Dispar optomistis wisata di DIY tetap bergeliat pada 2023
7 Desember 2022 20:40 WIB
Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardyanto menjawab pertanyaan awak media saat konferensi pers di sela webinar "Yogyakarta Tourism Outlook 2023" di Yogyakarta, Rabu (7/12/2022) (ANTARA/Luqman Hakim)
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis aktivitas pariwisata di wilayah setempat tetap bergeliat meski menghadapi ancaman resesi ekonomi global pada 2023.
Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo saat konferensi pers di sela webinar "Yogyakarta Tourism Outlook 2023" di Yogyakarta, Rabu, meyakini para pelaku pariwisata di DIY mampu menghadapi tantangan ekonomi pada tahun depan berbekal pengalaman selama pandemi COVID-19.
"Belajar dari pandemi COVID-19 kita bisa menggunakan pola-pola yang sama seperti itu," kata Singgih.
Baca juga: Dispar DIY: Wisata malam di pantai selatan perlu segera dikembangkan
Untuk menghadapi tantangan ekonomi itu, menurut dia, para pelaku pariwisata perlu melakukan adaptasi secara cepat, menggencarkan inovasi, dan berkolaborasi.
Dengan menerapkan tiga hal tersebut, ia meyakini tren positif pariwisata di DIY akan tetap terjaga hingga 2023 kendati berbagai pihak memprediksi bakal terjadi resesi.
Seperti yang dilakukan saat pandemi, menurut Singgih, inovasi yang bisa dilakukan, misalnya dapat berupa diskon harga tiket, hingga membuat berbagai paket wisata.
"Kami akan lakukan inovasi-inovasi di samping juga teman-teman di destinasi juga kami dorong melakukan inovasi," kata dia.
Baca juga: Kunjungan wisatawan mancanegara hingga Oktober lampaui target
Mengacu data pertumbuhan ekonomi di DIY yang hingga semester III mencapai 5,8, menurut Singgih, menjadi indikator bahwa tren perekonomian termasuk aktivitas pariwisata di provinsi ini akan terus bergerak positif.
Di sisi lain, kata dia, jumlah wisatawan di DIY juga menunjukkan tren yang terus meningkat bahkan hampir sama dengan sebelum terjadi pandemi.
Merespons prediksi tantangan ekonomi 2023, Singgih justru mengimbau semua pihak untuk menggelorakan bahwa resesi tidak terjadi di Indonesia, dan khususnya Yogyakarta dan tetap aman dan nyaman dikunjungi.
"Sehingga orang (wisatawan) tidak takut berbelanja, kalau semua takut berbelanja maka akan terjadi resesi betulan," kata dia.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardyanto mengatakan bahwa wisatawan domestik akan menjadi sasaran utama para pelaku pariwisata di DIY pada 2023.
Untuk menggaet pasar domestik lebih, ia berharap aksesibilitas transportasi ke DIY bisa terus ditingkatkan.
Baca juga: Sandi bagikan kiat-kiat untuk pelaku UMKM hadapi resesi ekonomi 2023
Deputi Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY Harso Hutomo menuturkan meski pada 2023 diperkirakan terjadi resesi, daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di DIY menunjukkan tren positif.
"Pertumbuhan ekonomi kita tinggi. Untuk inflasi walaupun meningkat tapi dibanding beberapa negara lain, kita masih lebih baik," kata dia.
Selain itu, lanjut Harso, struktur kepariwisataan di DIY yang didominasi wisatawan domestik dapat menjadi penyangga ke depan manakala resesi memang terjadi.
"Jadi singkatnya, 2023 masih memberikan harapan yang jauh lebih baik walaupun kita tetap harus waspada," ujar dia.
Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo saat konferensi pers di sela webinar "Yogyakarta Tourism Outlook 2023" di Yogyakarta, Rabu, meyakini para pelaku pariwisata di DIY mampu menghadapi tantangan ekonomi pada tahun depan berbekal pengalaman selama pandemi COVID-19.
"Belajar dari pandemi COVID-19 kita bisa menggunakan pola-pola yang sama seperti itu," kata Singgih.
Baca juga: Dispar DIY: Wisata malam di pantai selatan perlu segera dikembangkan
Untuk menghadapi tantangan ekonomi itu, menurut dia, para pelaku pariwisata perlu melakukan adaptasi secara cepat, menggencarkan inovasi, dan berkolaborasi.
Dengan menerapkan tiga hal tersebut, ia meyakini tren positif pariwisata di DIY akan tetap terjaga hingga 2023 kendati berbagai pihak memprediksi bakal terjadi resesi.
Seperti yang dilakukan saat pandemi, menurut Singgih, inovasi yang bisa dilakukan, misalnya dapat berupa diskon harga tiket, hingga membuat berbagai paket wisata.
"Kami akan lakukan inovasi-inovasi di samping juga teman-teman di destinasi juga kami dorong melakukan inovasi," kata dia.
Baca juga: Kunjungan wisatawan mancanegara hingga Oktober lampaui target
Mengacu data pertumbuhan ekonomi di DIY yang hingga semester III mencapai 5,8, menurut Singgih, menjadi indikator bahwa tren perekonomian termasuk aktivitas pariwisata di provinsi ini akan terus bergerak positif.
Di sisi lain, kata dia, jumlah wisatawan di DIY juga menunjukkan tren yang terus meningkat bahkan hampir sama dengan sebelum terjadi pandemi.
Merespons prediksi tantangan ekonomi 2023, Singgih justru mengimbau semua pihak untuk menggelorakan bahwa resesi tidak terjadi di Indonesia, dan khususnya Yogyakarta dan tetap aman dan nyaman dikunjungi.
"Sehingga orang (wisatawan) tidak takut berbelanja, kalau semua takut berbelanja maka akan terjadi resesi betulan," kata dia.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardyanto mengatakan bahwa wisatawan domestik akan menjadi sasaran utama para pelaku pariwisata di DIY pada 2023.
Untuk menggaet pasar domestik lebih, ia berharap aksesibilitas transportasi ke DIY bisa terus ditingkatkan.
Baca juga: Sandi bagikan kiat-kiat untuk pelaku UMKM hadapi resesi ekonomi 2023
Deputi Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY Harso Hutomo menuturkan meski pada 2023 diperkirakan terjadi resesi, daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di DIY menunjukkan tren positif.
"Pertumbuhan ekonomi kita tinggi. Untuk inflasi walaupun meningkat tapi dibanding beberapa negara lain, kita masih lebih baik," kata dia.
Selain itu, lanjut Harso, struktur kepariwisataan di DIY yang didominasi wisatawan domestik dapat menjadi penyangga ke depan manakala resesi memang terjadi.
"Jadi singkatnya, 2023 masih memberikan harapan yang jauh lebih baik walaupun kita tetap harus waspada," ujar dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: