Perusahaan kapal berminat investasi kembangkan industri maritim di NTB
9 Desember 2022 10:13 WIB
Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami (kanan), bersama Ketua Dewan Pembina Iperindo Bambang Haryo (kiri), memberikan cenderamata kepada Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi NTB H Wirawan Ahmad (tengah), dalam Rapat Kerja Nasional Iperindo, di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (8/12/2022). ANTARA/Awaludin/aa.
Lombok Barat (ANTARA) - Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) berminat untuk berinvestasi mengembangkan industri maritim di Nusa Tenggara Barat guna mendukung kemajuan ekonomi di provinsi tersebut.
"Ada potensi-potensi peluang bisnis, baik itu secara investasi maupun secara pengembangan industri wisata bahari di daerah," kata Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami dalam rapat kerja nasional Iperindo di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Jumat.
Ia mengatakan kemungkinan untuk mengembangkan industri maritim di NTB, baik sektor hulu atau hilir karena di provinsi ini sudah ada beberapa pelabuhan dan kapal-kapal penyeberangan.
Baca juga: PAL Indonesia luncurkan Transformasi Industri Maritim 4.0
Sementara itu perusahaan galangan kapal yang ada di NTB, saat ini hanya dua dari total 204 perusahaan anggota Iperindo yang tersebar di seluruh Indonesia, namun sebagian besar di Pulau Jawa, dan Batam, sisanya di Sumatera, Kalimantan, dan Sorong.
"Insya Allah jumlah anggota akan terus berkembang hingga 300 perusahaan," ujar Anita yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia (ASSI).
Ketua Dewan Pembina Iperindo Bambang Haryo menambahkan industri perkapalan adalah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi. Tentu pihaknya juga menginginkan efek ekonomi industri maritim berkembang di NTB.
NTB, kata dia, sebagian besar wilayahnya adalah kelautan dan kepulauan, di mana tentu dibutuhkan kapal-kapal yang tidak hanya sebagai transportasi pariwisata dan sebagainya, tapi juga untuk perikanan.
"Perikanan di NTB luar biasa, lobster dan sebagainya ada di sini sehingga perlu didukung dengan satu teknologi yang dimunculkan dari industri maritim yang dikembangkan oleh Iperindo," katanya.
Baca juga: PAL Indonesia buka ruang bagi mahasiswa Unram belajar industri maritim
Pengusaha asal Jawa Timur itu juga melihat NTB bisa dikembangkan sebagai daerah industri maritim karena memiliki potensi yang sangat strategis, yakni berada di jalur strategis yakni Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), terutama pada ALKI II.
Jalur tersebut, merupakan jalur pelayaran internasional yang banyak dilintasi kapal asing, mulai dari Selat Makassar, Laut Sulawesi, hingga Selat Lombok.
"Jadi kapal-kapal yang melintas di jalur pelayaran itu bisa singgah di NTB, jika sudah waktunya untuk pemeliharaan," ujar Bambang yang juga pemilik Hotel Aruna Senggigi Lombok.
Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi NTB H Wirawan Ahmad juga sangat mengharapkan NTB dipilih menjadi salah satu lokasi pengembangan industri perkapalan, baik di hulu maupun di hilir.
Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Provinsi NTB sudah punya Peraturan Gubernur tentang Kawasan Inkubasi, di mana pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk mendukung pembukaan industri baru di NTB.
Selain itu, Pemerintah Provinsi NTB juga punya membangun gedung Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) di lahan sekitar 25 hektare untuk mendukung program pengembangan industrialisasi.
"Kami komitmen untuk membantu investor dalam hal perizinan," kata Wirawan.
"Ada potensi-potensi peluang bisnis, baik itu secara investasi maupun secara pengembangan industri wisata bahari di daerah," kata Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami dalam rapat kerja nasional Iperindo di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Jumat.
Ia mengatakan kemungkinan untuk mengembangkan industri maritim di NTB, baik sektor hulu atau hilir karena di provinsi ini sudah ada beberapa pelabuhan dan kapal-kapal penyeberangan.
Baca juga: PAL Indonesia luncurkan Transformasi Industri Maritim 4.0
Sementara itu perusahaan galangan kapal yang ada di NTB, saat ini hanya dua dari total 204 perusahaan anggota Iperindo yang tersebar di seluruh Indonesia, namun sebagian besar di Pulau Jawa, dan Batam, sisanya di Sumatera, Kalimantan, dan Sorong.
"Insya Allah jumlah anggota akan terus berkembang hingga 300 perusahaan," ujar Anita yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia (ASSI).
Ketua Dewan Pembina Iperindo Bambang Haryo menambahkan industri perkapalan adalah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi. Tentu pihaknya juga menginginkan efek ekonomi industri maritim berkembang di NTB.
NTB, kata dia, sebagian besar wilayahnya adalah kelautan dan kepulauan, di mana tentu dibutuhkan kapal-kapal yang tidak hanya sebagai transportasi pariwisata dan sebagainya, tapi juga untuk perikanan.
"Perikanan di NTB luar biasa, lobster dan sebagainya ada di sini sehingga perlu didukung dengan satu teknologi yang dimunculkan dari industri maritim yang dikembangkan oleh Iperindo," katanya.
Baca juga: PAL Indonesia buka ruang bagi mahasiswa Unram belajar industri maritim
Pengusaha asal Jawa Timur itu juga melihat NTB bisa dikembangkan sebagai daerah industri maritim karena memiliki potensi yang sangat strategis, yakni berada di jalur strategis yakni Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), terutama pada ALKI II.
Jalur tersebut, merupakan jalur pelayaran internasional yang banyak dilintasi kapal asing, mulai dari Selat Makassar, Laut Sulawesi, hingga Selat Lombok.
"Jadi kapal-kapal yang melintas di jalur pelayaran itu bisa singgah di NTB, jika sudah waktunya untuk pemeliharaan," ujar Bambang yang juga pemilik Hotel Aruna Senggigi Lombok.
Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi NTB H Wirawan Ahmad juga sangat mengharapkan NTB dipilih menjadi salah satu lokasi pengembangan industri perkapalan, baik di hulu maupun di hilir.
Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Provinsi NTB sudah punya Peraturan Gubernur tentang Kawasan Inkubasi, di mana pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk mendukung pembukaan industri baru di NTB.
Selain itu, Pemerintah Provinsi NTB juga punya membangun gedung Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) di lahan sekitar 25 hektare untuk mendukung program pengembangan industrialisasi.
"Kami komitmen untuk membantu investor dalam hal perizinan," kata Wirawan.
Pewarta: Awaludin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: