Jayapura (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Wiliam Manderi mengatakan Provinsi Papua dan tiga provinsi baru berpotensi alami bencana hidrometeorologi. Memang hampir 60 persen wilayah di Tanah Papua masuk kategori rawan bencana hidrometeorologi sehingga masyarakat diminta waspada.

"Masyarakat harus waspada apalagi saat ini terjadi fenomena perubahan cuaca yang ekstrem," kata Manderi kepada Antara di Jayapura, Jumat.

Dari 29 kabupaten dan kota hanya Kabupaten Asmat yang belum memiliki BPBD sehingga pihaknya pihaknya berharap pemda setempat segera membentuknya agar bila terjadi bencana dapat segera menangani.

Baca juga: BPBD Papua Barat hadirkan metode Smart untuk cegah bencana

Baca juga: Rawan bencana, Kemensos diminta tempatkan lumbung sosial di Jayawijaya
Adapun bencana yang harus di waspadai itu antara lain tanah longsor, banjir dan tanah bergerak seperti yang terjadi di beberapa wilayah di kawasan pegunungan tengah.

Ketika ditanya tentang sudah dimekarkannya Papua menjadi empat provinsi, Manderi mengatakan hal itu tidak menjadi kendala karena hingga kini pihaknya masih memantau ke daerah-daerah yang sudah tidak lagi berada di wilayah Papua.

Hingga kini BPBD Papua masih melakukan pemantauan terdapat kabupaten-kabupaten yang saat ini sebetulnya sudah masuk dalam provinsi berbeda.

"Ketiga provinsi baru itu belum memiliki BPBD sehingga saat ini pihaknya masih terus menerima laporan dan memonitor daerah-daerah itu," ujar Kepala BPBD Papua William Manderi.

Sejak diresmikannya tiga provinsi baru, wilayah Provinsi Papua hanya Kota dan Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberamo Raya, Kepulauan Yapen, Waropen, Biak Numfor dan Kabupaten Supiori.*