Jakarta (ANTARA) - Lembaga riset McKinsey & Company melihat terdapat potensi pembangunan bisnis baru yang signifikan di Indonesia.

Partner and Leader of Leap by McKinsey in Southeast Asia Vivek Lath menilai potensi tersebut berdasarkan beberapa hal, yaitu Indonesia merupakan tanah yang memiliki banyak peluang dan anugerah yang signifikan.

"Jika Anda berpikir tentang basis konsumen yang besar, memikirkan terkait dengan keberlanjutan, jaringan untuk keberlanjutan usaha, dan jumlah mineral yang besar," ungkap Vivek dalam "Virtual Media Roundtable" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Selain itu, saat ini ia mengatakan banyak perusahaan meluncurkan bisnis baru di berbagai segmen. Banyak pemain lama pun meluncurkan hal yang serupa terkait dengan energi terbarukan.

Demikian pula banyak petahana tradisional yang meluncurkan bisnis digital, sehingga pembangunan bisnis di Indonesia cukup memimpin di kawasan dan ada banyak perusahaan yang diluncurkan.

Senior Partner and Leader of Leap by McKinsey in Asia Nimal Manuel menambahkan, perusahaan dari segala jenis mulai dari keluarga konglomerat, organisasi swasta yang lebih kecil, hingga perusahaan milik negara berinvestasi secara material ke dalam pembangunan usaha baru di Indonesia.

Meski begitu, dirinya mengingatkan terdapat tantangan potensi resesi global yang kemungkinan mempengaruhi bisnis di Tanah Air.

"Jika mereka terkendala, maka kemampuan berinvestasi akan turun. Jadi yang kami temukan adalah perusahaan mulai melakukan dua hal secara bersamaan," ucap Nimal.

Menurutnya dua hal tersebut yaitu efisiensi dalam bisnis inti serta pembangunan usaha baru sehingga setelah dialihkan ke yang lain dapat membebaskan sumber daya untuk berinvestasi.

Baca juga: B20 Indonesia berupaya majukan pertumbuhan ekonomi yang inklusif

Baca juga: Pengamat: Bisnis logistik diprediksi naik hingga 20%