Jakarta (ANTARA) - PT Nusantara Regas, anak usaha Subholding Gas Pertamina, dan PT Pelindo Energi Logistik (PEL) menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pengembangan bisnis land bases LNG supply point di Tanjung Priok, Jakarta, dan kawasan lainnya.

Kerja sama tersebut mencakup pengembangan bisnis distribusi LNG untuk kebutuhan industri atau ritel dan pelayaran dengan land based supply point di Tanjung Priok.

Direktur Utama PT Nusantara Regas (NR) Harry Budi Sidharta dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyampaikan kebutuhan LNG bagi industri akan semakin berkembang sampai satu MMBTUD pada tahap awal yang sejalan dengan regulasi mengenai pembatasan emisi gas buang kapal dan dibukanya kawasan industri di Jawa, sehingga penyediaan terminal regasifikasi dan LNG filling station akan menjadi penting.

"Saat ini permintaan untuk bahan bakar kapal laut sampai dengan 6.000 m3 per minggu setara dengan satu kargo per tahun. Permintaan akan terus meningkat dengan makin banyaknya kapal laut berbahan bakar LNG yang sandar di Tanjung Priok. Sebagai gambaran, sampai dengan saat ini NR telah menjalankan usaha penyediaan gas hasil regasifikasi sampai dengan 240 MMBTUD dan akan meningkat sampai dengan 295 BBTUD," ujarnya.

Baca juga: Nusantara Regas bersinergi dengan PGN

Harry menjelaskan mulai masuknya kapal-kapal berbahan bakar LNG ke terminal Tanjung Priok dan terminal lainnya akan membuka ruang pengembangan bagi perusahaan dalam bisnis penyediaan bahan bakar bunker kapal.

Plt Direktur Utama PEL Wayan Mega Budiartha menambahkan kolaborasi NR-PEL merupakan sinergisitas BUMN di sektor energi dan logistik untuk penyediaan energi bersih yang lebih terjangkau.

MoU ini diharapkan bisa mendukung rencana Indonesia mencapai net zero emission, yang membutuhkan LNG sebagai bahan bakar perantara.

"Tantangan dan upaya penyediaan LNG untuk kebutuhan di daerah Jawa bagian barat di masa depan sangat menarik, mengingat kebutuhan yang terus meningkat. Keadaan ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk menangkap peluang usaha yang ada, sehingga terus aktif melakukan kerja sama dengan pihak-pihak potensial untuk pengembangan bisnis ke depan," jelas Harry.

Baca juga: Indonesia jajaki kerja sama pengembangan bisnis LNG dengan Amerika dan Jepang