Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah seiring pelaku pasar yang menunggu rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat.

Rupiah pagi ini melemah 35 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.618 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.583 per dolar AS.

"Awal pekan ini rupiah mungkin masih berpeluang melemah terhadap dolar AS karena pasar menunggu data dan event penting pekan ini yaitu data inflasi konsumen AS bulan November dan pengumuman kebijakan suku bunga acuan AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut Ariston, meskipun belakangan muncul ekspektasi bahwa The Fed bakal mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya, tapi serangkaian data ekonomi AS yang lebih bagus dari proyeksi mendorong pelaku pasar mewaspadai perubahan ekspektasi tersebut.

"Data inflasi konsumen AS yang dirilis hari Selasa malam memberikan petunjuk kemungkinan kebijakan yang akan dikeluarkan The Fed pada hari Kamis dini hari," ujar Ariston.

Baca juga: Bank-bank besar AS peringatkan resesi karena inflasi rugikan konsumen

Pada akhir pekan lalu, rilis data inflasi produsen AS untuk November terlihat lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal itu memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan oleh The Fed sekalipun dengan kecepatan yang lebih lambat.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Indeks harga produsen AS (IHP) naik 0,3 persen pada November, di atas konsensus 0,2 persen, untuk kenaikan secara tahunan 7,4 persen.

Hal itu meningkatkan kekhawatiran di antara para pelaku pasar bahwa laporan inflasi harga konsumen minggu ini yang keluar tepat sebelum keputusan suku bunga Fed Desember, juga bisa mengejutkan.
Baca juga: Airlangga: Inflasi RI terkendali di tengah tren inflasi tinggi global

Bank sentral AS berada di tengah-tengah siklus kenaikan suku bunga tercepat sejak 1980-an karena mencoba untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, tetapi Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bulan lalu bahwa bank tersebut dapat mengurangi laju kenaikan suku bunga segera setelah Desember.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah melemah ke arah Rp15.620 per dolar AS dengan potensi penguatan di level Rp15.550 per dolar AS.

Pada Jumat (9/12) lalu, rupiah ditutup menguat 38 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp15.583 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.621 per dolar AS.

Baca juga: Gubernur BI ingatkan RI perlu waspadai lima potensi risiko global