Lombok Timur (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) bersinergi mengembangkan biogas mikroalga di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat sebagai upaya percepatan peningkatan kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional.

"Peluncuran program biogas dengan mikroalga sudah dilakukan di Desa Bagek Payung, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur," PJS Vice President Downstream Research Technology and Innovation PT Pertamina Persero Ismal Gamar, di Kabupaten Lombok Timur, Minggu.

Ia mengatakan program tersebut juga melibatkan Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC), Pemerintah Provinsi NTB, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Ismal menjelaskan biogas makroalga merupakan hasil riset bersama antara Pertamina bersama IPB dan pemerintah daerah di NTB, untuk mengoptimalkan limbah-limbah nabati menjadi bahan bakar energi terbarukan.

"Dengan program biogas ini bisa bermanfaat bagi warga masyarakat, dan mudah-mudahan bisa menggugah warga masyarakat di sini, untuk lebih mengoptimalkan sumber daya alam yang mereka miliki," katanya.

Pertamina, kata dia, memiliki delapan inisiatif untuk mendorong transisi energi bersih dan ramah lingkungan. Delapan inisiatif tersebut dilakukan seiring dengan semakin besarnya tuntutan pemakaian energi rendah karbon di dunia.

Salah satu di antaranya, yaitu mengembangkan proyek biomass menjadi biogas dan bioethanol di Sei Mangkei. Dengan potensi besar mikroalga di perairan luas Indonesia, dan mampu memproduksi algae terbesar ke-3 di kawasan ekonomi Asia Pasifik.

Pertamina, lanjut Ismal, akan menjadikan mikroalga sebagai bahan untuk memproduksi biofuel. Pertamina telah berhasil mengembangkan fasilitas 5.000 liter microalga photobioreactor dan sedang berjalan untuk mencapai skala komersial budi daya dan produksi pada 2025.

"Oleh karena itu, maka Pertamina meluncurkan biogas dengan mikroalga di Lombok, NTB," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Unit Manajemen Program Kemitraan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB, Lalu Adi Gunawan mengatakan program biogas mikroalga Pertamina tersebut sejalan dengan visi program Gubernur NTB terkait net zero emission yang difokuskan di desa mandiri energi dengan target 60 persen.

"Jadi terobosan seperti ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bauran energi di desa, sudah 13 persen dan target kami dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sekitar 40 persen dan nanti akan ditingkatkan lagi sampai 60 persen," katanya.

Baca juga: BRIN: Manfaatkan mikroalga sebagai sumber pangan Indonesia
Baca juga: Guru besar IPB ungkap nilai ekonomi tinggi mikroalga
Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan mikroalga jadi bahan alternatif minyak goreng