Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta warga Kota Pahlawan, Jatim, agar tidak asal mendaftar lalu membatalkan untuk berobat di dua RSUD milik pemkot melalui aplikasi e-health dengan tujuan agar tidak merugikan pasien lain.

Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat, mengatakan, saat mengecek pelayanan di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) pada Kamis (9/12), pihaknya menemukan ada 50 warga yang mengisi sistem pendaftaran pelayanan selama 30 hari penuh melalui e-health, namun tidak datang pada hari dan waktu yang telah ditentukan.

"Saya bilang kami bisa lihat itu lewat aplikasi, blokir orangnya. Ternyata diblokir itu ada 50 orang dan orangnya datang minta dibuka blokir. Saya minta (orang itu) untuk buat pernyataan, kalau saya tidak datang maka saya membatalkan. Kalau ternyata saya tidak datang dan tidak membatalkan, maka saya siap diblokir sampai satu bulan," kata Cak Eri.

Melalui pola tersebut, Cak Eri berharap, ke depan warga atau calon pasien tidak asal mendaftar lalu membatalkan. Sebab, kata dia, hal tersebut justru akan merugikan orang lain yang benar-benar ingin mendapatkan pelayanan di RSUD BDH.

Baca juga: RSUD Surabaya ganti rugi pasien Rp50 ribu untuk keterlambatan layanan

Baca juga: Wali Kota Surabaya inspeksi pelayanan kesehatan di RSUD Soewandhie


"Kalau dia mendaftar begitu, maka dia merugikan orang lain yang mau daftar nomornya jadi ke belakang. Nah ini apa, ayo sama-sama Surabaya ini guyub-rukun, jangan merugikan orang lain dengan pola yang kami buat, bayangkan kalau ini terjadi pada diri kita," ujar dia.

Cak Eri mengatakan, pihaknya akan kembali mengembangkan aplikasi e-health. Sebab, dari hasil evaluasinya di lapangan, sistem pendaftaran daring ini belum dilengkapi dengan barcode ketika tidak di-print oleh calon pasien.

"Ini lagi kami buat untuk barcodenya. Nah untuk (sementara) mempercepat itu, saya minta yang tugas di luar dengan name tagnya dia (pasien) dimasukkan, maka dia ada pilihan mana saja (poli atau dokter), kalau memang jamnya masuk itu diklik untuk mempercepat," kata dia.

Selain itu, Cak Eri juga berpesan kepada para pengunjung atau pasien yang datang agar dapat menyesuaikan dengan jam antrean karena beberapa kali menemui warga yang mendaftar antrean untuk mendapatkan layanan pukul 10.00 WIB namun datangnya pukul 06.00 WIB.

"Ini yang terjadi sehingga pelayanan jadi kacau, seakan-akan jadi lama. Tapi Alhamdulillah sekarang setelah ini dijalankan, posisinya jauh berkurang, maka jam 11.00 WIB sudah pada selesai, karena lebih teratur orangnya," kata dia.

Cak Eri juga menyarankan, agar manajemen RSUD BDH untuk memasang televisi di ruangan tunggu. Dengan begitu, warga yang datang tidak bosan saat menunggu giliran mendapatkan pelayanan.

"Sama dengan RSUD Dr Soewandhie, nanti RSUD BDH juga dikasih TV agar tidak stres saat menunggu," ujar dia.

Cak Eri juga meminta supaya ruangan di RSUD BDH dilakukan penataan dengan penambahan hiasan seperti di antaranya menyesuaikan jumlah kursi pengunjung serta pemasangan hiasan dinding.

"Sehingga ruangan ini akan jadi lebih luas, kami bisa berikan tulisan-tulisan atau hiasan dinding sehingga orang berobat akan merasa nyaman," kata Cak Eri.

Baca juga: RSUD dr Soetomo Surabaya terima ratusan pasien COVID-19