap kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gas domestik, kami memastikan pasokan gas untuk domestik pada tahun 2023 akan terpenuhi dan mendapatkan prioritas," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Pada tahun 2003 realisasi penyaluran gas untuk domestik sebesar 25 persen. Namun pada tahun 2021 angkanya telah meningkat menjadi 64 persen dan tahun ini sudah mencapai 69 persen.

Kurnia menjelaskan posisi pasokan gas untuk Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang dengan kebutuhan gas 190 MMSCFD dan Pupuk Kujang Cikampek dengan kebutuhan sebanyak 101 MMSCFD statusnya kini sudah terpenuhi.

Selanjutnya kebutuhan gas Petrokimia Gresik sebesar 141 MMSCFD, Pupuk Kalimantan Timur sebanyak 335 MMSCFD, dan Pupuk Iskandar Muda (PIM) 2 dengan kebutuhan 50 MMSCF statusnya juga sudah terpenuhi.

Baca juga: Menteri ESDM saksikan perjanjian jual beli gas industri pupuk

Sedangkan Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1 yang baru dilakukan re-aktivasi telah terpenuhi kebutuhan gasnya hingga Desember 2022. Pada kebutuhan gas tahun depan, PIM awalnya merencanakan melalui impor, namun harga gas internasional yang tinggi dapat membuat proyek menjadi tidak ekonomis.

Untuk itu berdasarkan neraca gas Indonesia pada tahun 2023, kebutuhan volume pasokan gas PIM 1 sekitar 55 MMSCFD dapat dipenuhi dari potensi uncommitted kargo tahun depan yang bisa digunakan antara lain untuk memenuhi kebutuhan gas PIM 1 yang berkisar lima kargo.

Jumlah uncommitted kargo tersebut belum termasuk potensi tambahan pasokan gas dari Tangguh Train 3 yang akan melakukan proses decommissioning pada awal tahun depan.

“Sebelumnya pada saat pabrik PIM 1 dilakukan pengujian re-aktivasi tahun ini, kami telah memenuhi kebutuhan pasokan gas saat itu sesuai pengajuan yang diberikan kepada SKK Migas sebesar dua kargo. Jika tahun 2023 membutuhkan gas, (permintaan itu) dapat dipenuhi dari uncommitted kargo karena uncommitted kargo masih lebih besar dibandingkan kebutuhan PIM 2," jelas Kurnia.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa pemenuhan pasokan gas tersebut tentunya akan bergantung kepada harga dan juga penjadwalan yang akan segera dibahas setelah manajemen PIM menyampaikan secara resmi kepada SKK Migas.

Baca juga: Pupuk Iskandar Muda pastikan beroperasi normal, pasokan gas aman