Plan Indonesia: Dukungan kesetaraan gender harus diikuti aksi nyata
9 Desember 2022 20:21 WIB
Executive Director Yayasan Plan Indonesia Dini Widiastuti (kanan) dalam webinar Raise the Bar Learning Session Peringati 16 HAKTP dengan tema "Media Sosial: Ruang Aman Bagi Anak dan Perempuan", di Jakarta, Jumat (9/12/2022). (ANTARA/ Anita Permata Dewi)
Jakarta (ANTARA) - Executive Director Yayasan Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan dukungan terhadap kesetaraan gender perlu diikuti dengan adanya dorongan untuk melakukan aksi nyata.
"Dukungan terhadap kesetaraan gender itu belum tentu terus berkorelasi positif dengan betul-betul melakukan audiensi dan advokasi-nya, ini yang masih terus harus didorong," kata Dini Widiastuti dalam webinar Raise the Bar Learning Session Peringati 16 HAKTP dengan tema "Media Sosial: Ruang Aman Bagi Anak dan Perempuan", di Jakarta, Jumat.
Dini Widiastuti mengatakan berdasarkan survei Raise the Bar, 98 persen responden menyatakan dukungannya terhadap kesetaraan gender.
Dia juga menambahkan dengan adanya pandemi COVID-19, kampanye kesetaraan gender ini sangat masif dilakukan di media sosial.
"Sejak beberapa tahun yang lalu sangat gencar sekali menggunakan media-media sosial ini untuk melibatkan lebih banyak lagi anak muda terutama yang perempuan," katanya.
Namun demikian, kampanye kesetaraan gender di media sosial masih menemui tantangan karena algoritma media sosial yang cenderung tidak inklusif karena hanya menghubungkan dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama.
"Kadang-kadang terkotak-kotak ya, yang kita lihat sepertinya pesannya itu lagi, itu lagi ya, kalau yang sudah jadi feminis dapatnya bahannya yang feminis lagi. Sementara yang enggak, ya enggak, begitu kan," katanya.
Oleh karena itu pihaknya menekankan pentingnya strategi untuk mengkampanyekan kesetaraan gender agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
"Seberapa jauh sih kita being inclusive, mengajak teman-teman yang enggak ada di dalam lingkaran, mesti dicari strateginya bagaimana itu bisa seperti itu, mungkin secara bahasanya, medianya," kata Dini Widiastuti.
Baca juga: Menteri Bintang: Deklarasi G20 alami kemajuan signifikan
Baca juga: Kemen PPPA buat pedoman kesetaraan gender perempuan di ranah digital
"Dukungan terhadap kesetaraan gender itu belum tentu terus berkorelasi positif dengan betul-betul melakukan audiensi dan advokasi-nya, ini yang masih terus harus didorong," kata Dini Widiastuti dalam webinar Raise the Bar Learning Session Peringati 16 HAKTP dengan tema "Media Sosial: Ruang Aman Bagi Anak dan Perempuan", di Jakarta, Jumat.
Dini Widiastuti mengatakan berdasarkan survei Raise the Bar, 98 persen responden menyatakan dukungannya terhadap kesetaraan gender.
Dia juga menambahkan dengan adanya pandemi COVID-19, kampanye kesetaraan gender ini sangat masif dilakukan di media sosial.
"Sejak beberapa tahun yang lalu sangat gencar sekali menggunakan media-media sosial ini untuk melibatkan lebih banyak lagi anak muda terutama yang perempuan," katanya.
Namun demikian, kampanye kesetaraan gender di media sosial masih menemui tantangan karena algoritma media sosial yang cenderung tidak inklusif karena hanya menghubungkan dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama.
"Kadang-kadang terkotak-kotak ya, yang kita lihat sepertinya pesannya itu lagi, itu lagi ya, kalau yang sudah jadi feminis dapatnya bahannya yang feminis lagi. Sementara yang enggak, ya enggak, begitu kan," katanya.
Oleh karena itu pihaknya menekankan pentingnya strategi untuk mengkampanyekan kesetaraan gender agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
"Seberapa jauh sih kita being inclusive, mengajak teman-teman yang enggak ada di dalam lingkaran, mesti dicari strateginya bagaimana itu bisa seperti itu, mungkin secara bahasanya, medianya," kata Dini Widiastuti.
Baca juga: Menteri Bintang: Deklarasi G20 alami kemajuan signifikan
Baca juga: Kemen PPPA buat pedoman kesetaraan gender perempuan di ranah digital
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: