LPEI fasilitasi Desa Devisa Klaster Udang tingkatkan produksi
7 Desember 2022 10:15 WIB
LPEI memberikan alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang. (ANTARA/HO-LPEI)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank memfasilitasi para petambak di Desa Devisa Klaster Udang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
LPEI memberikan alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang.
Adapun alat produksi yang diberikan LPEI berjumlah 10 unit dengan penerima manfaat sebanyak 80 petambak. Kegiatan itu dihadiri secara fisik oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo beserta perwakilan Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Multi Fishes Bahari dan Alkautsar Bugeman Makmur.
"Kincir air yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi petambak dengan mengurangi potensi gagal panen udang karena jika satu kincir air rusak akan terdapat kincir air lainnya sebagai back-up, sehingga sirkulasi oksigen dalam tambak masih terjaga," kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi Gerald Grisanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia melanjutkan, melalui pemberian kincir air, Survival Rate (SR) udang dapat meningkat menjadi 80-90 persen dari sebelumnya di kisaran 70-80 persen. Harapannya, kapasitas produksi udang dapat meningkat sekitar 30 persen menjadi 40-60 ton dalam setiap siklus produksi.
Baca juga: LPEI tegas dukung penegakan hukum dan penerapan tata kelola yang baik
Ke depannya, LPEI akan terus melakukan pemantauan bersama PT Panca Mitra Multi Perdana sebagai mitra bisnis para petambak udang atas pendampingan Desa Devisa Klaster Udang yang telah dilakukan.
"Sebagai wujud dukungan untuk mengukuhkan ekspor nasional, LPEI akan giat memberikan pendampingan secara berkesinambungan melalui program Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Hal ini kami lakukan untuk menciptakan kepastian hasil panen petambak serta mengembangkan kapasitas dan daya saing produk," ujar Gerald.
Daerah Situbondo merupakan salah satu wilayah penghasil udang di Jawa Timur yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor terutama untuk udang vaname.
Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) yang tergabung di dalamnya sebanyak 20 petambak udang yang tersebar di empat kecamatan dan enam desa di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Program Desa Devisa merupakan salah satu program pelatihan LPEI yang diberikan kepada klaster penghasil komoditas unggulan yang memiliki potensi ekspor. Tujuan Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor dan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, LPEI juga terus menguatkan komitmennya untuk mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nasional.
Baca juga: LPEI-KJRI Guangzhou jalin kerja sama guna buka akses pasar ekspor
Baca juga: LPEI dukung ketahanan ekonomi dan ekspor pascapandemi
LPEI memberikan alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang.
Adapun alat produksi yang diberikan LPEI berjumlah 10 unit dengan penerima manfaat sebanyak 80 petambak. Kegiatan itu dihadiri secara fisik oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo beserta perwakilan Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Multi Fishes Bahari dan Alkautsar Bugeman Makmur.
"Kincir air yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi petambak dengan mengurangi potensi gagal panen udang karena jika satu kincir air rusak akan terdapat kincir air lainnya sebagai back-up, sehingga sirkulasi oksigen dalam tambak masih terjaga," kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi Gerald Grisanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia melanjutkan, melalui pemberian kincir air, Survival Rate (SR) udang dapat meningkat menjadi 80-90 persen dari sebelumnya di kisaran 70-80 persen. Harapannya, kapasitas produksi udang dapat meningkat sekitar 30 persen menjadi 40-60 ton dalam setiap siklus produksi.
Baca juga: LPEI tegas dukung penegakan hukum dan penerapan tata kelola yang baik
Ke depannya, LPEI akan terus melakukan pemantauan bersama PT Panca Mitra Multi Perdana sebagai mitra bisnis para petambak udang atas pendampingan Desa Devisa Klaster Udang yang telah dilakukan.
"Sebagai wujud dukungan untuk mengukuhkan ekspor nasional, LPEI akan giat memberikan pendampingan secara berkesinambungan melalui program Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Hal ini kami lakukan untuk menciptakan kepastian hasil panen petambak serta mengembangkan kapasitas dan daya saing produk," ujar Gerald.
Daerah Situbondo merupakan salah satu wilayah penghasil udang di Jawa Timur yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor terutama untuk udang vaname.
Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) yang tergabung di dalamnya sebanyak 20 petambak udang yang tersebar di empat kecamatan dan enam desa di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Program Desa Devisa merupakan salah satu program pelatihan LPEI yang diberikan kepada klaster penghasil komoditas unggulan yang memiliki potensi ekspor. Tujuan Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor dan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, LPEI juga terus menguatkan komitmennya untuk mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nasional.
Baca juga: LPEI-KJRI Guangzhou jalin kerja sama guna buka akses pasar ekspor
Baca juga: LPEI dukung ketahanan ekonomi dan ekspor pascapandemi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: