Warga terdampak awan panas guguran Semeru evakuasi barang dan ternak
7 Desember 2022 13:20 WIB
Muhammad Latif (jongkok di sebelah kanan) berusaha mengevakuasi sepeda motor yang kena terjangan awan panas guguran Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Rabu (7/12/2022). (ANTARA/Willi Irawan)
Lumajang (ANTARA) - Warga yang lingkungannya pada Minggu (4/12) terdampak awan panas guguran Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, berupaya mengevakuasi barang-barang yang tersisa dan hewan ternak yang selamat ke tempat aman pada Rabu.
"Saya mengevakuasi tiga sepeda motor, alat-alat pertukangan, dan sound system," kata Muhammad Latif (50), warga Dusun Kajar Kuning yang rumah dan tempat usahanya terdampak awan panas guguran (APG) Semeru.
"Semuanya habis akibat APG Semeru. Saya baru sebulan buka usaha mebel, kayu-kayunya habis," ia menambahkan.
Latif dan keluarganya mendapat hunian dari pemerintah pada 3 Desember 2022 dan berencana membersihkan hunian yang akan mereka tempati pada 4 Desember 2022 pagi.
"Namun, sore harinya rumah beserta isinya habis karena terjangan APG. Barang-barang tidak sempat kami pindahkan karena kami tidak tahu (Semeru akan mengeluarkan awan panas guguran)," kata Latif.
Awan panas guguran Semeru menghabiskan peralatan yang ada di rumah dan tempat usaha Latif.
"Dari Senin kemarin saya sudah mulai bongkar untuk mengambil barang meskipun sudah tidak bisa dipakai, seperti peralatan pertukangan, sound system. Seperti sepeda motor ini kan tidak bisa dipakai, tapi siapa tahu jika dijual ke tukang rongsokan masih bisa," katanya.
Latif menuturkan bahwa keluarganya semula berencana pindah ke hunian tetap yang disediakan oleh pemerintah pada 5 Desember 2022, tetapi takdir berkata lain.
Keluarga Latif dan warga sekitar Semeru yang lain menghadapi musibah. Lingkungan tempat tinggal mereka terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Selasa (6/12) pukul 18.00 WIB sebanyak 781 orang mengungsi di 21 lokasi untuk menghindari dampak awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari meminta warga mewaspadai banjir lahar dingin di daerah aliran sungai saat hujan yang mengguyur Gunung Semeru.
Status aktivitas Gunung Api Semeru saat ini berada di level IV atau awas. Warga diminta tidak melakukan aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan, dalam area sejauh 19 kilometer dari puncak gunung (pusat erupsi).
Baca juga:
BNPB: Pengungsi akibat APG Gunung Semeru bertambah 781 jiwa
Petugas bersihkan sisa material akibat APG Gunung Semeru
"Saya mengevakuasi tiga sepeda motor, alat-alat pertukangan, dan sound system," kata Muhammad Latif (50), warga Dusun Kajar Kuning yang rumah dan tempat usahanya terdampak awan panas guguran (APG) Semeru.
"Semuanya habis akibat APG Semeru. Saya baru sebulan buka usaha mebel, kayu-kayunya habis," ia menambahkan.
Latif dan keluarganya mendapat hunian dari pemerintah pada 3 Desember 2022 dan berencana membersihkan hunian yang akan mereka tempati pada 4 Desember 2022 pagi.
"Namun, sore harinya rumah beserta isinya habis karena terjangan APG. Barang-barang tidak sempat kami pindahkan karena kami tidak tahu (Semeru akan mengeluarkan awan panas guguran)," kata Latif.
Awan panas guguran Semeru menghabiskan peralatan yang ada di rumah dan tempat usaha Latif.
"Dari Senin kemarin saya sudah mulai bongkar untuk mengambil barang meskipun sudah tidak bisa dipakai, seperti peralatan pertukangan, sound system. Seperti sepeda motor ini kan tidak bisa dipakai, tapi siapa tahu jika dijual ke tukang rongsokan masih bisa," katanya.
Latif menuturkan bahwa keluarganya semula berencana pindah ke hunian tetap yang disediakan oleh pemerintah pada 5 Desember 2022, tetapi takdir berkata lain.
Keluarga Latif dan warga sekitar Semeru yang lain menghadapi musibah. Lingkungan tempat tinggal mereka terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Selasa (6/12) pukul 18.00 WIB sebanyak 781 orang mengungsi di 21 lokasi untuk menghindari dampak awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari meminta warga mewaspadai banjir lahar dingin di daerah aliran sungai saat hujan yang mengguyur Gunung Semeru.
Status aktivitas Gunung Api Semeru saat ini berada di level IV atau awas. Warga diminta tidak melakukan aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan, dalam area sejauh 19 kilometer dari puncak gunung (pusat erupsi).
Baca juga:
BNPB: Pengungsi akibat APG Gunung Semeru bertambah 781 jiwa
Petugas bersihkan sisa material akibat APG Gunung Semeru
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: