Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menilai selebrasi sujud syukur para pemain timnas Maroko usai mengalahkan timnas Spanyol dalam adu penalti dengan skor 3-0 pada Piala Dunia 2022 di Stadion Stadion Education City, Al-Rayyan, Qatar, Selasa (6/12).

"Sujud syukur mengandung makna penting betapa sebuah keberhasilan tidak akan bisa dicapai tanpa ridha dan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa," kata Cak Eri panggilan akrab Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Rabu.

Diketahui Maroko menang adu penalti atas Spanyol dengan skor 3-0 setelah laga berakhir imbang 0-0 sampai babak tambahan waktu. Kemenangan bersejarah tersebut tidak terlepas dari gagalnya tiga algojo Spanyol secara beruntun dalam mengeksekusi penalti.

Usai menang melawan Spanyol, Pemain Maroko Achraf Hakimi meninggalkan kawan-kawannya yang sedang bergembira merayakan kemenangan atas Spanyol. Begitu melihat ibundanya di tribun, dia berlari ke tepi lapangan, naik pagar pembatas, dan mencium ibundanya penuh takzim. Fotonya viral di mana-mana.

Baca juga: Maroko ke perempat final seusai singkirkan Spanyol lewat adu penalti

Hakimi lahir dari keluarga kelas pekerja. Ayahnya tukang jual koran, ibunya tukang cuci dan pembersih rumah. Dia memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa harapan sebuah bangsa bisa datang dari mana saja dan siapa saja.

Selain selebrasi Hakimi, selebrasi menarik dari Maroko adalah sujud syukur bersama. Dunia mengenal selebrasi sujud syukur pertama kali dari Mohamed Salah dan Sadio Mane di Liverpool. Keduanya juga dari Afrika. Salah dari Mesir dan Mane dari Senegal.

Menurut Cak Eri, tiada keberhasilan tanpa pertolongan Allah SWT. Manusia berikhtiar dan berharap dalam doa, Tuhan yang menentukan tentu saja.

"Keyakinan ini tentu berlaku untuk seluruh pemeluk agama," ujar dia. (*)

Baca juga: Portugal tantang Maroko di perempat final usai gasak Swiss 6-1