“Budaya antikorupsi itu dimulai dari diri kita sendiri. Sudah selesai belum dengan urusan diri kita sendiri. Ada ukurannya dan tidak harus menjadi hebat dulu baru sudah selesai. Jika kita sudah selesai dengan diri kita sendiri, maka ketika kita ingin berbuat sesuatu yang sangat jelas dan tidak menimbulkan ketimpangan untuk kepentingan tujuan dari Kementerian ini dalam melayani masyarakat dan sekaligus menjaga ekologi laut kita,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada Talkshow Budaya Dalam Memupuk Semangat Integritas Antikorupsi di lingkungan KKP, Rabu siang (7/12/2022).
Menteri Trenggono meminta kepada jajarannya untuk fokus pada 5 program prioritas KKP untuk memastikan laut tetap sehat. Yaitu memperluas wilayah konservasi, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, menjaga wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terhadap potensi kerusakan, serta program bulan cinta laut.
“Integritas yang tinggi harus jadi budaya untuk mewujudkan lima program prioritas tadi yang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zaini Hanafi mengatakan talkshow dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) yang jatuh setiap tanggal 9 Desember. Tujuannya untuk membentuk budaya positif ASN KKP yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap pelaksanaan kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat,” tuturnya.
Hadir sebagai narasumber, Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi Kumbul Kusdwijanto Sudjadi meminta agar pegawai KKP memupuk semangat antikorupsi sedini mungkin untuk menghindari keinginan diri melakukan tindakan korup.
“Karena kejadian itu kita yang memilih. Kebanyakan setelah kejadian banyak orang ribut. Termasuk korupsi, itu adalah pilihan hidup. Hari ini tidak korupsi, belum tentu besok. Untuk itu perlu kita pupuk budaya antikorupsi,” paparnya.
Sementara itu, narasumber yang lain yaitu budayawan Sabrang Mowo Damar Panuluh mengatakan tanpa adanya integritas tidak ada satupun organisasi yang berjalan. Ibarat mobil, integritas seperti bagian mesin penggeraknya dan menjadi bagian dari budaya kerja yang harus dipatuhi bersama.
“Integritas tidak bersandar pada satu orang tapi dibangun atas kesepakatan bersama untuk menciptakan rules of the game yang dipatuhi pelakunya, yaitu manusia itu sendiri,” ungkapnya.
Sedangkan budayawan Sujiwo Tejo memaparkan bahwa ada tiga sifat manusia yang menghancurkan, yaitu kesombongan, dusta dan munafik. Menurutnya, hal inilah yang memicu manusia melakukan tindak korupsi. Untuk itu ia juga mengajak agar manusia bisa menekan seluruh ego yang bisa melunturkan integritas tersebut.