Siem Riep (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan, Indonesia siap dan terus mempersiapkan diri untuk menyongsong pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) baik pada 1 Januari 2015 ataupun bulan Desember 2015.

"Memang perlu ada sosialisasi terus menerus kepada semua pemangku kepentingan di Tanah Air, tapi prinsipnya Indonesia siap jika itu diberlakukan," katanya di sela-sela Pertemuan ke-44 Menteri Ekonomi ASEAN di Siem Riep, sebuah kota wisata Kamboja yang terkenal dengan kompleks candi Angkor Wat yang bersejarah, Senin.

Penegasan itu disampaikan Mendag mengomentari adanya anggapan dari sejumlah pihak bahwa pemerintah dinilai masih belum siap untuk memasuki masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015 mendatang, terutama dengan kurangnya daya dukung infrastruktur yang memadai serta kurangnya daya saing.

Menurut dia, integrasi ekonomi bangsa-bangsa Asia Tenggara jangan hanya dilihat dari segi liberalisasi perdagangan dan investasi saja, tapi juga dari segi lain seperti pengembangan jiwa wirausaha, pemberdayaan usaha kecil dan menengah, serta pemberian akses keuangan kepada semua rakyat yang memerlukan.

Gita mengatakan, ASEAN berkomitmen untuk lebih bekerja keras guna mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Untuk mengecek sejauhmana kesiapan masing-masing negara diadakan pemantauan terhadap cetak biru AEC.

"Indonesia akan melakukan upaya maksimal dan memastikan pelaksanaan cetak biru AEC secara tepat waktu," katanya.

ASEAN mencatat sejak periode 2008 hingga Agustus 2012, tingkat pelaksanaan cetak biru AEC secara keseluruhan mencapai sekitar 70 persen. Dengan demikian, masih sekitar 30 persen lagi yang belum terlaksana.

Untuk itu, kata Gita, para pemimpin negara ASEAN sepakat memperkuat koordinasi nasional di masing-masing negara guna melaksanakan komitmen cetak biru AEC di berbagai kementerian dan lembaga.

Mendag juga mengatakan banyak PR yang harus dilakukan dalam mempersiapkan diri memasuki AEC. Pemerintah perlu terus menerus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperbaiki birokrasi yang menghambat investasi.

"Agar bisa masuk ke dalam pasar ASEAN, pemerintah harus memperbaiki masalah yang menghambat investasi," kata mantan Kepala Badan Kordinasi Penanamam Modal (BKPM) itu.

Ia mengatakan, Ketua BKPM Chatib Basri yang juga hadir dalam Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN akan mendiskusikan dengan para koleganya di ASEAN mengenai bagaimana hambatan-hambatan investasi itu bisa diatasi.

"Nanti tanya langsung kepada Kepala BPKM jurus-jurusnya," demikian Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

(A017)