Warga terdampak Semeru berharap dapat modal dari pemerintah
7 Desember 2022 13:14 WIB
Muhammad Latif (jongkok sebelah kanan) saat mengevakuasi puing sepeda motor pascaterjangan Awan Panas Guguran (APG) di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Rabu (7/12/2022). ANTARA/Willi Irawan/am.
Lumajang (ANTARA) - Warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Muhammad Latif (50) berharap pemerintah memberikan modal setelah usaha mebelnya habis diterjang awan panas guguran (APG) Gunung Semeru pada Minggu (4/12) lalu.
"Saya baru sebulan buka usaha mebel, tapi sekarang semua habis diterjang APG Semeru. Barang-barang dan peralatan semuanya habis," kata Latif ditemui di puing rumahnya di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Rabu.
Dia mengaku bingung ke depan harus kerja apa karena semua alat kerjanya habis diterjang APG.
"Kalau kami soal harta memang sudah habis, tapi ke depannya kami mau kerja alat tidak ada, semua habis, uang juga tidak ada. Kalau ada uang sedikit buat beli alat," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Lumajang, kata Latif, baru memberikan hunian tetap (huntap) untuk keluarganya. Sementara untuk modal pihaknya belum mengetahui apakah akan mendapatkan atau tidak.
"Kami belum tahu apakah akan dapat modal dari pemerintah, karena belum ada pendataan. Sejauh ini baru dapat huntap di hari Sabtu (3/12) kemarin," ujarnya.
Latif mengaku memang sudah berencana pindah ke huntap pada Senin (5/112) lalu dan tetap membuka usaha di rumahnya sebelum Gunung Semeru memuntahkan Awan Panas Guguran (APG).
"Kami sudah bersihkan dan rencananya pindah ke sana (huntap). Sedangkan usaha memang berencana tetap di sini sebelum adanya bencana. Sementara di Huntap tidak ada tempat kalau mau buka usaha mebel," katanya.
Baca juga: BNPB: Pengungsi akibat APG Gunung Semeru bertambah 781 jiwa
Baca juga: Petugas bersihkan sisa material akibat APG Gunung Semeru
"Saya baru sebulan buka usaha mebel, tapi sekarang semua habis diterjang APG Semeru. Barang-barang dan peralatan semuanya habis," kata Latif ditemui di puing rumahnya di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Rabu.
Dia mengaku bingung ke depan harus kerja apa karena semua alat kerjanya habis diterjang APG.
"Kalau kami soal harta memang sudah habis, tapi ke depannya kami mau kerja alat tidak ada, semua habis, uang juga tidak ada. Kalau ada uang sedikit buat beli alat," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Lumajang, kata Latif, baru memberikan hunian tetap (huntap) untuk keluarganya. Sementara untuk modal pihaknya belum mengetahui apakah akan mendapatkan atau tidak.
"Kami belum tahu apakah akan dapat modal dari pemerintah, karena belum ada pendataan. Sejauh ini baru dapat huntap di hari Sabtu (3/12) kemarin," ujarnya.
Latif mengaku memang sudah berencana pindah ke huntap pada Senin (5/112) lalu dan tetap membuka usaha di rumahnya sebelum Gunung Semeru memuntahkan Awan Panas Guguran (APG).
"Kami sudah bersihkan dan rencananya pindah ke sana (huntap). Sedangkan usaha memang berencana tetap di sini sebelum adanya bencana. Sementara di Huntap tidak ada tempat kalau mau buka usaha mebel," katanya.
Baca juga: BNPB: Pengungsi akibat APG Gunung Semeru bertambah 781 jiwa
Baca juga: Petugas bersihkan sisa material akibat APG Gunung Semeru
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: