Jakarta (ANTARA) - Rusia tidak mengesampingkan kemungkinan untuk mengurangi produksi minyak secara moderat mengingat "situasi tidak menentu" yang disebabkan oleh keputusan Uni Eropa (UE) dan Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7) untuk membatasi harga minyak mentah Rusia, kata seorang pejabat senior pada Selasa (6/12).

"Minyak Rusia diminati di pasar dunia dan akan menemukan pembelinya ... Ya, mekanisme dan rantai logistik akan berubah sekarang. Namun demikian, kami tidak melihat tragedi apa pun di sini," ujar Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, yang bertanggung jawab atas urusan energi Rusia, kepada sejumlah wartawan.

Moskow tidak menerima batasan harga yang diberlakukan secara artifisial dan nonpasar, yang hanya akan menyebabkan penurunan investasi global, kelangkaan pasokan minyak, dan pada akhirnya kenaikan harga yang lebih besar lagi, ungkap Novak memperingatkan.

"Situasinya lebih menantang, tetapi kami akan terus menjual minyak menggunakan mekanisme asuransi baru, cara kerja sama baru antarperusahaan, dan sarana transportasi baru," katanya.

Negara-negara anggota UE pekan lalu menyetujui batasan 60 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.409) per barel pada harga minyak mentah lintas laut Rusia. Layanan asuransi, keuangan, dan layanan-layanan lain untuk pengiriman minyak Rusia akan dilarang jika bahan bakar itu dijual dengan harga lebih tinggi dari batasan tersebut.

Pada September, para menteri keuangan negara-negara G7 sepakat untuk memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia.